08:00 . PD IPHI Bojonegoro Layangkan Somasi ke Yayasan Persamu Terkait Pengelolaan Aset Islamic Centre   |   22:00 . Membangkitkan Membaca   |   21:00 . PD Aisyiyah Bersama Bappeda Bojonegoro Dorong Pengarusutamaan GEDSI dalam RPJMD   |   19:00 . Warga Napis Bojonegoro Kembali Ditandu, Karena Jalan Rusak   |   18:00 . Turnamen SMK Rigas Cup II 2025 Sukses Digelar, SMPN 1 Sugihwaras Raih Juara Pertama Voli   |   14:00 . Mengenal PKYB, Wadah Alumni Kange-Yune yang Mendukung Pemkab Bojonegoro dalam Ajang Duta Wisata   |   21:00 . Keberangkatan CJH Bojonegoro Diiringi Rintik Hujan   |   18:00 . Tergabung dengan Kloter 63 Lamongan, 120 CJH Bojonegoro Diberangkatkan   |   15:00 . Semangat TNI Cilik Bojonegoro, Dari Lapangan Latihan ke Podium Juara   |   13:00 . Polisi Buru Maling Ratusan BH di Bojonegoro   |   12:00 . Geger! Warga Bojonegoro Temukan Ratusan BH Wanita di Gedung Bekas Sekolah   |   10:00 . MWC NU Balen Gelar Bimtek Juleha Sambut Idul Adha 1446 H   |   21:00 . Inilah 15 Finalis Kange-Yune 2025   |   20:00 . Wakil Bupati Bojonegoro Berikan Santunan Korban Kecelakaan di Tawangmangu   |   19:00 . Puluhan Pelari Turut Bojonegoro Running Home Ajak Masyarakat Bergerak Menuju Indonesia Sehat   |  
Thu, 22 May 2025
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Penyebab dan Cara Mengatasi Anak yang Sulit Makan

blokbojonegoro.com | Friday, 02 November 2018 07:00

Penyebab dan Cara Mengatasi Anak yang Sulit Makan

Reporter: -

blokBojonegoro.com - Proses memberikan makan kepada anak bukan perkara mudah. Salah satu tantangan yang acapkali dihadapi adalah anak susah makan.

Dalam keterangan pers kepada Kompas.com, Nutricia Advanced Medical Nutrition mengungkapkan, dari riset yang dilakukan Lindberg tahun 1991 terungkap, 50 - 60 persen orangtua mengeluhkan masalah makan pada anak.

Studi di Chicago yang dilakukan Reau tahun 1996 menemukan ada sederet masalah perilaku makan yang paling sering dijumpai pada anak, seperti tidak selalu lapar saat jam makan, mencoba mengakhiri makan setelah beberapa suapan, atau pilih-pilih makanan.

Di sisi lain, masalah makan berdampak buruk terhadap kesehatan anak, seperti gangguan pertumbuhan, rentan terhadap infeksi, dan bahkan kematian.

“Tumbuh kembang anak sejak lahir sampai usia 2 tahun sangat pesat. Anak memerlukan pemberian makanan yang mengandung zat gizi mikro (protein, lemak, karbohidrat) dan makro (vitamin dan mineral) untuk mencapai tumbuh kembang optimal,” ujar dr Nur Aisiyah Widjaja, SpA(K).

Hal ini disampaikan dalam keterangan pers Bicara Gizi yang dilakukan Nutricia Advanced Medical Nutrition, Selasa (30/10/2018).

Aisyah melanjutkan, tidak hanya jenis makanan. Banyak yang belum paham bahwa pola pemberian dan perilaku makan juga berperan penting dalam menentukan masa depan anak.

Penelitian di Indonesia menunjukkan, masalah makan dapat diklasifikasikan menjadi inappropriate feeding practice, small eaters, dan parental misperception. 

Inappropriate feeding practice, merupakan masalah makan yang disebabkan oleh perilaku makan yang salah ataupun pemberian makanan yang tidak sesuai dengan usia anak.

Kemudian small eaters merupakan terminologi yang dipakai untuk anak dengan keluhan makan sedikit, sehingga status gizinya kurang.

Sedangkan food preference adalah terminologi yang dipakai untuk mencakup keluhan pilih-pilih makan atau penolakan terhadap makanan tertentu.

“Ketiga masalah ini seringkali disepelekan dan perlu mendapatkan intervensi karena dapat mempengaruhi asupan nutrisi dan kondisi kesehatan anak," kata Aisyah.

"Jika terjadi secara berkelanjutan, terlebih di usia optimal hingga dua tahun, anak terancam menderita malnutrisi yang berujung pada stunting."

Nah, untunglah ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah makan, yaitu mengetahui penyebabnya, evaluasi faktor dan dampak nutrisi, serta upaya perbaikan.

Pada inappropriate feeding practice, orang tua perlu memperhatikan jadwal, lingkungan dan prosedur pemberian makan.

Sedangkan pada kasus small eater, diperlukan penerapan aplikasi food rules yang benar, serta melakukan boosting kalori melalui makanan padat yang difortifikasi serta susu densitas kalori tinggi 0,9-1,2 kkal/ml atau densitas kalori 1,5 kkal/ml.

*Sumber: kompas.com

Tag : pendidikan, kesehatan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat