Anak Rewel di Tengah Perjalanan Mudik, Bagaimana Mengatasinya?
blokbojonegoro.com | Sunday, 09 June 2019 07:00
Reporter: -
blokBojonegoro.com - Hari Raya Idul Fitri segera tiba. Masyarakat berbondong-bondong pulang ke kampung halamannya agar bisa berlebaran bersama keluarga di daerah asal. Sebagian masyarakat juga memanfaatkan waktu liburannya untuk bertamasya.
Dengan semakin siapnya infrastruktur jalan, semakin banyak pula masyarakat yang mudik ke kampung halaman dan bepergian menggunakan mobil pribadi.
Kemacetan pun perlu diantisipasi. Kemacetan kala mudik memang menguji kesabaran. Namun, bagi orangtua yang membawa anak kecil, kesabaran yang dibutuhkan haruslah lebih besar.
Nah, apa yang harus dilakukan orangtua jika anak rewel dalam perjalanan mudik?
Pendiri Parentalk ID, Nucha Bachri menekankan pentingnya afirmasi. Anak-anak harus diberitahu terlebih dahulu tentang tujuan mereka dan juga kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi di jalan.
Misalnya, lama perjalanan dan kemacetan yang mungkin dihadapi.
"Biar anak secara batin akan lebih siap dan lebih paham juga kalau ibu dan bapaknya lebih capek," kata Nucha di Jakarta beberapa waktu lalu.
Orangtua juga harus menyiapkan hal-hal apa yang kira-kira dibutuhkan anak sepanjang perjalanan. Misalnya, membawa bekal makanan dengan nutrisi lengkap. Sebab, seringkali anak malas makan ketika dalam perjalanan.
Persiapan lainnya adalah mainan. Orangtua tak perlu membawa semua mainan yang ada di rumah. Usahakan membawa mainan yang cenderung baru sehingga anak masih semangat memainkannya.
"Bukan mainan yang biasa dia lihat karena anak suka bosan," kata Nucha.
Ponsel seringkali juga menjadi andalan para orangtua untuk meredam anak yang rewel atau kebosanan di tengah perjalanan. Sebelum pergi, usahakan mengunggah beberapa video untuk disimpan di dalam ponsel.
Namun, jangan lupa untuk membatasi waktu penggunaan ponsel di perjalanan agar anak tidak pusing atau mual.
"Lalu yang penting ada alternatif, misalnya buku atau banyakin cemilan," tuturnya.
Nucha menambahkan, penting pula untuk menghitung durasi perjalanan yang akan ditempuh. Misalnya, dengan durasi perjalanan 8 jam, usahakan menyempatkan waktu beristirahat di tengah perjalanan untuk meregangkan badan dan cuci mata.
Namun, Nucha mengatakan terkadang orangtua dihinggapi kekhawatiran yang berlebihan. Anak-anak yang disangka akan rewel di perjalanan, kadang justru menikmati perjalanan yang ada.
"Kadang kalau berpikir anak rewel, di hari H justru enggak rewel. Kadang ketakutan kita menguasai ke-parno-an. Padahal pada hari H mungkin si anak justru santai saja," kata Nucha.
*Sumber: kompas.com
Tag : pendidikan, kesehatan
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini