Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Nasi Pedo Angkringan Mbok De, Sekepal Kudapan Pengganjal Perut

blokbojonegoro.com | Friday, 28 August 2020 08:00

Nasi Pedo Angkringan Mbok De, Sekepal Kudapan Pengganjal Perut

Pengirim: Yudi Kiswanto

blokBojonegoro.com - Berbicara soal kudapan yang mengenyangkan, nasi Pedo bisa menjadi salah satu pilihan alternatif yang patut dicoba. Masyarakat yang berdomisili di Bojonegoro tentu tidak bakal asing dengan nasi putih dengan lauk pauk ikan Peda beserta orek tempe tersebut.

Antara satu daerah dengan daerah lainya penyajian nasi Pedo bisa berbeda-beda, baik dari penyajianya yang menggunakan daun jati atau alas makan lainya maupun lauk pendamping dari ikan Peda. Hal ini juga berhubungan pada segi historis terkait sajian makanan khas daerah mana, namun yang jelas ikan Peda menjadi lauk yang wajib untuk disertakan.

“Di beda daerah, beda cara penyajian Pedo itu. Kalau Pedo sama cuma masing-masing daerah beda. Orang Bojonegoro pasti sudah tahu nasi Pedo, kalau di bahasa Indonesia nasi Peda,” terang Hendri, pemilik angkringan.

Menurut Hendri, Peda atau dalam penyebutan Jawa menjadi Pedo pada dasarnya memang tergolong dalam ikan asin, kriteria tersebut karena sebuah alasan pembuatanya yang ditambahi garam hingga kadar tertentu.

Di Bojonegoro sajian masakan tersebut dapat ditemukan di angkringan Mbok De. Satu bungkus Nasi Pedo sebesar kepalan tangan, dijual sangat murah cuma Rp4500 rasa dan aroma ikan Peda yang khas.

Tidak hanya nasi Pedo, angkringan yang berlokasi di Jalan Dr. Cipto nomor 81 itu juga menyediakan varian lain yaitu nasi bakar. Khusus untuk nasi Pedo sendiri baru bisa dijumpai sejak satu jam setelah angkringan dibuka yakni pukul 08.00 WIB.

Selain itu sama halnya dengan konsep angkringan pada umummnya, angkringan Mbok De juga menjual sate-satean yang beragam seperti telur puyuh, tempura ataupun sosis yang dibanderol mulai dari sampai rupiah per tusuk.

Makan nasi Pedo dengan didampingi oleh sate-satean pasti sangat nikmat apalagi ditunjang letak angkringan yang strategis bisa sambil menikmati Bojonegoro dengan cara berbeda.

Sebelum adanya pandemi Covid-19, Hendri menjual belasan varian sate-satean, tapi semenjak adanya pandemi lalu berdampak pada intensitas pembeli maka varian sate-satean hanya sampai 10 varian saja.

“Dulu ada lengkap tempe bacemnya, tahu bacemnya kan ada, ceker goblosnya ada tapi karena customernya sudah mulai turun kita menyesuaikan. Selama pandemi hanya 10 varian saja,” tambahnya. [ito] *Penulis adalah Mahasiswa Universitas Trunojoyo yang magang di blokBojonegoro.com

Tag : Kudapan, nasi, pedo, Bojonegoro



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini