Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Kasus DBD Menurun, Dinkes Himbau Tetap Mewaspadai Musim Penghujan

blokbojonegoro.com | Saturday, 24 October 2020 15:00

Kasus DBD Menurun, Dinkes Himbau Tetap Mewaspadai Musim Penghujan

Reporter: Muhammad Qomarudin

blokBojonegoro.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro mencatat kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) di Kabupaten Bojonegoro mengalami penurunan. Hal tersebut berdasarkan data yang didapat sejak Januari hingga Oktober 2020 ini hanya ada 71 kasus. Satu kasus di antaranya meninggal dunia.

Kepala Bidang (Kabid) P2P Dinkes Bojonegoro Wheny Dyah Prajanti mengatakan, penurunan grafik tersebut berdasarkan perbandingan data antara tahun 2019 dengan tahun 2020. Pada 2019 lalu, hingga Bulan Oktober jumlah penderita DBD mencapai 200 orang, sementara yang meninggal mencapai 6 orang.

"Meski begitu, kita akan terus mendorong masyarakat agar melakukan pencegahan sedini mungkin. Apalagi, saat ini sudah memasuki musim hujan yang berdampak terhadap banyak genangan air dan bisa menjadi sarang nyamuk," Ujar dr Wheny.

Ia juga belum bisa memastikan apakah nantinya grafik tersebut akan mengalami penurunan, bahkan mengalami kenaikan. Sebab, kemungkinan juga ada yang masih belum terdata lantaran saat ini Dinas Kesehatan masih fokus terhadap penangan Virus Corona.

Pihaknya juga mengajak masyarakat Bojonegoro untuk ikut berperan aktif menjaga kebersihan lingkungan dan senantiasa menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) agar terhindar dari berbagai penyakit.

“Yang paling berperan dalam menurunkan epidemi adalah kekebalan tubuh. Ketika jumlah kasus infeksi baru lebih sedikit dibandingkan kasus sembuh, itulah kondisi efektif untuk menurunkan angka kasus infeksi BDB,” terang dr Wheny.

Menurutnya penyemprotan (fogging) di lingkungan juga tak bisa efektif menghambat penyebaran jentik nyamuk. Apabila tak dibarengi dengan pola hidup bersih dan sehat serta menjaga kebersihan lingkungan. “Fogging itu sifatnya hanya menghambat kurva epidemi, jadi sementara,”  sambungnya.

Oleh karena itu, masyarakat harus diberikan pengertian untuk melakukan berbagai upaya pemberantasan sarang nyamuk Aedes Aygpti. Seperti melalui gerakan 3M, yakni menguras dan membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, vas bunga, kolam, genangan air. Kemudian menutup rapat tempat penampungan air seperti gentong, drum dan bila perlu ember diletakkan dalam posisi terbalik (tengkurap).

Dan terakhir, mengubur barang bekas yang dapat menampung sisa air hujan atau genangan air, serta menabur bubuk abate pada tempat penampungan air. Tidak kalah penting juga adalah membuka jendela dan pintu agar sirkulasi udara bisa berjalan baik.

“Pengendalian nyamuk tak cukup hanya dengan membunuh nyamuk dewasa. Perlu juga antisipasi terhadap larva serta jentik nyamuk. Oleh karena itu harus dilakukan bersama,” pungkasnya.[din/ito]

Tag : kasus, dbd, bojonegoro, dinkes



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini