Rembuk Cerpen Aksaraya-SEC
Bedah Karya, Ibaratkan Penciptanya Mati
blokbojonegoro.com | Friday, 30 November 2018 18:00
Kontributor: Apriani
blokBojonegoro.com - Rembuk cerpen 'Menjadi Ya' karya Agus Salim di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Pintar, Jalan Pondok Pinang Nomor 13 blok F Sukorejo, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro berlangsung seru.
Pemantik rembuk cerpen, Zainul Muttakin memancing peserta dengan menganggap bahwa pencipta karya itu dimatikan, meskipun penulisnya juga hadir dalam acara tersebut. "Sehingga di rembuk cerpen ini, semua bebas untuk menilai karya kita bedah," ungkapnya.
Para peserta mahasiswa dari organisasi dan kampus di Bojonegoro memaparkan apa yang telah mereka dapatkan, setelah membaca cerpen yang dimuat di blokBojonegoro.com.
Salah satu peserta, Mike Zainul Milla mengaku cerpen yang dibahas ini, kategori tulis berat. Mahasiswi yang aktif di UKM Jurnalistik Sinergi IKIP PGRI Bojonegoro itu menanyakan, mengapa sosok Aku dalam cerpen dianggap orang berpendidikan dituntut untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi di sekitarnya.
Hal berbeda juga diungkapkan Bayu Aji. Mahasiswa Unigoro itu, menyanyangkan mengapa sosok Aku tidak bicara apapun atau melakukan pembelaan saat dirinya dihajar. Bahkan, hanya kata 'Ya' yang keluar dari sosok Aku, meskpun lebih dari 3 kali dihajar saat diinterogasi.
Pembahas Cerpen, Parto Sasmito menilai karya dari sisi ekstrinsik mengatakan, proses penciptaan karya itu menurutnya melalui tahapan-tahapan yang tidak hanya ada di angan-angan saja. Melainkan, kata pria yang juga Ketua Society Education Centre (SEC) itu, proses kreatif diawali dari pengalaman penulis maupun hasil observasi di lapangan. Sebab, ada data-data detail dan istilah serta penggambaran di dalam cerpen seakan benar-benar nyata.
Terpisah, pembahas cerpen dari sisi intrinsik, Chafidz Choirul Huda memancing peserta untuk memahami pelajaran apa yang bisa diambil serta tema apa yang diangkat dari cerpen yang sangat menarik ini.
"Sosok aku sebagai seorang terpelajar, dinilai mempunyai peranan lebih untuk masyarakat sekitar. Jika kita tarik dalam kehidupan, apa yang bisa dan telah kita berikan untuk masyarakat di sekitar kita?" tanya Chafizd.
Meskipun pencipta karya dianggap mati, namun di penutup rembuk cerpen, penulis, Agus Salim diberikan kesempatan untuk menyampaikan terkait karya yang dibedah hingga waktu azan Magrib itu.
Agus menceritakan, ide menulis cerpen berjudul 'Menjadi Ya', berangkat dari perjalanan bersama 3 orang ke Blora. Kemudian, dalam perjalan pulang mampir ke sebuah desa yang unik. Di sana, dirinya lebih dekat dengan warga yang bercerita terkait kondisi desa itu. Dari sanalah ide tulisan itu muncul.
"Saya sangat senang dan berterimakasih sudah membedah karya ini. Ketika karya sudah dilepas, penulis memang mati dan penilaian terserah kepada pembaca. Dan dari rembuk ini, semua bisa mengambil sudut pandang yang berbeda dan tak ada yang salah," ujar Agus. [ani/ito]
Tag : cerpen, sec, aksaraya, bojonegoro, rembuk
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini