Kuliah, Antara Kejar IPK dan Organisasi
blokbojonegoro.com | Friday, 04 October 2019 10:00
Kontributor: Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Wajah yang tampak ceria dan senyum ramah selalu diperlihatkan kepada semua orang. Hari-hari ia jalani dengan penuh semangat, tak pernah terlihat mengeluh apalagi berputus asa, meskipun di luar sana terkadang gadis seusianya lebih asyik dengan dunianya sendiri.
Justru dara ini terlihat sibuk mengikuti kegiatan, terlebih diantaranya menjadi anggota komunitas mahasiswa peduli disabilitas. Tanpa perasaan canggung sedikit pun gadis ini berkerumun di antara anak-anak penyandang disabilitas.
Ya ia adalah Audita Qurota Ainaini, yang saat ini masih aktif menjadi mahasiswa kedinasan STKS (Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial) Bandung.
Baginya menjadi mahasiswa sejatinya adalah agent of change (agen pembawa perubahan sosial bagi masyarakat). Agent of change di sini bukan hanya sekadar mengejar Indeks Prestasi Komulatif (IPK) tinggi, sebisa mungkin seorang mahasiswa harus menjalani keduanya.
"Tentu antara kuliah dan berorganisasi, masing-masing harus ditelateni dengan porsi yang seimbang, jangan sampai berat sebelah," kata Dita sapaan akrab Audita Qurota Ainaini.
Menurut gadis alumnus SMAN 1 Bojonegoro ini, IPK yang ada di ijazah akhir sarjana itu semua adalah beban yang harus dipenuhi dengan semaksimal mungkin saat masih aktif kuliah.
"Dengan nilai maksimal tentu menunjukkan bahwa seseorang itu benar-benar kuliah dengan sungguh-sungguh, selain itu ilmu yang saya dapat harus bermanfaat," jelasnya kepada blokBojonegoro.com.
Bagi Dita, ilmu yang telah didapat harus bisa berkontribusi kepada sesama, salah satunya seseorang bisa ikut dalam sebuah komunitas atau organisasi. Karena selain bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat, tentu dari kegiatan yang dilakukan itu juga ada unsur belajar. Karena sejatinya belajar itu tidak hanya di bangku perkuliahan tapi sangatlah luas.
"Belajar itu bukan hanya dibalik gedung atau sekadar presentasi di kelas, tetapi melalui organisasi itu juga kita belajar. Belajar menjalin relasi, belajar bertanggung jawab dan lain sebagainya," ucap dara manis ini.
Dalam sebuah organisasi, menurut Dita, seseorang digembleng agar lebih peka juga akan belajar memikul tanggung jawab lebih. Paling bagus adalah bisa mengatur waktu agar seimbang antara kuliah dan juga kegiatan di luar yang semuanya memiliki kontribusi plus bagi diri sendiri untuk masa depan. Seperti contoh di luar ia bisa belajar percaya diri berbicara di depan umum juga dirinya belajar lebih peka terhadap realitas sosial yang ada, karena manusia adalah makhluk sosial yang sejatinya membutuhkan sesama.
"Jadi antara IPK dan organisasi sama-sama harus pas porsinya, sehingga kedua bisa berjalan seimbang, dengan harapan diri ini terpupuk agar kedepannya selain berprestasi juga bisa bermanfaat untuk orang banyak," tutup Audita Qurota Ainaini. [liz/mu]
Tag : Audita Qurota Ainaini, mahasiswa, kuliah, organisasi, IPK
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini