Menengok Aktivitas Buruh Tanam di Awal Musim Penghujan
blokbojonegoro.com | Monday, 30 December 2019 08:00
Reporter: Herman Bagus
blokBojonegoro.com - Matahari terik bersinar, saat itu terlihat enam perempuan tengah beristirahat di pematang sawah Desa Trenggulunan, Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro.
"Lagi istirahat, nanti mulai lagi pukul 13.00 WIB," terang Sutiyem (57), buruh tanam padi, kepada blokBojonegoro.com, Senin (30/12/2019).
Semilir angin menemani mereka menyantap makan siang di tengah sawah nan hijau.Keenam perempuan tersebut adalah buruh tanam borongan.
"Saya sudah satu minggu bekerja tanam padi di sawah di sekitar desa sini saja, tidak pernah di desa lain," imbuhnya.
Berapa upah yang dia terima untuk sehari menanam padi di tengah teriknya matahari? Seorang ibu pun berseloroh dan menjawab sekitar Rp60.000-Rp70.000. Tergantung, apakah pemilik sawah menyediakan makanan atau tidak. Jika menyediakan biasanya dipotong Rp5.000.
"Kalau memakai makan Rp25.000, kalau tidak ya Rp30.000, itu untuk setengah hari dari pukul 06.00 WIB sampai sekitar pukul 11.00 WIB," jelasnya dalam bahasa Jawa.
Sebagian besar keseharian perempuan buruh tanam ini adalah ibu rumah tangga. Saat musim padi tiba mereka menerima tawaran borongan dari pemilik sawah untuk menanam padi.
Mereka menuturkan jika kebutuhan tidak akan bisa terpenuhi, karena keinginan bisa macam-macam dan ada-ada saja.
"Ya secukupnya, dicukup-cukupkan. Ana-anak saya dulu lulusan SMP, SMA. Yang terpenting cucu-cucu saya bisa kuliah," tutur Sutiyem sambil makan.
Jika musim menanam padi telah selesai mereka biasanya membantu suami mereka dengan menjadi ibu rumah tangga.
"Ya, apa saja nanti bisa saya kerjakanlah, yang penting halal," imbuhnya.
Saat mendapat borongan menanam padi, mereka bekerja mulai pukul 06.00 WIB hingga 16.00 WIB, dengan waktu istirahat satu jam di siang hari.
"Ini menu makan siangnya sambal, nasi, sama telur dadar, tahu, tempe, dan sayur lodeh," jelas Sutiyem kepada blokBojonegoro.com saat ditemui sedang beristirahat di galengan tengah sawah bersama kelima temannya.
Untuk makan siang, mereka mendapat jatah sendiri dari pemilik sawah.
Terik matahari siang itu tidak terasa sebab sepoi angin membuat siang di galengan sawah ini sejuk dan seolah bebas dari polusi udara.[her/lis]
Tag : Buruh tani, sawah
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini