Warga Bunten Sambut Bahagia Rencana KBSB
blokbojonegoro.com | Friday, 04 June 2021 19:00
Reporter: Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Sebelumnya Bupati Bojonegoro, Anna Mu'awanah melakukan pengecekan persiapan Karya Bakti Skala Besar (KBSB) tepatnya di Dusun Bunten, Desa Tondomulo, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro.
Kecara geografis Dusun Bunten berbatasan langsung dengan Kecamatan Sukorame, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Jombang. Serta dikelilingi barisan Pegunungan Kendeng.
Tak banyak yang tahu dari sebuah dusun yang berjarak kurang lebih 70 kilometer dari pusat Kota Bojonegoro, jalanan yang dilalui saat menuju dusun tampak begitu terjal dan menantang bagi pengendara kuda besi.
Kepala Dusun Bunten, Jamin beserta seluruh warga tampak menyambut bahagia realisasi KBSB yang akan dipusatkan di Dusun Bunten mendatang. Pasalnya dusun yang dihuni oleh sejumlah 97 KK ini, infrastruktur terasa sulit diperoleh seperti halnya resapan air. Bahkan untuk mendapatkan air bersih sebagian warga memperoleh dari sumur dengan kedalaman kurang lebih 6 meter.
"Letak geografis yang jauh dari Kabupaten Bojonegoro serta Kecamatan Kedungadem, resapan air juga terasa susah. Bahkan sebagian warga bisa memperoleh dari sumur dusun yang kedalamannya kurang lebih 6 meter," ungkap Jamin.
Jamin menuturkan, akses menuju Dusun Bunten sulit dilalui oleh warga. Bahkan saat musim penghujan tiba, warga Bunten harus memilih menghabiskan segala aktivitasnya di dalam dusun. Untuk kebutuhan sandang pangan setiap harinya, warga memilih berbelanja yang tahan lama yakni satu minggu sekali bertolak ke pusat kecamatan.
"Karena akses menuju maupun keluar Bunten susah, apalagi saat musim hujan tiba kami harus menunggu kering agar bisa dilalui roda besi traill. Kalau berbelanja tetap di Kecamatan Kedungadem namun warga memilih yang tahan lama karena memang belanja harian itu tidak pasti," imbuh Kasun Bunten.
Selain permasalahan berupa akses jalan, rupanya kondisi geografi yang sulit dilalui juga berdampak pada sektor pendidikan dan kesehatan. Bahkan anak-anak di Dusun Bunten hanya bisa menempuh pendidikan di tingkat PAUD dan SD, untuk melanjutkan tingkat pendidikan lebih tinggi warga memilih keluar dusun.
Sedangkan pada sektor kesehatan, di Dusun Bunten terdapat satu fasilitas kesehatan yakni Polindes yang terletak berseberangan dengan rumah kepala dusun.
"Infrastruktur pendidikan di dusun Bunten hanya PAUD dan SD, untuk melanjutkan pendidikan tinggi warga memilih di luar dusun. Begitu pula sarana kesehatan hanya ada satu Polindes," imbuhnya.
Terkait penerangan berupa jaringan listrik, setiap bulannya warga dusun Bunten harus mengeluarkan biaya sebesar Rp2 juta yang telah dibagi 14 KK untuk memperoleh penerangan.
"Listrik kami ikut di Dusun Kedunglele yang jaraknya sekitar 5 kilometer agar tetap bisa menikmati penerangan saat malam tiba," ucap Jamin.
Pria yang menjabat sebagai Kasun Bunten berharap, dengan adanya program KBSB ini terlebih Bupati beserta Dinas terkait juga telah melakukan pengecekan. Hal ini tentu disambut sumringah oleh warga Bunten.
"Dengan harapan realisasi KBSB di tahun ini bisa terbangun infrastruktur jalan sekaligus menekan angka kemiskinan. Karena akses yang dilalui cukup sulit para petani tidak bisa menjual hasil panen dengan mudah," harapnya. [liz/lis]
Tag : Warga, terpencil, pinggiran
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini