Terapkan Sistem Agrosilvopastura, Pemuda Bojonegoro Diganjar Penghargaan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional
blokbojonegoro.com | Wednesday, 30 October 2024 06:00
Reporter: Parto Sasmito
blokBojonegoro.com – Salah satu pemuda di Kabupaten Bojonegoro, meraih penghargaan Pemdua Pelopor Tingkat Nasional, Bidang Pangan, sebagai delagasi dari Provinsi Jawa Timur.
Dia adalah Sulistiyo Nurul Cahyanto, pemuda 29 tahun asal Desa Sumberbendo, Kecamatan Bubulan, Kabupaten Bojonegoro, meraih Juara 1 Bidang Pangan di tingkat Jawa Timur, dan mendapatkan Juara 3 di Tingkat Nasional.
[Baca juga: Membanggakan, 1 Pemuda Bojonegoro Raih Juara Pemuda Pelopor Nasional dan 6 di Tingkat Jatim ]
Kepeloporan Sulistyo di bidang pangan adalah memberdayakan masyarakat, dan menggerakkan masyarakat, serta para pemuda yang ada di wilayah Kecamatan Bubulan dalam rangka membangun ketahanan pangan masyarakat areal hutan kritis dalam penerapan sistem agrosilvopastura.
“Bermula dari keresahan kami terhadap ketergantungan masyarakat di areal hutan terhadap perilaku ilegalloging/ penebangan pohon di hutan sebagai sumber pendapatan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” ungkap Sulistyo.
Tanpa disadari, kata Sulistyo, perilaku ini menyebabkan deforestasi/ hilangnya tutupan hutan secara besar-besaran. Dari tahun ke tahun perilaku tidak terpuji ini menyebabkan luasan hutan menyempit. Saat hutan telah gundul masyarakat mulai kehilangan mata pencaharian, timbul bencana alam seperti banjir bandang, angin puting beliung dan langganan kekeringan, kesenjangan ekonomi, kesulitan pangan dan permasalahan sosial ini juga berdampak pada dunia pendidikan pada generasi muda.
[Baca juga: Terapkan Peternakan dan kehutanan Sistem Agroforestri, Sulistyo Raih Juara Pertama Pemuda Pelopor Jawa Timur Bidang Pangan ]
“Dari permasalahan-permasalahan tersebut kami sebagai generasi muda mencoba mencari gagasan yaitu dengan membentuk kelompok tani ternak "KTT" yang kami beri nama "Srono Makmur" yang didirikan pada tahun 2015 dengan swadaya. Slogan kami, Muda Berkarya, Berjaya di desa!” imbuhnya.
Visi kelompok ternak tersebut, yakni mewujudkan ketahanan pangan masyarakat areal hutan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan melalui inovasi sistem agrosilvopastura. Sedangkan misinya adalah membangun sinergitas dan kolaborasi lintas sektor dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat dan stekholder untuk bersama-sama mewujudkan masyarakat yang produktif dan sejahtera.
Pihaknya mengajak masyarakat untuk menyadari tentang pentingnya hutan bagi kehidupan masyarakat khususnya masyarakat areal hutan. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kelestarian hutan. Awalnya kelompok tani ternak ini berdiri di prakarsai oleh 5 orang pemuda yang kemudian terus berkembang dari tahun ke tahun semakin bertambah anggotanya. Dalam perjalanannya hingga saat ini sudah mencapai 155 orang terdiri dari anggota serta mitra binaan yang tdk hanya berasal dari desa setempat melainkan tersebar diwilayah kecamatan bubulan. Selain itu juga bermitra dengan berbagai pihak dari luar Kecamatan Bubulan dalam bisnis peternakannya.
Agrosilvopastura adalah sebuah sistem yang menggabungkan antara sektor pertanian (agro) sektor kehutanan (silvo) dan sektor peternakan (pastura) dalam satu kawasan. Kelompok Tani Ternak "Srono Makmur" mengintegrasikan ketiga komponen tersebut dengan tujuan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat agar tidak lagi bergantung pada hasil hutan dengan cara ilegalloging sebagai sumber pendapatan. Akan tetapi mendorong masyarakat agar mampu memanfaatkan potensi lahan hutan yang saat ini kritis (kering tidak sehat/kurang subur/hutan gundul), dengan menerapkan sistem inovasi cerdas, iklim yaitu agrosilvopastura, yang mana dari sistem ini masyarakat dapat mengelola hutan tanpa merusak tanaman kehutanan. Sehingga mengurangi kerusakan hutan bahkan membantu reboisasi hutan melalui peningkatan peran masyarakat dengan sistem pengintegrasian ini sehingga terwujudlah ketahanan pangan masyarakat, kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
“Dalam hal ini kami bermitra dengan perum perhutani KPH Bojonegoro sebagai pemegang hak pengelolaan hutan yang ada di Kabupaten Bojonegoro. Kami hubungkan masyarakat dengan Perum Perhutani KPH Bojonegoro dalam pemanfaatan lahan hutan untuk penerapan sistem agrosilvopastura, dimana masyarakat dapat memanfaatkan lahan hutan yang kritis untuk tanaman pertanian seperti jagung, kacang, pisang, ketela pohon dan lain sebagainya. Selain itu masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani ternak Srono Makmur ini wajib memelihara ternak kambing dan mereka juga menanam berbagai jenis pakan ternak secara tumpang sari sebagai tanaman tepian serta untuk tanaman kehutanan kami menanam pohon berkayu atau kayu putih sebagai tegakan. Dari sistem ini terciptalah sebuah siklus yang berkeseimbangan, berkesinambungan dan berkelanjutan,” ulas Sulistyo.
Dari tanaman pertanian masyarakat mendapatkan hasil panen untuk dijual dan mendapat limbah pertanian untuk diolah sebagai pakan ternak. Dari sektor kehutanan masyarakat dapat memanen daun kayu putih yang biasanya dipanen 6 bulan sekali sebagai bahan baku minyak kayu putih dari sini masyarakat juga mendapatkan hasilnya, kemudian utuk sektor peternakan masyarakat mendapatkan pakan ternak yang melimpah dan penuh nutrisi yang berdampak pada meningkatnya produktifitas ternak yang dihasilkan sehingga sangat berpengaruh pada tingginya harga jual.
Keunggulan sistem ini adalah karena wilayah di Kecamatan Bubulan sebagian besar adalah hutan, selain itu sistem agrosilvopastura tepat diterapkan untuk mengatasi permasalahan gagal panen dimusim kemarau karena kekeringan yang sering terjadi, dulu masyarakat ketika gagal panen tidak lagi punya penghasilan darimanapun.
Saat ini dengan adanya penerapan sistem agrosilvopastura ketika gagal panen masyarakat masih punya ternak sebagai tabungan, sebaliknya ketika harga ternak murah masyarakat masih mempunyai hasil panen dari sektor pertanian yang mereka kelola dilahan hutan. Dari integrasi ke 3 sektor inilah masyarakat mendapatkan pekerjaan untuk bertani dan beternak, tidak hanya mendapatkan pekerjaan tetapi juga mendapatkan peningkatan penghasilan dari ke 3 sektor tersebut.
“Selain itu, dampaknya dapat dirasakan bahwa kami mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengatasi permasalah kesenjangan ekonomi maupun sosial, anak-anak desa tepian hutan saat ini sudah banyak yang dapat menempuh pendidikan tinggi sampai dengan sarjana dari penerapan sistem agrosilvopastura,” tambah Sulistyo.
Menurutnya, yang terpenting mampu meningkatkan peran serta masyarakat dalam perbaikan ekosistem hutan, menanggulangi bencana/ mitigasi bencana baik banjir ataupun kekeringan atau angin puting beliung dan lain sebagainya. Upaya yang dilakukan, dirasa memang masih belum mencakup cakupan yang luas akan tetapi upaya ini memberikan dampak yang dapat dirasakan masyarakat, selain itu dari sistem agrosilvopastura ini juga dapat menghambat perubahan iklim yang mana ini menjadi isu global yang mengancam pangan masyarakat.
“Kedepannya harapan kami semoga inovasi sistem agrosilvopastura yang kami terapkan secara lokal ini bisa diterapkan dalam skala nasional, dalam rangka mengatasi permasalahan pangan dan perubahan iklim yang mengancam pangan masyarakat, khususnya masyarakat di areal hutan karena ketahanan pangan nasional hanya akan terwujud ketika pangan masyarakat desa tercukupi,” pungkasnya. [ito/red]
Tag : Pemuda pelopor, nasional, jatim, bojonegoro, Desa Sumberbendo, Kecamatan Bubulan, Kabupaten Bojonegoro
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini