Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

9 Ciri Fisik yang Menandakan Kamu Kesepian...

blokbojonegoro.com | Thursday, 11 October 2018 07:00

9 Ciri Fisik yang Menandakan Kamu Kesepian...

Reporter: -

blokBojonegoro.com - Kesepian telah terbukti mengganggu fungsi tubuh dan kesehatan.

Misalnya, bisa memicu tekanan darah tinggi, masalah kardiovaskular, mengurangi imunitas, dan menimbulkan depresi.
Bahkan, kesepian telah dideklarasikan sebagai masalah kesehatan publik.

Nah, ada beberapa tanda fisik yang bisa kamu perhatikan dan sebenarnya menjadi tanda bahwa kamu merasa kesepian.

Meskipun -mungkin, seringkali kamu tidak menyadarinya.

1. Sering merasa lelah

Sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2011 mengaitkan kesepian dengan kebiasaan tidur, didefinisikan sebagai gangguan tidur yang mengganggu kebiasaan tidur normal.

Dengan kata lain, ketika kita tidak bisa tidur nyenyak di malam hari, kita akan terbangun secara kontinyu.

Waktu-waktu kita terbangun di malam hari bisa saja sangat sebentar, sehingga kita tak menyadarinya.

Namun, hal ini tetap saja membuat kita tak mendapatkan siklus tidur yang cukup.

Studi tersebut menyimpulkan, mereka yang kesepian cenderung tidur tidak senyenyak mereka yang merasa lebih terhubung dengan orang-orang di sekitarnya.

2. Banyak memikirkan materi

Materialisme dan kesepian juga dipercaya punya keterkaitan.

Sebuah studi melibatkan 2.500 partisipan selama enam tahun dan mengungkap, kesepian menyebabkan orang lebih sering pergi keluar dan membeli barang-barang.

Jadi, jika kamu tiba-tiba punya kebiasaan belanja di luar kebiasaan normal, mungkin saja kamu sebetulnya merasa kesepian.

3. Mandi terlalu lama

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di scientific journal "Emotion," para peneliti menemukan keterkaitan kehangatan sosial dan fisik.

Jika seseorang merasa "kedinginan" secara sosial alias kesepian, mereka akan cenderung mengisi kekosongan tersebut dengan kehangatan fisik dengan mandi air hangat.

Itulah mengapa mereka yang kesepian cenderung menghabiskan waktu lebih lama ketika mandi air hangat.

4. Tidak bisa berhenti nonton

Tendesi melakukan binge-watch (nonton maraton) bisa mengindikasikan beberapa hal, seperti kesepian, depresi, dan kurangnya kontrol diri.

Sebuah studi yang dilakukan di University of Texas di Austin menemukan, kesepian dan perilaku binge-watch punya sejumlah keterkaitan.

Mereka menemukan, semakin kesepian dan depresi seseorang, maka orang tersebut akan cenderung melakukan binge-watch.
Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengusir perasaan negatif yang ada.

5. Merasa lebih stres

Jika kamu merasa lebih stres dari biasanya, bisa saja kamu mengalami kesepian.

Menurut laman Psychology Today, individu yang merasakan kesepian cenderung merasakan stres dengan level yang lebih tinggi, bahkn ketika mereka sedang dalam kondisi rileks.

Jadi, jika dalam beberapa bulan terakhir kamu merasakan lebih stres daripada biasanya, ada kemungkinan kamu mengalami stres berlebih terhadap hal-hal kecil, misalnya kesepian.

6. Menghabiskan banyak waktu di media sosial

Sebuah studi menemukan, mereka yang banyak menghabiskan waktu di media sosial kerap dikaitkan dengan perasaan terisolasi dari lingkungan sosial.

Mereka yang menghabiskan waktu lebih dari dua jam sehari untuk media sosial punya kemungkinan merasakan kesepian dua kali lebih besar daripada mereka yang hanya menghabiskan waktu 30 menit atau kurang.

Meski begitu, penyebabnya masih belum jelas, apakah kesepian meningkatkan penggunaan media sosial atau media sosial yang meningkatkan perasaan kesepian.

"Meski begitu, dari situasi ini kita melihat adanya bukti, menggantikan hubungan di kehidupan nyata dengan media sosial cenderung membawa gangguan terhadap kehidupan."

Demikian kata Holly Shakya, asisten profesor di divisi kesehatan masyarakat global di University of California, San Diego kepada NPR.

7. Bergaul dengan orang-orang kesepian

Sebuah studi pada tahun 2010 mengungkap, kesepian bisa tersebar melalui proses menular. Jadi, meskipun kamu tidak merasa kesepian, lingkungan sosialmu bisa mengubahnya.

Dengan kata lain, jika kamu dikelilingi teman-teman yang merasa kesepian, kamu akan cenderung mengalami kesepian tersebut.
Menurut penelitian yang dipublikasikan pada Journal of Personality and Social Psychology, kita akan cenderung mengalami kesepian 52 persen lebih besar jika kita berhubungan dengan orang-orang yang juga kesepian.

8. Berat badan bertambah

Berat badan adalah efek samping yang umum terjadi ketika seseorang mengalami depresi.

Jadi, bukanlah suatu kejutan jika berat badan juga menjadi indikator kesepian.

Konselor kesehatan mental, Ashley Turner berbicara pada UnLonely Project bahwa kesepian adalah salah satu pemicu terbesar kelebihan makan.

Kita akan cenderung beralih ke makanan untuk merawat diri kita.

Padahal, ketika kita kesepian, hal yang sebetulnya kita idamkan bukanlah makanan melainkan interaksi personal, keintiman, cinta atau persahabatan, serta seseorang yang bisa kita ajak berbagi.

9. Sakit tak kunjung sembuh

Kesepian bisa berujung pada melemahnya sistem imun dan membuat kita mudah terserang demam atau virus penyebab penyakit lainnya.

Ini bisa menjadi siklus yang berbahaya. Sebab, berdiam diri di rumah karena sakit akan mengisolasi kita dari orang lain dan membuat perasaan kesepian itu semakin parah.

Sebuah studi dari UCLA menemukan, sistem imun orang-orang yang merasakan kesepian cenderung fokus pada bakteri ketimbang virus.
Artinya, mereka yang mengalami kesepian akan cenderung rentan terkena infeksi virus.

Kesepian juga bisa menjadi pemicu peningkatkan risiko penyakit jantung, arthritis, diabetes tipe 2, demensia, tekanan darah tinggi, dan inflamasi.

Bahkan, masalah lainnya terkait memori dan pembelajaran. Kesepian juga disebut memiliki risiko kesehatan lebih besar ketimbang merokok atau obesitas.

* Sumber: kompas.com

Tag : pendidikan, kesehatan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini