12:00 . Jadikan Membaca sebagai Ritual Harian   |   11:00 . Jelang Agustus, PCNU Bojonegoro Awali Kibarkan Merah Putih   |   10:00 . Liga Bintang 2025: Panggung Talenta Muda Bulu Tangkis Bojonegoro   |   09:00 . Pelatihan Vokal Mannah Indonesia Bangkitkan Semangat Talenta Lokal   |   08:00 . 300 Kuota Kursus Bahasa Inggris untuk Guru MI, Ini Cara Daftarnya   |   07:00 . Doa Bulan Shafar, Lengkap dengan Transliterasi dan Terjemahnya   |   06:00 . 230 Kuota Beasiswa S2 dan S3 Dalam Negeri di 2025   |   21:00 . Ahmad Supriyanto: Anak Penjual Terong di Pasar Sumberrejo Sampai Gedung DPRD Bojonegoro   |   20:00 . Gemilang, Rahendra Sabet Emas Kejurnas Renang di Bangkalan   |   19:00 . Dua Menteri dan Ketum PBNU Dijadwalkan Hadir di Bojonegoro   |   18:00 . Darah Tinggi Kambuh, Petani di Bojonegoro Ditemukan Meninggal di Sawah   |   17:00 . Saat Tidur Lelap, Rumah Warga Bojonegoro Diduga Dibakar Anak ODGJ   |   13:00 . Jaga Air Baku, TNI Bersama Warga Rehabilitasi Check Dam Sekonang   |   12:00 . Rehabilitasi Check Dam Sekonang, Ikhtiar TMMD 125 Bojonegoro Jaga Air Baku   |   10:00 . Program KIP Kuliah Dibuka, Ada 21.490 Kuota Mahasiswa   |  
Sun, 27 July 2025
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Menyongsong Industrialisasi Serta Peluang Membentuk Kawasan Ekonomi Khusus di Bojonegoro

blokbojonegoro.com | Tuesday, 17 June 2025 06:00

Menyongsong Industrialisasi Serta Peluang Membentuk Kawasan Ekonomi Khusus di Bojonegoro

Oleh Dr. Mukhamad Roni, S.E.,M.E.*

Pendahuluan: Momentum dan Arah Baru Pembangunan Daerah

Kabupaten Bojonegoro dikenal sebagai daerah penghasil migas yang signifikan di Jawa Timur. Selain kekayaan alam, Bojonegoro juga memiliki potensi besar di sektor pertanian, kehutanan, dan energi terbarukan. Namun, seperti banyak wilayah kaya sumber daya, tantangan Bojonegoro terletak pada bagaimana mengonversi potensi tersebut menjadi pusat pertumbuhan industri yang berkelanjutan. Di sinilah ide pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menjadi sangat relevan.

Bojonegoro kini memiliki posisi fiskal yang relatif kuat, terbukti dari angka Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) yang besar dalam beberapa tahun terakhir. Anggaran yang mengendap ini, bila tidak dioptimalkan, hanya akan menjadi angka tidur dalam laporan keuangan. Sebaliknya, bila dikelola secara visioner, SILPA dapat menjadi trigger bagi akselerasi industrialisasi daerah melalui KEK.

Apakah Bojonegoro Layak Memiliki KEK?

Secara geografis, Bojonegoro terletak di jalur strategis wilayah barat Jawa Timur, dekat dengan akses logistik seperti Pelabuhan Gresik, Bandara Juanda dan Stasiun Kereta. Selain itu, Bojonegoro memiliki lahan luas yang relatif tersedia, yang dapat dimanfaatkan untuk kawasan industri, energi, pertanian modern, atau pengolahan hasil hutan.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, pengusulan KEK oleh pemerintah daerah dimungkinkan dengan memenuhi beberapa kriteria, di antaranya:

1. Ketersediaan lahan minimal 50 hektare yang bebas dari sengketa.

2. Kelayakan ekonomi dan finansial proyek, termasuk potensi menarik investor dalam jangka menengah.

3. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

4. Komitmen pemerintah daerah dalam menyiapkan infrastruktur dasar dan kemudahan berusaha.

Dengan memenuhi kriteria tersebut, Bojonegoro sebenarnya cukup layak mengajukan KEK. Terlebih lagi, adanya proyek besar seperti pengembangan pabrik etanol dari bahan baku lokal menunjukkan bahwa industri hilir di sektor energi dan pertanian bisa menjadi tema utama KEK.

 

Peran Strategis SILPA dalam Membangun KEK

SILPA adalah dana APBD yang tidak terserap dalam satu tahun anggaran dan menjadi bagian dari pembiayaan tahun anggaran berikutnya. Tingginya SILPA menunjukkan dua sisi: di satu sisi menandakan kehati-hatian fiskal, namun di sisi lain bisa mencerminkan kurangnya perencanaan atau serapan program pembangunan.

Dalam konteks KEK, SILPA bisa diarahkan untuk:

1. Pengadaan lahan KEK secara legal dan bebas dari sengketa.

2. Pembangunan infrastruktur dasar, seperti jalan akses, drainase, air bersih, dan jaringan listrik.

3. Menyusun kajian teknis dan feasibility study KEK sebagai dokumen pendukung untuk pengajuan ke Dewan Nasional KEK.

4. Pembentukan Badan Usaha Pengelola KEK, baik berbentuk BUMD maupun kemitraan dengan swasta.

5. Promosi dan diplomasi investasi di level nasional maupun internasional.

Dengan kata lain, SILPA bukan hanya dana pasif, tetapi dapat menjadi investasi awal pembangunan yang bersifat strategis dan produktif.

 

Tantangan dan Solusi Tata Kelola

Tentu saja, membentuk KEK bukan perkara mudah. Tantangan utama yang akan dihadapi Bojonegoro meliputi:

• Koordinasi antar instansi, baik di level daerah maupun dengan pusat.

• Kesiapan regulasi lokal, termasuk Perda yang mengatur kawasan industri atau KEK.

• Minimnya SDM ahli dalam perencanaan kawasan khusus dan diplomasi investasi.

• Ketakutan akan risiko politik dan kesulitan pertanggungjawaban anggaran.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro perlu membentuk tim percepatan KEK lintas sektor, dengan dukungan akademisi, profesional, dan pelaku usaha. Di samping itu, kemitraan dengan lembaga pusat seperti Kementerian Investasi, Kemenko Perekonomian, dan Dewan Nasional KEK harus dilakukan secara intensif sejak awal.

 

Skema Kolaborasi Pendanaan: APBD dan Investasi Swasta

KEK yang hanya didanai oleh APBD tidak akan berjalan optimal. Oleh karena itu, model pembiayaan yang ideal adalah skema blended finance atau kolaborasi antara pendanaan publik dan swasta. Pemerintah dapat menggunakan SILPA sebagai modal dasar untuk membangun fasilitas awal, sementara promosi investasi dilakukan untuk menarik investor membangun pabrik, gudang, kawasan logistik, atau pusat riset.

Pemerintah daerah juga bisa menginisiasi KEK berbasis sektor unggulan lokal seperti:

• KEK Energi dan Biofuel: terintegrasi dengan pembangunan pabrik etanol dari tebu dan singkong.

• KEK Agroindustri Modern: mengolah hasil pertanian, kehutanan rakyat, dan ternak dalam skala besar.

• KEK Digital dan Pendidikan Vokasi: mengembangkan teknologi pertanian dan energi ramah lingkungan, dengan dukungan universitas dan politeknik lokal.

 

Penutup: Saatnya SILPA Menjadi Katalis Pembangunan

Pembangunan KEK di Bojonegoro bukan hanya mimpi, tetapi peluang nyata yang bisa diwujudkan bila direncanakan secara sistematis. Dengan kapasitas fiskal melalui SILPA yang

tinggi dan potensi sumber daya alam yang melimpah, Bojonegoro memiliki segala alasan untuk mengambil langkah berani.

Namun, keberanian ini harus dibarengi dengan tata kelola yang transparan, inklusif, dan profesional. Bila dilakukan dengan benar, KEK bukan hanya akan menjadi wajah baru industrialisasi Bojonegoro, tetapi juga menjadi simbol keberhasilan transformasi ekonomi daerah berbasis keunggulan lokal.

*Penulis adalah Dosen, Peneliti Ekonomi dan Keuangan Syariah, Praktisi Indonesia Belajar & Mengajar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tag : Kawasan Ekonomi Khusus, KEK, BOJONEGORO , Oleh Dr. Mukhamad Roni, S.E., M.E.*



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat