HKB 2023
Simulasi Evakuasi Bencana Banjir, Libatkan Warga 4 Desa di Bojonegoro
blokbojonegoro.com | Tuesday, 16 May 2023 18:00
Simulasi evakuasi saat bencana banjir. (foto: blokBojonegoro.com/Rizki)
Kontributor: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Badan Nasional Penananggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemkab Bojonegoro melalui BPBD Bojonegoro menggelar simulasi evakuasi bencana banjir di empat desa di Kabupaten Bojonegoro, Selasa (16/5/2023).
Hal tersebut, merupakan puncak peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2023 yang digelar serentak di sejumlah daerah. Di Kabupaten Bojonegoro sendiri terdapat empat desa yang melakukan simulasi evakuasi saat terjadi bencana banjir, empat desa itu yakni, Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Desa Sarirejo, Desa Pilanggede dan Desa Mulyorejo Kecamatan Balen.
Dalam simulasi bencana itu, melibatkan ratusan penduduk setempat. Menariknya, ada suara kentongan sebagai peringatan dini tanda bahaya, selain ada informasi dari BPBD, yang memberi informasi adanya kenaikan air Bengawan Solo, yang cukup menghawatirkan.
Kemudian ada mobil ambulance dengan sirinenya, yang memberitahukan kepada masyarakat untuk segera mengungsi. Tak hanya itu, hewan ternak seperti, kambing dan sapi pun juga dilibatkan dalam simulasi tersebut untuk dievakuasi ke pengungsian yang telah disediakan.
Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB, Agus Riyanto mengungkapkan, ini merupakan rangkaian puncak peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana, ini adalah momentum yang sebenarnya jatuh pada tanggal 26 April itu, dan setiap tahun diperingati sebagai hari kesiapsiagaan bencana nasional.
"Berhubung pada 26 April lalu masih suasana lebaran, maka puncaknya digelar pada hari ini," ungkap Agus.
Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB, Agus Riyanto saat memberikan arahan. (foto: blokBojonegoro.com/Rizki)
Menurut Agus, simulasi bencana banjir tersebut dipusatkan di Kabupaten Lamongan dengan tema 'Ancaman Bencana Sungai Bengawan Solo'. Dan serentak dilakukan disejumlah daerah diantaranya, Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Gresik dan beberapa wilayah di Provinsi Jawa Tengah.
Adapun, dipilihnya simulasi evakuasi bencana banjir ini, Lanjut Agus, karena sesuai letak secara geografis beberapa daerah tersebut berada di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo, tentu ancaman utamanya adalah banjir.
"Namun tidak menutup kemungkinan dengan adanya global warming kemudian ada El Nino, sehingga juga terjadi kekeringan itu juga karena perubahan cuaca yang tidak menentu, bahkan kadang-kadang juga terjadi angin puting beliung" paparnya.
Lebih lanjut, Agus menambahkan, saat ini pihaknya melakukan tindakan secara prefentif bukan lagi reaktif, dimana kalau ada bencana baru bergerak. Namun, sekarang harus bisa mengurangi resiko bencana. Tentunya dengan menyiapkan masyarakat untuk siaga terhadap bencana dan mengenalkan langkah-langkah yang harus dilakukan saat bencana.
"Apalagi di Kabupaten Bojonegoro sendiri, pada desa yang memiliki resiko tinggi terhadap bencana, sudah terbentuk Desa Tangguh Bencana (Destana), dengan harapan masyarakat bisa mengurangi resiko bencana," pungkasnya. [riz/ito]
Tag : bnpb, simulasi bencana, banjir bojonegoro
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini