Tradisi Colok-colok Malam Songo Jelang Idul Fitri
blokbojonegoro.com | Tuesday, 11 May 2021 19:00
Reporter: Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Tradisi setiap tanggal 29 ramadhan atau di sebut dengan malem songo oleh sebagian besar masyarakat islam - Jawa di Nusantara selalu di tandai dengan menyalakan lampu minyak atau bisa juga obor.
Diyakini tradisi colok-colok malem songo merupakan petunjuk jalan pulang bagi arwah nenek moyang, atau menjadi jalan penerang saat menjengguk keluarga yang masih hidup, biasanya colok-colok terpasang di pinggir jalan dan sekitar rumah.
Colok-colok ini berupa sebatang kayu kecil berukuran sekitar 60 hingga 100 centimeter yang ujungnya dibungkus kain bekas dan dilumuri minyak tanah, kemudian dinyalakan dengan api.
"Seiring perubahan zaman ada perbedaan antara obor yang digunakan ketika tempo dulu dengan sekarang. Saat ini obor digantikan dengan ublik, sebuah botol kaca yang diisi minyak tanah dan diberi sumbu," ungkap Adib Nurdiyanto salah satu warga.
Di Desa Mojodeso Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, tradisi colok-colok pada malam songo diperingati dengan sederhana di tengah Pandemi Covid-19. Tidak ada pentas seni dan musik tradisional seperti tahun sebelumnya, hanya menyalakan obor di depan rumah.
Nyala colok tersebut memiliki filosofi menjadi petunjuk jalan pulang bagi mereka yang telah meninggal dunia, dari rumah masa depan (kuburan) kemudian berjalan pulang menuju rumah yang dulu sempat ia tinggali.
"Setelah nyala api dari colok-colok padam. Diyakini mereka akan kembali ke alam abadi. Karena itu, semua ini menjadi pengingat bahwa setiap orang akan kembali kepada Tuhan," pungkasnya. [liz/mu]
Tag : tradisi colok colok, idul fitri, ramadan, ramadhan
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini