Pertamina EP Sukowati Field Zona 11 Regional Indonesia Timur Berinovasi Ciptakan Mesin Penyiang Rumput
blokbojonegoro.com | Thursday, 17 October 2024 18:00
Reporter: Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Pertamina EP Sukowati Field, bagian dari Zona 11, Regional Indonesia Timur, Sub holding Upstream Pertamina berinovasi menciptakan mesin sederhana yang berfungsi untuk menyiang sekaligus memupuk padi di sawah.
Perlu diketahui, Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina merupakan pengelola hulu migas yang secara geografi tersebar di Jawa Timur, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua.
Dan terdiri dari asset offshore dan onshore. Wilayah kerja di bawah Regional Indonesia Timur yaitu Zona 11 (Alas Dara Kemuning, Cepu, WMO, Randugunting, Sukowati, Poleng, Tuban East Java), Zona 12 (Jambaran Tiung Biru, Banyu Urip), Zona 13 (Donggi Matindok, Senoro Toili, Makasar Strait) dan Zona 14 (Papua, Salawati, Kepala Burung, Babar Selaru, Semai).
Senior Manager Relations Regional Indonesia Timur Fitri Erika mengungkapkan upaya mewujudkan ketahanan energi melalui keberlanjutan produksi minyak dan gas bumi. Regional Indonesia Timur juga berupaya untuk selalu memberikan manfaat jangka panjang kepada pemangku kepentingan, utamanya masyarakat lokal.
"Kami ingin masyarakat di wilayah operasi menjadi mandiri, dapat mengatasi permasalahan sosial yang dihadapi dengan memaksimalkan potensi lokal yang tersedia. Melalui program Prabu Kresna ini, seluruh fungsi di perusahaan turut terlibat untuk menularkan core competency. Sehingga terjadi transfer knowledge yang akan berguna meningkatkan kesejahteraan petani mewujudkan ketahanan pangan," ujarnya.
Menurutnya, penerapan teknologi merupakan salah satu bentuk penerapan core competency perusahaan yang berkontribusi pada pengembangan program pemberdayaan masyarakat. Khususnya melalui fungsi RAM pada divisi Mechanical Engineering, Mechanical dan Fabrikasi yang membantu perancangan desain mesin, operasional transmisi engine serta perakitan invensi alat penyiang khusus pertanian organik SRI Cakra Baskara.
"Selain itu, pembuatan mata pisau juga memanfaatkan limbah besi non-B3 sehingga memiliki nilai guna mengubah masalah limbah menjadi alat solusi pertanian. Inovasi modifikasi teknologi ini merupakan inovasi modifikasi alat baru yang sebelumnya belum pernah ada, inovasi ini juga telah mendapatkan pengakuan paten dengan Nomor Paten: IDS000007700 per tanggal 15 Maret 2024," imbuhnya.
Senada, Akhwan selaku Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban menambahkan bahwa penerapan inovasi teknologi ini memberikan dampak yang signifikan terhadap efisiensi proses dan waktu penyiangan lahan pertanian organik. Efisiensi mencapai 70,96% yang artinya dapat menghemat kebutuhan tenaga kerja sampai 44 OH/Ha/musim dan menghemat biaya hingga Rp 4,4 juta/Ha/musim tanam, tergantung kondisi gulma rumput yang ada.
Sebelum menerapkan metode tersebut, mayoritas sistem pertanian di Tuban adalah sistem konvensional. Pertanian organik yang diterapkan di beberapa wilayah Tuban juga merupakan sistem pertanian organik, yang menerapkan zero penggunaan bahan kimia tapi masih dengan sistem pengelolaan pertanian pada umumnya.
"Pertanian organik metode SRI binaan PEP Sukowati ini merupakan sistem pertanian organik dengan metode khusus sejak proses penyiapan lahan, pembibitan, metode tanam yang berbeda, proses irigasi khusus, intervensi dalam pertumbuhan padi. Hingga pemanfaatan mikroorganisme lokal (MOL) dengan proses pembuatan khusus,"beber Akhwan.
Pertanian organik metode SRI di Desa Rahayu ini menjadi pionir pertama, sebelum akhirnya direplikasi di beberapa wilayah sekitar. Seperti Desa Sawahan di Kecamatan Rengel dan bahkan hingga ke wilayah Kabupaten Bojonegoro.
Lanjut dia, Inovasi SRI juga merupakan bagian dari Program Petani Rahayu Bersatu Kreatif, Sehat dan Sejahtera (Prabu Kresna). Inovasi pengembangan proses pembuatan pupuk organik cair berbasis MOL yang berbahan dasar nasi dan bonggol pisang dalam program ini telah mendapatkan paten dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Indonesia dengan Nomor Paten: IDS000008343 dan IDS000008344 per tanggal 19 Juni 2024.
MOL nasi menjadi dekomposer atau starter bakteri pengurai berupa trichoderma pada pembuatan pupuk kompos sekaligus pada lahan pertanian secara langsung. Penggunaan MOL nasi berdampak mempercepat proses pembuatan kompos 3 kali lebih cepat dan membantu menambah nutrisi sehingga menyuburkan tanah.
"Sementara MOL bonggol pisang (bopis) berperan sebagai zat pengatur tumbuh stimulan untuk penambahan anakan pada tanaman padi. Pada pertanian konvensional, rata-rata dari 10 bibit yang ditanam hanya menjadi 40 anakan. Namun pada pertanian organik SRI menggunakan MOL bopis, dari 1 saja bibit yang ditanam dapat berkembang menjadi 40-120 anakan," pungkasnya. [liz/mu]
Tag : Pertamina EP Sukowati Field, inovasi petani, inovasi pertanian, petani
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini