Kontributor: Maulina Alfiyana
blokBojonegoro.com - Bengawan mati merupakan aliran air sungai Bengawan Solo yang putus dan kini airnya mengendap. Tempatnya berada di Desa Pilang, Kecamatan Kanor , Kabupaten Bojonegoro dan berseberangan dengan Desa Campurejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.
Salah satu sesepuh desa, Markum menjelaskan, konon pada tahun 1967 telah terjadi bencana banjir besar di wilayah Pilang dan sekitarnya, yang mengakibatkan sungai Bengawan yang awalnya mengalir seperti huruf U putus menjadi seperti huruf O. Hal itu membuat Desa Campurejo terputus seperti sebuah pulau yang di kelilingi Bengawan. Di lanjut pada tahun 1990 karena banyaknya endapan lumpur setelah banjir yang mengakibatkan Desa Campurejo gabung dengan Desa Pilang.
"Sejak itulah warga secara spontan menjuluki sebagai bengawan mati, hingga sekarang," ucapnya.
Dulunya bengawan mati tersebut di jadikan sebagai sumber mata air masyarakat Pilang dan sekitarnya, mulai dari mandi, mencuci pakaian, hingga di buat keperluan rumah tangga lainnya. Karena dulu masyarakat Pilang jarang yang punya sumur, maka bengawan mati di manfaatkan oleh masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
"Namun kini sudah tidak lagi, pasalnya dari warga sendiri sudah mempunyai sumur di rumahnya masing-masing," tambah laki-laki berusia 80 tahun tersebut.
Terpisah, salah satu perangkat desa, Syamsudin (51) menambahkan, sejak tidak lagi digunakan mandi dan berbagai keperluan lainnya di tahun 2000, kini bengawan mati tersebut di gunakan untuk pengairan sebagian sawah milik petani Pilang yang seluas 20 hektare. Serta dijadikan spot mancing favorit, dan rencananya bengawan mati tersebut akan di eksplore dan dijadikan sebagai wisata.
"Alhamdulillah selama ini, bengawan mati tersebut selalu mencukupi kebutuhan air serta membawa manfaat dan berkah bagi masyarakat," tuturnya. [lin/ito]
Loading...