Melihat Budidaya Madu Lebah di Hutan Kahyangan Api
blokbojonegoro.com | Tuesday, 28 July 2020 20:00
Kontributor: Herman Bagus
blokBojonegoro.com - Hutan Kahyangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro terkenal sebagai obyek wisata sumber api abadi yang tak kunjung padam. Rupanya, selain itu, hutan Kahyangan Api juga berpotensi sebagai tempat ternak lebah yang menghasilkan madu.
Di salah satu sudut lahan hutan Kahyangan Api tampak berjejer ratusan kotak terbuat dari kayu berukuran 40x25 cm dengan tinggi sekitar 30 cm. Kotak-kotak itu berjumlah sekitar 380 boks.
Rupanya kotak-kotak itu milik salah satu pembudidaya madu lebah asal Desa Sumberarum, Kecamatan Dander. Yanto salah seorang karyawan pembudidaya mengatakan, dia bertugas mengontrol lebah madu setiap harinya untuk memastikan kotak-kotak lebah madu sudah bisa dipanen atau belum.
"Di kawasan hutan kahyangan api ini, paling cepat bisa di panen sekitar 3 minggu, karena di sini kami baru sekitar dua minggu kurang," jelasnya.
Lebah yang dibudidayakan di kawasan hutan kayangan api ini adalah jenis Lebah madu Apis mellifera. Lebah madu Apis mellifera merupakan lebah budidaya paling unggul. Selain menghasilkan madu yang melimpah, lebah jenis ini juga sangat jinak (maksudnya tidak mudah menyerang/menyengat) dan relatif mudah pemeliharaannya.
"Madu yang dihasilkan dari jenis lebah ini sebenarnya bisa mencapai 60 kg/koloni/th, dengan catatan bahwa tanaman pakan lebah memadai dan manajemen koloninya dilakukan secara benar," lanjutnya.
Dia juga menambahkan, Jika sudah produksi madu dari lebah ini lancar, setiap kotak bisa menghasilkan sekitar 2 hingga 3 liter madu dalam setiap 2 minggu sekali.
Dirinya akan mencari lahan baru untuk berburu madu lebah jika kandungan tepung sari yang ada di tumbuhan sekitar hutan sudah mulai mengurang. Biasanya hal itu bisa diketahui dengan populasi lebah di sarang yang mulai mengurang. Lebah-lebah dalam boks itu akan pergi mencari tempat baru yang banyak mengandung tepung sari sebagai bahan penghasil madu.
"Bila lebah sudah mulai berkurang, saat itulah harus angkat kaki untuk mencari lokasi baru yang banyak mengandung sari bunga atau tepung sari," tutup yanto kepada tim media blokBojonegoro.com.[her/col]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini