12:00 . Ingin Tau ada Apa di D'Konco Cafe, Simak Info Lengkap Disini..!   |   11:00 . Daftar Sekolah atau Kuliah di Ponpes Attanwir, Simak Info Lengkap Disini..!   |   10:00 . Jemaah Haji Reguler Wafat Dapat Asuransi, Cek di sini Ketentuannya!   |   09:00 . Minggu Besok Jemaah Haji Bojonegoro Datang, Inilah Jadwal Lengkapnya   |   20:00 . Serapan APBD Bojonegoro 2025 Baru 21 Persen, Ini Penyebabnya!   |   19:00 . Andalan Kontingen Bojonegoro, Cabor Angkat Besi Sabet 11 Medali di Porprov Jatim   |   18:00 . Ayo..! Malam Mingguan Live Bareng Raka dan Bob   |   17:00 . Membludak, Pakai Payung di Acara IHM NU   |   16:00 . 9.000 Jamaah IHM NU Hadir di Pesen, Kecamatan Kanor   |   09:00 . Unugiri Bojonegoro Laksanakan Pelatihan Gamifikasi untuk Guru MA Islamiyah Malo   |   08:00 . Kemenag Bojonegoro Sambut 1 Muharram 1447 H dengan Semangat Peacefull Muharram   |   07:00 . PPKM Tak Sekadar Formalitas : MAN 2 Bojonegoro Dorong Inovasi dan Layanan Terbaik untuk Siswa   |   06:00 . Sambut Pergantian Tahun Hijriah, SMKN Sugihwaras Gelar Khotmil Quran Bersama   |   23:00 . Presiden Prabowo Resmikan Peningkatan Produksi Minyak Lapangan Banyu Urip yang Capai 30.000 BPH   |   13:00 . Bupati Bojonegoro dan Blora Bersama Presiden ExxonMobil Indonesia   |  
Sun, 29 June 2025
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Potensi Konflik, Posisikan Media jadi Jurnalisme Kebergaman

blokbojonegoro.com | Sunday, 20 January 2019 15:00

Potensi Konflik, Posisikan Media jadi Jurnalisme Kebergaman

Reporter: M. Yazid

blokBojonegoro.com - Maraknya kasus keberagaman dibeberapa daerah menjadi fenomena, apalagi memasuki tahun politik menjadi potensi konflik. Sehingga Serikat Jurnalis Untuk Keberagaman (Sejuk), berama AJI Surabaya, Kedutaan Besar Kanada dan Gusdurian memposisikan media menjadi jurnalisme kebergamaan.

Acara workshop bertema 'Jurnalisme keberagaman kawal proses politik' berlangsung Sabtu-Minggu (19-20/1/2019) di salah satu hotel di Surabaya, diikuti puluhan jurnalis dari beberapa daerah. "Melalui workshop ini ingin lebih menyemaikan ide jurnalisme beragaman," kata direktur Sejuk, Ahmad Junaidi kepada blokBojonegoro.com.

Jurnalis yang akrab dipanggil Alex Juanidi menuturkan, jurnalis damai itu harus dilakukan karena melihat banyak peliputan wartawan maupun media yang memojokan minoritas. Bahkan setahun terakhir memasuki proses tahun politik, adanya berita hoax, persekusi dan yang lainnya itu menjadikan perpecahan kelompok. Dipungkiri ataupun tidak, itu kontribusi dari wartawan yang membuat berita satu sumber saja.

"Permasalahan di akar rumput, ada tujuan politik diangkat media dan kemudian menyebar di medsos (media sosial). Sejuk bersama AJI, Gusdurian dan kedubes Canada mengingatkan bahaya ini, mengingat mendekati pilpres di tahun politik," tuturnya.

Alex Junaidi yang juga redaktur Jakarta Post menambahkan, Sejuk keliling Indonesia untuk menggelorakan jurnalisme keberagaman, Desember kemarin ke Ambon dan sebelumnya juga di Kalimantan Barat. "Yang paling mengkhawatirkan terutama media cyber, karena mengejar kecepatan dan klik tapi mengabaikan verifikasi," imbuhnya.

Padahal seharusnya berita yang ditulis harus seimbang, berpihak pada korban dan jangan menulis satu sumber, misalkan polisi dan yang lain dan menyerang saja. "Media cyber tidak hanya mengejar klik saja, tapi juga akurasi. Tapi ada media cyber yang menyejukkan tapi hitsnya tinggi sesuai penelitian," pungkas dosen salah satu kampus di Jakarta itu.

Beberapa materi workshop dua hari tersebut diantarajya prinsip kebebasan beragama, yang disampaikan Saidiman Ahmad selaku peneliti Saiful Munjani Research dan Consulting (SMRC) dan pernah menjadi host KBR60H/Tempo TV. Serta media dan perempuan : fakta dan tantangan, oleh Devi Asmarini selaku pimpinan redaksi Magdalene.co dan juga HAM, kebebasan beragama yang dipaparkan Daniel Awigra selaku manajer program advokasi HAM ASEAN Human Raights Working Group (HRWG).

Termasuk materi tentang jurnalisme keberagaman melawan politisasi SARA di Media sosial, diisi Andy Budiman selaku pendiri Sejuk yang sekaligus mantan editor Deutsche Welle, jurnalis SCTV dan pendiri KBR 68H. Materi terakhir, terkait dosa-dosa media dalam melaporkan isu agama dan panduan meliput isu keberagamana oleh Ahmad Junaidi yang juga editor The Jakarta Post dan Direktur Sejuk. [zid/ito]

Tag : media, jurnalisme, surabaya, sejuk



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

  • Saturday, 31 May 2025 08:00

    Warga Ngantulan Adakan Kerja Bakti

    Warga Ngantulan Adakan Kerja Bakti Agar saluran air menjadi lancar, warga Dusun Ngantulan RT.21/RW.006, Desa Bulu, Kecamatan Balen mengadakan kerja bakti yang dimulai pukul 07.00-10.00 Wib, Jumat (30/5/25)....

    read more

Lowongan Kerja & Iklan Hemat