Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Ciri Anak Stres karena Terlalu Lama #diRumahAja dan Cara Hadapinya

blokbojonegoro.com | Tuesday, 26 May 2020 07:00

Ciri Anak Stres karena Terlalu Lama #diRumahAja dan Cara Hadapinya

Reporter: -

blokBojonegoro.com - Segala aktivitas anak, mulai dari bermain hingga kegiatan belajar hingga saat ini harus dilakukan di rumah aja. Hal ini tentu tidak mudah bagi si kecil, apalagi sekarang dia tidak bisa bertemu dengan teman-temannya dan bersosialisasi di luar rumah.

Ya Moms, terlalu lama di rumah memang bisa membuat anak bosan. Bahkan, bagai beberapa anak, kondisi ini bisa berisiko menimbulkan stres.

Tapi sebelumnya, bagaimana cara mengetahui anak stres karena kondisi pandemi corona? 

Dalam acara Virtual Talk: Jaga Keharmonisan Keluarga selama di Rumah yang ditayangkan kumparan, Jumat (22/5), Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi., mengatakan sebenarnya ada banyak bentuk atau gejala distress (stres yang menyebabkan perasaan negatif) pada anak. Misalnya saja pada anak balita, ia akan menjadi lebih rewel, gelisah, suka membangkang, sering menjerit-jerit, dan mudah tantrum. Sedangkan untuk anak di usia sekolah, mereka biasanya akan mengutarakan perasaannya dengan keluhan-keluhan yang dirasakan.

"Tapi belum tentu juga anak bisa menyampaikan itu (perasaannya). Ciri-ciri lainnya, bisa wajah mereka kusut, merajuk atau mudah ngambek, dan lain sebagainya. Selain itu, perubahan perilaku juga bisa menjadi tanda-tanda anak distress. Seperti anak ceria jadi tidak seceria biasanya," kata psikolog yang akrab disapa Nina itu. 

Lantas, apa yang bisa kita lakukan sebagai orang tua saat menghadapi anak yang stres? 

Psikolog yang praktik di Klinik Terpadu Universitas Indonesia, Depok, ini mengatakan bila anak sudah bisa diajak berkomunikasi, Anda bisa tanyakan alasan mereka menjadi cepat bersedih. Selain itu, untuk mengatasinya, Anda  bisa mengevaluasi rutinitas harian si kecil. Bila selama ini aktivitas anak tidak terjadwal, maka perbaiki rutinitasnya, mulai dari makan, hingga tidur. Sehingga, orang tua bisa tahu lebih mudah penyebab anak jadi rewel atau bersedih.

"Saya sarankan jangan langsung diberikan solusi atau nasihat pada anak, tapi lakukan dulu validasi emosi. Artinya anak harus mengakui dulu adanya emosi tersebut. Kalau sudah melakukan itu, anak akan merasa mudah dimengerti. Dan bila sudah terlihat lebih lega, baru deh dibicarakan solusinya, lalu ide-ide apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi distress-nya," tutup Nina. 

Dalam kesempatan yang sama, Momfluencer, Reinita Arlin juga berbagi tips agar anak tidak bosan dan stres selama di rumah. Ibu satu anak yang berprofesi sebagai dokter ini bercerita bahwa ia sudah menerapkan rutinitas harian pada anaknya yang berusia satu tahun. Selain itu, menurut Arlin, di momen seperti ini, ibu memang harus lebih kreatif untuk mencari permainan-permainan baru agar anak tidak cepat bosan. 

"Jadi kalau Audrianna (anaknya) bangun tidur aku pasti kasih stimulasi. Kalau aku prinsipnya tiga, fisik, emosional dan kognitif. Yaudah di tiga aspek itu aja aku ajak (main) muter-muter di situ. Kalau cari inspirasi main, di Google sebenarnya banyak, sama di Instagram itu banyak sekali loh ibu-ibu kreatif yang suka sharing. Jadi bisa dilihat juga dari situ," jelas Arlin. 

Jadi, sudah jelas ya, Moms, meski di rumah aja, anak harus tetap punya jadwal yang jelas setiap harinya. Selain itu, di momen seperti ini, sebagai orang tua, kita tampaknya memang harus lebih kreatif dalam mengajak anak bermain agar ia tidak cepat bosan dan stres. 

Nah, informasi lengkap seputar menjaga keharmonisan bersama anak selama #dirumah aja, juga bisa Anda saksikan dalam tayangan di bawah ini. 

*Sumber: kumparan.com

Tag : pendidikan, kesehatan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini