Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Ayo Beso Bareng

Meski Tua, Rela Jauh-jauh untuk 'Beso'

blokbojonegoro.com | Sunday, 30 September 2018 00:00

Meski Tua, Rela Jauh-jauh untuk 'Beso'

Reporter: Muhammad Qomarudin

blokBojonegoro.com - 'Ayo Beso Bareng Waranggono sak Kabupaten' yang tampil di Pendopo Malowopati Kabupaten Bojonegoro turut menyedot animo masyarakat Kota Ledre dari penjuru wilayah. Hal ini terbukti dengan kehadiran masyarakat bahkan dengan usia terbilang tua atau sudah bisa disebut kakek, yang mengaku sengaja datang hanya untuk melihat kesenian Tayub.

Parwi (56) adalah salah satunya. Dia sengaja datang jauh-jauh dari Desa Ngadiluhur, Kecamatan Balen demi melihat langsung Tayub di Pendopo. Meskipun sudah terbilang tua, dia tidak akan meninggalkan kesempatan emas itu untuk menonton kesenian Tayub secara langsung.

Bahkan semangat yang dimilikinya tidak kendor kendati sudah terbilang tua. Bahkan hal tersebut justru menambah motivasinya untuk menonton dan melestarikan Kesenian Tayub yang sudah mulai jarang dijumpai.

“Memang sudah hobi sejak kecil sehingga tidak bisa terbendung lagi, walaupun jaraknya lumayan jauh dari rumah,” ungkapnya sembari tertawa.

Meskipun hanya ikut menari dua nyanyian saja, ia mengaku sudah merasa sangat senang sekali. Sebab menurutnya, keseniaa Tayub sudah mulai jarang ada di desa-desa dan itupun ada ketika Suronan ataupun bersih-bersih desa atau nyadran (sedekah bumi).

Hal senada juga diungkapkan oleh Triman (55) asal Desa Sidodadi, Kecamatan Balen, menurutnya dengan ikut menari bisa menjadikan badan menjadi sehat. Sebab, menari seluruh tubuh ikut bergerak dan akhirnya berkeringat.

"Tadi itu menari dua lagu saja dan sudah lelah karena sudah tua, serta waktu juga hampir menunjukan tengah malam," ujar Triman kepada blokBojonegoro.com.

Triman mengungkapkan, ia berangkat ke Pendopo bersama sembilan teman lainnya yang notabenya sudah tua. Bahkan seluruh temanya yang ikut berangkat ke Pendopo juga ikut menari bersama dengan alunan musik dan nayian yang dilantunkan.

"Tadi berangkat kesini naik sepeda motor bersama teman-teman, dan mereka juga ikut menari bersama tadi," lanjutnya.

Dirinya juga berharap agar pemerintah terus melestarikan budaya nenek moyang yang hampir hilang ini. Hal itu terlihat banyaknya anak muda yang tidak suka dengan Tayub ataupun tidak mengerti kesenian tayub.

"Ini sudah bagus, kalau bisa diadakan festival ataupun lomba tari tayub agar lebih hidup lagi," harap pria yang menggunakan baju batik ini. [din/mu]

Tag : tayub, waranggono



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini