Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Filosofi Ketupat Tradisi Satu Minggu Usai Idulfitri

blokbojonegoro.com | Saturday, 29 April 2023 18:00

Filosofi Ketupat Tradisi Satu Minggu Usai Idulfitri

Reporter: Lizza Arnofia

blokBojonegoro.com - Di kalangan masyarakat Jawa, ada budaya yang namanya kupatan atau 'Lebaran Kupat'. Lebaran kupat sebagai penutup dari Hari Raya Idul Fitri, yang dirayakan satu minggu setelah lebaran.

Kupatan ini merupakan kiasan atau simbol yang awal mulanya diperkenalkan oleh salah seorang Walisongo, Sunan Kalijaga. Wali yang menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa melalui budaya Jawa.

"Sunan Kalijaga membudayakan dua kali Bakda (setelah), yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran," ungkap Budayawan asal Bojonegoro, Suyanto.

Tradisi kupatan dan lepet merupakan tradisi yang berasal dari suku jawa, bangsa jawa serta peninggalan agama Jawa. Jauh sebelum agama baru masuk, diantaranya agama hindu, budha, kristen dan islam.

"Bangsa Jawa menerima suku bangsa apapun. Sehingga suku jawa melebur diri dan mau menggunakan keyakinan agama baru," ucapnya.

Berkaitan dengan kupatan dan lepet sendiri, merupakan simbol benda atau makanan untuk dinikmati bersama. Dalam arti, (ngaturke lepat lan lepet) atau permintaan maaf.

Namun, di era modern kuliner berupa lontong yang disajikan bersamaan dengan sayur. Merupakan sebuah pengembangan kuliner dari lepet dan lepet yang disajikan dari daun pisang berisi beras.

"Kebiasaan membuat kupatan dan lepet, pengembangan mudah konsumsi lontong. Hal itu merupakan simbol atau pengaruh Jawa dan kebudayaan Jawa. Dalam mempersiapkan diri dan hati memasuki bulan Ramadan," papar Suyanto. [liz/mu]

 

Tag : Ketupat, lebaran ketupat, lebaran, idul fitri



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini