Sambut Kemerdekaan dengan Cinta Kebersihan
blokbojonegoro.com | Wednesday, 07 August 2024 09:00
Oleh: Usman Roin *
HARI-Ulang Tahun Ke-79 Republik Indonesia tahun 2024 sebentar lagi akan diperingati. Tentu ragam persiapan menyemarakkannya telah dilakukan.
Salah satunya di Dusun Ngantulan RT 021 RW 006, Desa Bulu, Kecamatan Balen tempat penulis dilahirkan. Bendera merah putih serta umbul-umbul telah dipasang sejak 1 Agustus 2024 sebagaimana surat edaran Menteri Sekretaris Negara.
Bilamana bendera menyongsong HUT Ke-79 RI saja telah dipasang dengan rapi di lingkungan, penulis juga ikut menyongsong hadirnya kemerdekaan yang sebentar lagi diperingati dengan membersihkan lingkungan rumah. Mulai dari dalam rumah, halaman, kemudian sepanjang jalan yang akan berbelok ke rumah orang tua.
Yang lebih menggembirakan saat membersihkan sampah di sepanjang jalan ke rumah orang tua, penulis ditemani keponakan yang semangat ikut memasukkan sampah ke dalam sak, hingga kemudian dia bergaya memegang bendera merah putih ketika penulis foto.
Mengapa Pilih Bersihkan Lingkungan Rumah?
Bagi penulis, aktualisasi sederhana yang bisa dilakukan menyongsong kemerdekaan RI salah satunya adalah dengan cinta kebersihan dari lingkungan terdekat.
Sebagaimana kita pahami, di desa banyak pepohonan yang ditanam. Fungsinya tidak lain untuk penghijauan serta tanaman konsumtif. Dari tanaman hijau seperti jambu, mangga, kemudian belimbing, tentu banyak dedaunan berguguran yang menjadi sampah.
Disinilah peran kebersihan diperlukan, agar lingkungan bebas dari sampah yang menumpuk seiring menyongsong kemerdekaan.
Banyak kita saksikan, perilaku abai terhadap kebersihan masih jamak dilakukan. Untuk sekadar membuang kotak snack maupun nasi selesai dinikmati ke tempat sampah saja ternyata tidaklah ringan.
Apalagi di ruang tempat bekerja telah disediakan tempat sampah. Hanya saja, perilaku membuang sampah tidak sampai memasukkan ke keranjang sampah. Ditinggal begitu saja di meja masih menjadi pemandangan yang sering dijumpai.
Pada kasus lain bisa kita lihat di media sosial, pengendara mobil masih kerap membuang sampah lewat jendela. Sehingga, walau jenis sampahnya kecil seukuran bungkus permen hingga abu rokok sebagai misal, tetapi perilaku cinta kebersihan menjadi panorama publik yang tidak teramalkan dengan baik.
Belum lagi yang senang merokok, terkadang juga lalai membuang puntung rokok sembarangan. Padahal, kasus kebakaran hanya gara-gara puntung rokok tidak cukup satu, dua, dan tiga kali saja terjadi, hingga memakan korban materiel yang tidak sedikit. Sebut saja hutan pinus di Bukur, Pekalongan yang pada 2023 kebakaran, hingga rumah di Kramat Jati, Jakarta Timur ludes pula terbakar akibat puntung rokok.
Menyongsong kemerdekaan ini, jiwa kebersihan harus dimulai dari ruang terdekat, yakni lingkungan dalam maupun luar sekitar rumah. Itu karena, pribadi yang punya kepekaan hidup bersih di lingkungan rumah, akan senantiasa respek bilamana ia mendapati lingkungan berbeda yang tidak mengedepankan perilaku hidup bersih.
Sebagai contoh, manakala terdapat botol minuman yang tercecer atau tertinggal di area publik, pribadi yang punya kepekaan hidup bersih, tidak akan sungkan sama sekali mengambil dan membuangnya ke tempat sampah.
Meluber ke Ruang Sosial
Manakala dari ruang keluarga telah tercipta semangat kebersihan, hal itu akan meluber pada ruang sosial. Artinya, kecintaannya terhadap lingkungan (love the environment) sebagaimana yang ia lakukan di keluarga, bisa menjadi cerminan afektif (amalannya) dalam ranah sosial kemasyarakatan.
Hal itu selaras dengan pernyataan Muhammad Zuhaili (2002:71), bila keberhasilan menanamkan sikap cinta lingkungan kepada anak, adalah dengan menyertakan mereka dalam dalam aktivitas serupa, sembari menugasi untuk ikut berpartisipasi melakukan perbuatan tersebut.
Bagi mereka –dalam hal ini anak– itu bisa menjadikannya menyenangi ketaatan perbuatan baik yang pernah dilakukan –di mana pun dan kapan pun– sebagaimana yang dijalani keseharian bersama orang-orang terdekat yang dicintainya.
Pada aspek yang lain, upaya menyongsong kemerdekaan RI dengan menanamkan cinta kebersihan adalah sebagai pengamalan perintah Allah Swt surah al-Baqarah:222, "Sesungguhnya Allah senang kepada orang yang bertaubat dan senang kepada orang yang membersihkan diri".
Pada aspek kebersihan lahiriah yang tercermin melalui upaya bersih-bersih sebagaimana penulis sebutkan di atas, menurut Quraish Shihab (2003:183) ternyata memiliki korelasi dengan kesehatan fisik (jasmani) kita.
Jika demikian adanya, untuk membangun kesehatan diri, ikhtiar lahiriahnya perlu dimulai dengan menjaga kebersihan diri, keluarga, dan lingkungan keluarga. Untuk kemudian, meluber kepada lingkungan sosial bermasyarakat, bernegara serta berbangsa.
* Penulis adalah Dosen Prodi PAI Fakultas Tarbiyah Unugiri Bojonegoro.
Tag : HUT, RI, kemerdekaan, Agustus, Bulu, Balen, Ngantulan
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini