Peringati Haul Gus Dur, Gusdurian Gelar Dialog Kebudayaan di Gereja
blokbojonegoro.com | Thursday, 09 January 2020 14:00
Reporter : Muhammad Qomarudin
blokBojonegoro.com - Memperingati satu dekade Haul Gus Dur, Komunitas Gusdurian Bojonegoro menggelar 'Dialog Kebudayaan dan Deklarasi Bijak Menggunakan Sampah Plastik'. Kegiatan ini dilaksanakan di Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU) Kabupaten Bojonegoro, Kamis (9/1/2020).
Kegiatan yang juga dihadiri oleh lintas organisasi kepemudaan tersebut mengangkat tema 'Kebudayaan Melestarikan Kemanusiaan'.
Koordinator Gusdurian Bojonegoro, Hendro Sulistyo menjelaskan tugas dari gusdurian adalah merawat warisan perjuangan gus dur untuk Indonesia. Serta mengatasj apa yang menjadi kejanggalan di lingkungan sekitar dengan mengembangkan tradisi dialog dengan berbagai kelompok masyarakat, untuk saling memahami dan menemukan titik kesamaan, serta mengembangkan upaya-upaya ke arah kesejahteraan masyarakat.
Dalam sambutanya Hendro Sulistyo sedikit menceritakan terkait proses berdirinya Gusdurian. Gusdurian lahir pasca wafatnya Gus Dur, saat itu banyak masyarakat yang dipojokkan dan didiskriminasi, sehingga putri dari gus dur, yaitu Alisa Wahid membuat komunitas ini.
"Secara singkatnya ceritanya begitu, Gusdurian juga bertekad melestarikan dan menyebarluaskan nilai-nilai ajaran Gus Dur dalam konteks pribadi, perjuangan, dan pengembangan masyarakat," ungkapnya.
Hal itu menjadi sebuah keharusan dalam menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang dipesankan oleh Gus Dur. Memang, menurut Hendro, ini tak bisa dipandang dalam skala besar, yang jelas dalam lingkup wilayah Bojonegoro dan sekitarnya ini bisa menjadi embrio kerukunan umat beragama di Kabupaten Bojonegoro ini.
Bahkan sejauh ini, respons dari masyarakat lintas iman di Bojonegoro dan sekitarnya sangat luar biasa. Mereka sangat antusias setiap ada kegiatan tentang toleransi ini. Termasuk mereka yang dari penghayat kepercayaan yang juga ikut berbaur bersama penganut agama-agama lain.
“Mereka merespons ini sebagai bentuk perspektif menjaga kebinekaan. Dan kegiatan seperti ini bisa menjadikan suatu wadah untuk mereka bisa duduk bersama tanpa memandang perbedaan,” lanjut pemua yang akrab disapa Hendro ini.
Setelah melakukan deklarasi bijak menggunakan sampah plastik, dilanjutkan dengan dialog kebudayaan. Dialog tersebut menghadirkan tiga Narasumber yakni Hakim Jayli (Direktur TV9), Doni Bayu Setiawan (Ketua Karang Taruna Bojonegoro) dan Dr. KH Ridwan Hambali (Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro).
Dialog dimulai dengan penyampaian dari Rektor Unugiri, mantan Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Malaysia ini menceritakan tentang sosok Gus Dur sewaktu masih hidup. Gus Dur mampu menjadi pengayom bagi masyarakat minoritas yang ada di Indonesia.
Tak hanya itu, banyak motivasi juga yang disampaikan oleh Rektor Unugiri ini kepada pemuda yang hadir untuk ikut peduli terhadap kebangsaan dan tentang visi kemanusiaan, pribumisasi Islam, pluralisme dan demokrasi yang digagas oleh Gus Dur.
"Gus Dur merupakan pejuang kemanusiaan yang memandang bahwa semua rakyat Indonesia sama di mata negara tanpa melihat perbedaan atau latar belakangnya," ujar Ridwan Hambali
Untuk materi selanjutnya disampaikan oleh Hakim Jayli, Direktur TV9 ini selain membahas tentang sosok Gus Dur ia juga membahas terkait Revolusi Industri 4.0 dan bonus demografi. Calon penerus bangsa Indonesia, yaitu para pemuda harus bisa memanfaatkan momentum ini untuk membangun Indonesia lebih baik lagi.
"Para pemuda NU, pemuda kristen, aktivis mahasiswa maupun seluruh pemuda Indonesia tanpa terkecuali harus menyiapkan betul-betul terkait bonus demografi ini," pesan Direktur tv9 ini. [din/col]
Tag : Gusdurian, haul, gus dur.
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini