Ibnu Athaillah, Lulusan Attanwir yang Ukir Prestasi Kaligrafi di Ajang Internasional IRCICA 2024
blokbojonegoro.com | Tuesday, 22 July 2025 12:00
Reporter: Nidlomatum MR
blokbojonegoro.com - Bermula dari ruang kelas sederhana di MTsAI Attanwir, kini namanya melanglang hingga ke Istanbul, Turki. Dialah Ibnu Athaillah, alumnus MTsAI Attanwir yang baru-baru ini berhasil mengukir prestasi membanggakan dalam Lomba Kaligrafi Internasional IRCICA 2024 dan berhasil masuk nominasi tiga besar kategori Diwani, mengalahkan ratusan peserta dari berbagai negara.
Lomba ini diselenggarakan oleh IRCICA (Research Centre for Islamic History, Art and Culture), lembaga internasional di bawah naungan Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Kompetisi kaligrafi yang digelar rutin dua hingga tiga tahun sekali ini menjadi panggung bergengsi bagi para kaligrafer dari seluruh dunia untuk memamerkan keterampilan dan kecintaan mereka terhadap seni Islam.
Ibnu mengisahkan bahwa kecintaannya pada seni khat bermula dari bangku sekolah di Attanwir, tempat ia pertama kali mengenal kaligrafi dari dua guru yang sangat menginspirasinya, yaitu Ustadz Masrukhin dan Ustadz Shoim.
“Saya sangat berkesan dengan kaligrafi yang ditulis oleh kedua guru saya tersebut. Tulisan mereka begitu indah dan penuh makna. Dari situlah tumbuh minat saya terhadap seni khat, dan sejak itu saya bertekad untuk terus menekuninya,” tutur Ibnu mengenang masa awalnya mencintai kaligrafi.
Usai menamatkan pendidikan di MTsAI Attanwir, ia mendapatkan rekomendasi dari Ustadz Shoim untuk mendalami kaligrafi secara serius di Sekolah Kaligrafi Al-Qur’an (SAKAL)Jombang, di bawah bimbingan maestro kaligrafi nasional, Ustadz Atho’illah. Sejak 2018 hingga kini, Ibnu terus belajar di SAKAL dan aktif mengikuti berbagai kompetisi serta program pelatihan kaligrafi.
Dalam lomba IRCICA 2024, Ibnu awalnya memilih dua kategori khat: Naskhi dan Diwani. Namun, karena keterbatasan waktu, ia akhirnya fokus hanya pada khat Diwani. Karya tersebut ia eksekusi dan selesaikan dalam waktu kurang lebih 20 hari. Ia mengaku, tantangan terberat adalah menjaga harmoni antarhuruf dan menyusun komposisi layout agar tampak artistik namun tetap sesuai kaidah khat.
“Prestasi ini tak lain berkat doa kedua orang tua saya, bimbingan guru-guru saya di Sakal, dan dukungan dari teman-teman. Semoga pencapaian ini membawa keberkahan dan menjadi motivasi bagi saya dan teman-teman untuk terus belajar dan berkarya,” ujarnya.
Pesan dari Seorang Santri untuk Para Pencinta Khat
Sebagai seorang santri dan seniman, Ibnu Athaillah menitipkan pesan penting kepada generasi muda yang ingin menekuni seni kaligrafi:
“Tanamkan rasa cinta terlebih dahulu pada seni khat, perbaiki niat, dan yang paling penting adalah carilah guru yang kompeten, yang bisa membimbing dengan baik dan benar.”
Perjalanan Ibnu Athaillah adalah bukti nyata bahwa pesantren dan lembaga pendidikan Islam seperti MTsAI Attanwir mampu melahirkan generasi yang bukan hanya religius, tetapi juga berprestasi hingga tingkat dunia. Ia menjadi inspirasi bagi para santri lain bahwa dari ruang-ruang kelas pesantren, karya besar dan prestasi global bisa dilahirkan.
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini