Masyarakat Rasakan Nyata Dukungan Industri Hulu Migas Bagi Pembangunan Daerah
blokbojonegoro.com | Saturday, 10 August 2024 07:00
Reporter: Nur Muharrom
blokBojonegoro.com - Adanya industri migas di Kabupaten Bojonegoro tentu memberikan dampak positif bagi perkembangan daerah, hal itu terbukti pada 2023 target Dana Bagi Hasil (DBH) migas capai Rp1,7 triliun, dan untuk tahun 2024 ini ditarget naik jadi Rp 1,8 triliun.
Di Bojonegoro ada beberapa KKKS dibawah Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jabanusa yang beroperasi seperti, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Pertamina EP Field Cepu, Pertamina EP Field Sukowati dan Pertamina EP Cepu.
Analis Senior Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Jabanusa, Dimas Ario Rudhy Pear mengatakan, bahwa industri hulu migas mendukung pembangunan daerah seperti melalui DBH migas untuk daerah, Participating Interest, Pajak dan Retribusi Daerah, bisnis penyedia barang dan jasa lokal, serta mempekerjakan tenaga kerja lokal daerah.
"Salah satu kontribusi industri hulu migas adalah Program Pengembangan Masyarakat (PPM) melalui 5 pilar yaitu Pendidikan, kesehatan, infrastruktur, ekonomi dan lingkungan," jelas Dimas Ario.
Menurut Dimas, anggaran PPM tidak diambil dari prosentase keuntungan tapi itu sudah dianggarkan sendiri melalui persetujuan dari SKK Migas dan kementerian ESDM.
Terpisah salah satu warga, Sucipto warga Kecamatan Sekar mengatakan, bahwa pembangunan Bojonegoro sudah sampai ke pelosok desa seperti di Sekar yang berbatasan dengan Madiun dan juga Ngawi. Menurutnya, dulu sebelum adanya migas jalan di desanya rusak parah tentu itu sangat mengganggu aktivitas warga terutama saat mengangkut hasil pertanian.
"Sekarang di Bojonegoro sudah tidak ada jalan rusak, semuanya mulus jadi lancar saat musim panen untuk angkut-angkut, berbeda jauh dari dulu," cerita Sucipto bersyukur.
Hal yang sama juga dituturkan, Eko salah satu guru di SMK Negeri Sekar Bojonegoro, menurutnya dulu saat ia berangkat mengajar dibutuhkan waktu berjam-jam untuk bisa sampai di tempatnya mengabdi, mengingat ia tinggal di kota Bojonegoro jarak tempuh sekitar 55 kilometer dengan jalan rusak parah, terkadang ia harus menginap di sekolah saat musim hujan tiba.
"Sekarang sangat bersyukur karena jalan sudah cor semuanya jadi lebih cepat sampai ke sekolah, ini adalah salah satu dampak positif dari Bojonegoro yang kaya akan sumber migas," tutup Eko yang sudah mengabdi sekitar 10 tahun lebih. [mu]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini