Melonjak Tajam, Pengangguran di Bojonegoro Capai 41,255 Orang
blokbojonegoro.com | Tuesday, 23 March 2021 21:00
Reporter: Muhammad Qomarudin
blokBojonegoro.com - Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Bojonegoro mencatat pengangguran terbuka di wilayahnya mencapai 41.255 orang per akhir 2020. Dari jumlah tersebut didominasi oleh angkatan kerja lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat dan sisanya adalah Diploma, Sarjana dan lulusan Sekolah Dasar (SD) sederajat.
Kepala Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Disperinaker Kabupaten Bojonegoro, Slamet mengatakan, pengangguran di Bojonegoro mengalami peningkatan sebanyak 15,184 dibanding tahun 2019, yang mencapai 26,071 per akhir tahun 2019.
"Kalau untuk awal tahun ini kita belum melakukan perekapan, karena sistem kita per tiga bulan sekali," ujarnya, Selasa (23/3/2021).
Dirinya menjelaskan, melonjaknya pengangguran di Bojonegoro pada tahun 2020 disebabkan karena adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Selain itu, banyaknya pencari kerja yang tidak diimbangi dengan jumlah lowongan pekerjaan juga menyebabkan penangguran di Bojonegoro.
Berdasarkan data dari Disperinaker, dari total 41,255 pengangguran, 17,697 di antaranya imbas dari pandemi Covid-19. Sedangkan, 23,588 pengangguran bukan karena imbas covid-19 melainkan salah satu penyebabnya lantaran jumlah angkatan kerja yang banyak.
"Tingkat pengangguran terbuka di Bojonegoro mencapai 5,60 persen, dengan rincian jumlah pengangguran dibagi jumlah angkatan kerja yang ada, sedangkan jumlah angka kerja di Bojonegoro mencapai 737,001," sambungnya.
Dari jumlah pengangguran tersebut, 22.187 (53,79%) berasal dari lulusan SMA sederajat, 7.454 (18,07%) berasal dari lulusan SMP sederajat, 4.569 (11,07%) berasal dari lulusan Diploma, 3.892 (9,43%) dan 3.153 (7,64%) dari lulusan SD sederajat.
Banyaknya angka pengangguran di Bojonegoro menurut Slamet, disebabkan semakin tingginya angka pencari kerja sehingga menimbulkan TPT cenderung naik setiap tahun, banyak perusahaan yang gulung tikar karena Covid 19 ini sehingga menambah jumlah pengangguran atau tenaga kerja yang di PHK dan tingkat kompetensi pencari kerja baru masih rendah untuk berkompetisi pada pasar kerja nasional.
"Di sisi lain, meningkatnya jumlah PHK karena kontrak kerja selesai terutama di sektor migas dan kondisi Kabupaten Bojonegoro didominasi Perusahaan Kecil dan Menengah juga menjadi penyebab pengangguran," imbuhnya.
Untuk menekan hal tersebut, Disperinaker Bojonegoro telah melakukan berbagai upaya, seperti mengadakan pelatihan kepada masyarakat dengan harapan agar timbul Wira Usaha Baru (WUB) yang nantinya bisa menyerap tenaga kerja di sekitar lingkungan, sehingga secara tidak langsung dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada.
Selain itu, juga menyelenggarakan pameran Bursa Kerja / Job Fair, optimalisasi peranan BLK (Balai Latihan Kerja), LPK (Lembaga Pelatihan Kerja), BKK (Bursa Kerja Khusus), P3MI (Perusahaan Penyelenggara Pekerja Migran Indonesia) dan Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta. Serta menjalin kerja sama dengan pihak ketiga (Perusahaan) dengan bersinergi untuk merekrut tenaga kerja dari Bojonegoro.
"Kita juga menciptakan hubungan industrial yang harmonis di setiap perusahaan dan kerja sama kemitraan antar OPD yang menjalankan fungsi sektoral yang ada kaitannya dengan penciptaan lapangan kerja," ujar Slamet kepada blokBojonegoro.com.
Tak hanya itu, pihak Disperinaker juga melakukan penyebarluasan Informasi Bursa Kerja melalui media elektronik (radio), Papan Pengumuman dan website : www.bojonegorokanir.com ( instagram, facebook dan twitter.
"Dengan upaya ini kita beeharap dapat mengurangi angka pengangguran, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan jumlah wirausahawan, menyerap tenaga kerja dan memberdayakan sumber daya yang ada (baik SDM / SDA)," pungkasnya.[din/col]
Tag : Pengangguran, disperinaker
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini