Reporter: M. Anang Febri
blokBojonegoro.com - Setelah berhenti beroperasi, suara mesin akhirnya kembali terdengar di kawasan pabrik pengolahan tembakau PT Sata Tec Indonesia, Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, Bojonegoro.
Pada Selasa (15/7/2025) siang, perusahaan ini mulai melakukan uji coba operasional, disaksikan langsung oleh Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah. Ia hadir bersama jajaran manajemen perusahaan, sejumlah pimpinan OPD, Kepala Desa Sukowati, para guru dari sekolah-sekolah sekitar, serta ratusan karyawan yang menanti harapan baru.
Namun, di balik peresmian uji coba yang semestinya berjalan hangat, suasana justru sempat berubah tegang. Guru dari SD Negeri Sukowati, sekolah yang berjarak tak sampai 50 meter dari area pabrik menyampaikan sejumlah keluhan.
Mereka meminta agar jam operasional pabrik disesuaikan agar tak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Tidak hanya itu, mereka juga meminta agar pihak perusahaan turut menanggung biaya listrik untuk penggunaan AC dan menutup ventilasi sekolah guna mengurangi dampak bau dari aktivitas pabrik.
"Kami meminta agar tagihan listrik untuk AC yang diberikan PT Sata Tec Indonesia ditanggung oleh perusahaan, dan ventilasi sekolah ditutup," ujar seorang guru.
Pernyataan itu langsung ditanggapi positif oleh pihak manajemen perusahaan. "Kami setuju," kata Nur Hidayat, perwakilan manajemen PT Sata Tec Indonesia.
Namun ketegangan mulai terasa ketika Kepala Desa Sukowati mengangkat isu partisipasi warga. Ia mempertanyakan apakah dalam pertemuan penting ini, ada perwakilan warga terdampak yang turut diundang.
"Sudah adakah perwakilan warga yang terdampak yang diundang," tanyanya, dengan nada tinggi.
Tak berhenti di situ, Kepala Desa juga membeberkan dugaan intimidasi terhadap salah satu guru PAUD oleh pejabat Dinas Pendidikan.
"Bahkan guru PAUD saya kemarin dipanggil dan diintimidasi. Dia diberi perumpamaan, 'kamu itu semut, jangan melawan gajah'," ungkapnya.
Gestur dan nada bicara sang Kades yang semakin tinggi bahkan sempat membuat suasana memanas. Wakil Bupati Nurul Azizah terlihat tenang namun sigap memberi isyarat kepada ajudannya untuk menenangkan situasi.
Guru PAUD yang disebut pun diminta memberikan klarifikasi. Ia membenarkan adanya pernyataan tersebut, namun menegaskan tidak merasa terintimidasi secara langsung.
"Pak Kabid hanya menyampaikan bahwa kemauan kami akan diteruskan ke pimpinan. Beliau memang mengatakan, 'kita ini kecil, perusahaan itu besar, seperti semut melawan gajah'," tutur Dika, sang guru.

Di tengah memuncaknya tensi, Wakil Bupati mengambil kendali. Ia memediasi perdebatan dengan tenang, menekankan bahwa uji coba operasional akan diberlakukan selama satu bulan ke depan dengan pengawasan ketat dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
"Uji coba akan dilakukan selama satu bulan, dan pengawasan akan dilaksanakan oleh DLH," tegas Nurul Azizah sambil menepuk pundak Kepala DLH yang hadir di lokasi.
Namun, ketegangan kembali mencuat ketika Kepala Desa menyampaikan pernyataan lanjutan yang tak kalah keras.
"Kalau sekolah mau pindah, pihak Sata Tec siap membangunkan sekolah baru," ucapnya dengan nada pongah.
Menanggapi pernyataan tersebut, Nur Hidayat dari pihak perusahaan menyampaikan bahwa bantuan untuk sekolah memang bisa diberikan, namun tetap harus melalui prosedur resmi.
"Kalau memang ada proposal dari pihak sekolah atau yayasan, kami siap membantu," katanya.
Meski sempat diwarnai ketegangan, acara akhirnya ditutup dengan suasana haru. Ratusan karyawan PT Sata Tec Indonesia tampak menyalami Wakil Bupati satu per satu, mencium tangan, dan berfoto bersama.
Bagi mereka, uji coba ini bukan sekadar rutinitas pabrik, melainkan secercah harapan baru di tengah masa-masa penuh ketidakpastian. [feb/mu]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published