Tak ada di Kayangan Api, Juru Kunci ternyata Terbaring Sakit
blokbojonegoro.com | Saturday, 04 January 2020 19:00
Reporter: Parto Sasmito
blokBojonegoro.com - Saat mengunjungi tempat wisata Kayangan Api di wilayah Perhutani yang dikelola Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, selain berfoto di sana, pengunjung ada juga yang ingin mengetahui secara langsung bagaiamana cerita tentang api abadi yang ada di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem ini.
Biasanya juru kunci Kayangan Api, Mbah Djuli, siap menemani dan menjelaskan kepada pengunjung tentang kayangan api dan tempat-tempat yang ada di lokasi wisata. Namun tak seperti biasanya, akhir-akhir ini Mbah Djuli tak ada di lokasi.
Saat blokBojonegoro.com menanyakan hal itu, informasi yang didapat, sekitar 2 Minggu ini Mbah Djuli sakit dan saat ini dirawat di rumahnya di RT16, RW 6 Dusun Mundu, Desa Sendangharjo, yang berjarak sekitar 5 Km jika lewat jalan gapura masuk lokasi wisata.
Saat blokBojonegoro.com mengunjungi kediamannya, harus melintasi jalan desa yang masih berupa paving dengan lebar sekitar 3 meter. Saat hujan, harus berhati-hati karena jalannya lincin dan beberapa masih ada genangan.
Rumahnya tampak sederhana, lantai masih tanah, bangunan rumah setengah tembok dan papan. Di ruang tamu, tampak Mbah Djuli berbaring di tempat tidur yang diberi selambu bercorak bunga warna pink. Di sampingnya ada istrinya, Sumiyati serta putranya, Supiyanto sedang menjaga dan melayani Mbah Djuli. Sesekali juga menawarkan makanan kepada Mbah Djuli.
"Sudah 2 Minggu ini bapak sakit," kata istri Mbah Djuli, Sumiyati. Sabtu (4/1/2020).
Putra Mbah Djuli, Supiyanto menambahkan, sekitar 2 minggu lalu, bapaknya masih sehat dan beraktifitas seperti biasa. Namun pagi hari tiba-tiba badannya bagian kanan dari tangan sampai kaki tak bisa digerakkan.
"Kami bawa ke Rumah Sakit di Bojonegoro, ternyata bapak terkena gejala stroke. Dirawat di Rumah Sakit satu minggu. Baru seminggu ini dirawat di rumah," ujar Supiyanto.
Saat bapaknya sakit, banyak pengunjung Kayangan Api yang mencari, bahkan tidak sedikit yang menjenguk, baik rombongan maupun perorangan. Kebanyakan yang datang, dari luar kota Bojonegoro.
"Beberapa hari lalu juga ada rombongan, jalan kaki dari Kayangan Api ke sini lewat jalan terdekat di desa ini," imbuhnya.
Supiyanto menambahkan, saat sehat, biasanya dia juga menemani bapaknya di Kayangan Api, serta ibunya yang juga berjualan di lokasi wisata. Untuk sementara ini, selain menjaga Mbah Djuli, dirinya juga ganti melayani pengunjung. Namun tetap sesuai dengan petunjuk dari bapaknya.
"Kebanyakan pengunjung ingin menjenguk bapak, datang ke sini," kata Supiyanto.
Meski bapaknya sakit, Supiyanto meyakini bahwa hal itu menjadi salah satu ujian bagi bapaknya yang menjadi juru kunci Kayangan Api, dan pasti akan segera sembuh kembali. Dirinya terus mendoakan dan berharap, serta mengupayakan agar bapaknya bisa kembali sehat seperti sedia kala.
"Selain obat dari dokter, saya juga order obat yang paling ampuh untuk bapak. Selain itu juga masih mencari terapi untuk bapak. Semoga bapak lekas sembuh kembali," imbuh Supiyanto.
Mbah Djuli mulai menjadi juru kunci di Kayangan Api, sejak tahun 1977 saat dirinya masih bujangan. Saat ini meski terkena gejala stroke, Mbah Djuli tampak masih segar bugar, meski berbaring dan berusaha menggerakkan separuh badannya. Untuk komunikasi, ucapan Mbah Djuli masih terdengar jelas saat istri dan anaknya menawarkan untuk makan. [ito/mu]
Tag : wisata, kayangan, api, bojonegoro, ngasem
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini