Kusnanto, Petani Bojonegoro yang Konsisten Menjaga Keselamatan demi Keberlanjutan
blokbojonegoro.com | Tuesday, 15 April 2025 09:00
Reporter: M. Anang Febri
blokBojonegoro.com - Pagi itu, Kusnanto bergegas meninggalkan rumah. Dengan sepeda motor, ia melintasi jalan setapak dan pematang sawah sejauh kurang lebih satu kilometer. Tak sampai lima menit, ia tiba di sawah miliknya.
Pria berusia 44 tahun tersebut ingin memastikan kondisi tanaman padinya pasca hujan lebat yang mengguyur malam sebelumnya. Rasa syukur menyelimuti hatinya ketika mendapati padinya dalam kondisi baik dan siap untuk dipanen. Dari lahan seluas 3.000 meter persegi itu, Kusnanto berharap dapat memperoleh hasil panen sekitar 1,5 ton gabah.
Lahan sawah tadah hujan yang dikelola Kusnanto ditanami secara bergiliran dengan padi dan jagung. Dengan menerapkan metode pertanian alami, ia berhasil mempertahankan produktivitas lahan secara konsisten. “Saya belajar bertani secara alami dari teman-teman dalam forum Jagong Tani,” ujarnya ketika ditemui di kediamannya, Dusun Gempol Garut, Desa Jelu, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, pada Minggu (13/4/2025).
Jagong Tani merupakan forum diskusi bulanan petani yang berada di sepanjang jalur pipa minyak Lapangan Banyu Urip. Kegiatan ini difasilitasi oleh LSM Inspektra dan didukung oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). Dalam pertemuan tersebut, para petani dari enam kecamatan di Bojonegoro saling bertukar pengalaman dan berdiskusi mengenai berbagai isu pertanian, termasuk keselamatan lingkungan sekitar jalur pipa.
Selain fokus pada pertanian, para peserta Jagong Tani juga memberikan perhatian khusus terhadap keselamatan jalur pipa minyak sepanjang 72 kilometer yang dikubur pada kedalaman 1,5 hingga 2 meter. Mereka memahami pentingnya menjaga keselamatan jalur tersebut agar tidak terjadi insiden yang dapat membahayakan masyarakat maupun ekosistem sekitar.
Insiden ledakan pipa gas di Malaysia pada awal April 2025 menjadi pengingat bagi para petani untuk tetap waspada dan menjaga keamanan. Peristiwa tersebut juga menjadi topik diskusi dalam Jagong Tani. “Kami merasa lebih tenang apabila keselamatan jalur pipa dijaga secara kolektif,” ujar Kusnanto. Ia meyakini bahwa kejadian seperti di Malaysia bisa dicegah apabila terdeteksi dan ditangani sejak dini.
Kesadaran para petani terhadap pentingnya menjaga jalur pipa minyak Lapangan Banyu Urip bukanlah hal yang baru. Sejak pipa mulai beroperasi pada tahun 2015, mereka telah mendapatkan pendampingan dan edukasi mengenai pentingnya keselamatan bersama. Sikap saling mengingatkan dan menjaga menjadi budaya yang tumbuh di tengah komunitas mereka.
Direktur Inspektra, Handoko, membenarkan peran aktif petani dalam menjaga keselamatan jalur pipa. Ia menyebutkan bahwa para petani bahkan turut serta memperbaiki *crown*—gundukan tanah yang menandai keberadaan pipa di bawah permukaan—apabila terjadi kerusakan akibat erosi atau faktor lainnya.
Lebih dari itu, para petani juga telah menandatangani surat komitmen sebagai bentuk pernyataan resmi mereka untuk menjaga keamanan dan keselamatan jalur pipa. “Sebagai mitra EMCL, kami secara rutin melakukan sosialisasi serta membangun komunikasi yang erat dengan para petani,” tutur Handoko.
Menurutnya, petani dan warga sekitar jalur pipa juga bersikap proaktif dalam memberikan informasi apabila terdapat aktivitas yang berpotensi membahayakan pipa. Kesadaran kolektif ini membentuk jaringan komunitas yang dikenal sebagai *komunitas jaga pipa*. Untuk memperkuat pemahaman, Inspektra juga menyusun materi komunikasi sebagai panduan mengenai hal-hal yang diperbolehkan dan dilarang di area sekitar pipa. Di sisi lain, EMCL turut mendukung dengan memasang rambu-rambu keselamatan di sepanjang jalur pipa.
Hingga saat ini, Inspektra telah melaksanakan lebih dari 30 diskusi multipihak yang melibatkan pemerintah, instansi terkait, dan perusahaan sekitar. Bersama EMCL, mereka juga telah menggelar lebih dari 300 pertemuan rutin dengan petani, menyelenggarakan lebih dari 100 kegiatan Jagong Tani, serta melakukan kunjungan langsung dari rumah ke rumah untuk mengedukasi warga terkait bahaya aktivitas di sekitar jalur pipa.
“Alhamdulillah, kami telah berikhtiar bersama demi keselamatan jalur pipa ini,” tutup Handoko, penuh harap. [feb/red]
Tag : Kusnanto , petani, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), EMCL
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini