21:30 . Lhoo..! Peserta Unjuk Rasa Tak Dijumpai Anggota DPRD Bojonegoro   |   21:00 . Peserta Aksi Mural Tembok Pagar Gedung DPRD Bojonegoro   |   20:30 . Puluhan Massa Unjuk Rasa di DPRD Bojonegoro, Ini 9 Tuntutannya..!   |   20:00 . Punya 10 Pos Damkar, Tim Pemadam Cepat Menjangkau Semua Wilayah Bojonegoro   |   19:30 . Inilah 150 Titik Lampu di Ruas Kota Bojonegoro   |   19:00 . Barisan PSHT dan Polisi Kokohkan Keamanan di Bojonegoro   |   18:00 . 3.248 Mahasiswa Warga Bojonegoro Akses Beasiswa Pemkab   |   17:00 . Pastikan Keamanan Warga, GP Ansor Sumberrejo Intruksikan Kader Jaga Desa   |   16:00 . Dari Ribuan UMKM, 730 Peserta Terbaik Lolos Pertamina UMK Academy 2025 Skala Nasional   |   15:00 . Narasi Positif Pejabat Publik   |   14:00 . Berkah Maulid di Simorejo Kanor Bareng Gus Saif Ponpes Abu Dzarrin   |   13:00 . Konektivitas Antar Wilayah, Pemkab Bojonegoro Bangun 33 Km Rigid Beton dan Aspal 71 Km   |   11:00 . Taman Lokomotif, Destinasi Alternatif di Kota Bojonegoro   |   10:00 . Dorong Generasi Melek Digital, Pelajar NU Jono Huat Halaqoh Media   |   09:00 . Ayo..! Saga Creative Roadshow 2025 Hadir di Bojonegoro   |  
Thu, 04 September 2025
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Tradisi Colok-colok Malam Songo Jelang Idul Fitri

blokbojonegoro.com | Tuesday, 11 May 2021 19:00

Tradisi Colok-colok Malam Songo Jelang Idul Fitri

Reporter: Lizza Arnofia

blokBojonegoro.com - Tradisi setiap tanggal 29 ramadhan atau di sebut dengan malem songo oleh sebagian besar masyarakat islam - Jawa di Nusantara selalu di tandai dengan menyalakan lampu minyak atau bisa juga obor.

Diyakini tradisi colok-colok malem songo merupakan petunjuk jalan pulang bagi arwah nenek moyang, atau menjadi jalan penerang saat menjengguk keluarga yang masih hidup, biasanya colok-colok terpasang di pinggir jalan dan sekitar rumah.

Colok-colok ini berupa sebatang kayu kecil berukuran sekitar 60 hingga 100 centimeter yang ujungnya dibungkus kain bekas dan dilumuri minyak tanah, kemudian dinyalakan dengan api.

"Seiring perubahan zaman ada perbedaan antara obor yang digunakan ketika tempo dulu dengan sekarang. Saat ini obor digantikan dengan ublik, sebuah botol kaca yang diisi minyak tanah dan diberi sumbu," ungkap Adib Nurdiyanto salah satu warga.

Di Desa Mojodeso Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, tradisi colok-colok pada malam songo diperingati dengan sederhana di tengah Pandemi Covid-19. Tidak ada pentas seni dan musik tradisional seperti tahun sebelumnya, hanya menyalakan obor di depan rumah.

Nyala colok tersebut memiliki filosofi menjadi petunjuk jalan pulang bagi mereka yang telah meninggal dunia, dari rumah masa depan (kuburan) kemudian berjalan pulang menuju rumah yang dulu sempat ia tinggali.

"Setelah nyala api dari colok-colok padam. Diyakini mereka akan kembali ke alam abadi. Karena itu, semua ini menjadi pengingat bahwa setiap orang akan kembali kepada Tuhan," pungkasnya. [liz/mu]

Tag : tradisi colok colok, idul fitri, ramadan, ramadhan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat