06:00 . Gelar Muskab, Setyawan Mubayinan Kembali Terpilih Jadi Ketua Pengkab TI Bojonegoro   |   21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |   16:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z, Acara untuk Generasi Muda Bojonegoro   |   14:00 . Tim PkM Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan P5 dan PPRA di Lembaga Pendidikan   |   13:00 . Wujudkan Lansia Bermartabat, PD 'Aisyiyah Bojonegoro Gelar Lokakarya Kelanjutusiaan   |   12:00 . Tim KKN 44 UNUGIRI Observasi di Desa Grabagan   |   06:00 . Menilik Pasukan Kopi Rakyat Jelita Pada Kompetisi Nyethe Rokok Kenduri Cinta 2 Wahono-Nurul   |   21:00 . Barisan Muda Bangga Bojonegoro Siap Menangkan Wahono-Nurul   |   20:00 . Setyo Wahono ajak Ketum PP.Ansor, Addin Jauharudin Bermain Fun Badminton   |   19:00 . Empat Kades Terdakwa Korupsi Pembangunan Jalan di Bojonegoro Dituntut 5 Tahun Penjara   |   18:00 . Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, Dua Pembangunan Jalan di Bojonegoro Disidik Kejaksaan   |   17:00 . Judi Online Sebabkan 978 Pasangan di Bojonegoro Cerai   |   16:00 . Jumping Teknologi, Wenseslaus Manggut: Tantangan dan Peluang Industri Media Digital   |   15:00 . Suwarjono: Media Lokal saat ini Tidak Baik-baik Saja, Inilah Tantangan di Tengah Digitalisasi   |  
Fri, 22 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Pasca Penambang Pasir 'Tewas' di Bengawan

Penambang Masih Takut dengan Mitos Lokal

blokbojonegoro.com | Sunday, 15 January 2017 11:00

Penambang Masih Takut dengan Mitos Lokal

Reporter: Maratus Shofifah

blokBojonegoro.com - Beberapa hari setelah ditemukannya Supar (51), warga asal Desa Jati Duwur, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, meninggal di Bengawan Solo turut Desa Glagahsari, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, penambang pasir masih sepi dari aktivitas. Banyak cerita mengiring trauma penambang yang dijubeli warga dari Kabupaten Jombang tersebut.

Selain air Bengawan Solo yang kembali naik, ada alasan lain dari cerita masyarakat lokal yang membuat penambang pasir takut menyelam lagi. Kemungkinan besar, kegiatan baru mulai setelah 7 hari, atau ada yang percaya 40 hari setelah korban ditemukan.

"Ada cerita lokal, jika terdapat orang kalap, maka harus ditunggu setelah 7 hari atau 40 harinya," kata salah satu penambang pasir, Tadi, sambil membersihkan perahunya.

Dikatakan, kebanyakan penambang pasir masih mempercayai mitos masyarakat sekitar Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro maupun yang ikut wilayah Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban. Karena, cerita rakyat tersebut juga "pamali" jika dilanggar. Selain mitos tersebut, kabarnya ada himbauan dari polisi untuk berhenti menambang.

"Takut saja jika kejadian terulang, seperti penambang pasir asal Jombang tersebut yang terulang lagi. Walaupun sebenarnya boleh dan tidak untuk percaya cerita rakyat," tambah penambang lain, Yazid.

Senada ditegaskan Irul, operator perahu penyebrangan Glagahsari dan Cangaan, Kecamatan Kanor. Jika cerita rakyat cukup nyaring terdengar pasca meninggalnya pengeduk pasir asal Jombang. Warga juga bertanya-tanya, penambang pasir asal Jombang begitu lihai menyelam, kenapa sampai kalap? "Ya mungkin saja masih pada trauma, sehingga belum menambang pasir lagi," tambahnya. [ifa/mu]

Tag : tenggelam, penambang pasir



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat