KBSR Percontohan Usaha Ternak di Bojonegoro
Beternak Nyaman dan Menguntungkan
blokbojonegoro.com | Monday, 20 February 2017 08:00
Kandang Belajar Sapi Rakyat (KBSR), merupakan sebuah organisasi yang dibentuk atas dasar semangat belajar dan berwirausaha dari anggota masyarakat yang tinggal di wilayah sekitar Lapangan Minyak dan Gas Bumi (Migas) Banyuurip Blok Cepu.
Reporter: Tim Infotorial
blokBojonegoro.com - KBSR diprakarsai oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dengan dukungan SKK Migas sejak tahun 2009 sebagai bagian dari kontribusi di bidang pengembangan ekonomi masyarakat. Kini, selain menjadi tempat untuk belajar penggemukan sapi yang baik dan menguntungkan, KBSR juga memproduksi pakan konsentrat, dan pupuk kompos dari kotoran sapi. KBSR juga telah menjadi sumber rujukan para peternak di Kabupaten Bojonegoro bahkan hingga Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Lokasi KBSR berada di Desa Brabowan Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro. Saat ini, KBSR memiliki fasilitas kandang koloni yang mampu menampung 40 ekor sapi, dan unit produksi konsentrat yang mampu memproduksi sekitar 2 ton pakan konsentrat setiap harinya.
Manajer Eksekutif KBSR, Farid Ansyarudin, mengatakan, pola pikir yang dibangun KBSR adalah mengedepankan bisnis dan kontribusi sosial. Apalagi setelah menjadi unit usaha dari Yayasan Bimantari. "Sejak saat itu KBSR dikelola dengan pola Total Bisnis dan Kontribusi Sosial kepada masyarakat," ucap Farid.
Farid menjelaskan, ibarat sebuah sel, KBSR menjadi inti bisnis peternakan sedangkan masyarakat menjadi plasmanya. Dia menambahkan, KBSR memberikan jasa layanan kepada masyarakat di bidang peternakan sekaligus meningkatkan taraf ekonomi mereka. Diperkuat dengan keunggulan produk penggemukan sapi maupun pakan ternak. Untuk memperluas pelayanan dan pengembangan bisnis, KBSR saat ini mulai merambah ke penggemukan kambing dan domba.
Ketua Yayasan Bimantari, Muhammad Jai menuturkan, pada awal didirikan KBSR memiliki 70 ekor sapi jenis limosin, simental, dan brenmus untuk digemukkan. "Tahun ini ada 10 ekor sapi betina dengan anaknya dan sapi jantan sebanyak 35 sampai 40 ekor," tambahnya. Sapi-sapi itu tidak untuk dipelihara secara lama, tapi digemukkan dengan metode yang tepat, sehingga dalam waktu singkat, sapi sudah siap dipasarkan.
Sapi yang masuk pengelolaan KBSR berumur sekitar 1,5 tahun ke atas. Tidak sampai satu semester, sapi sudah siap dijual atau layak potong. "Kami menangani secara teknis, contohnya pada saat sapi datang kami akan melakukan pemeriksaan dengan cara pemberian obat cacing, vitamin dan injeksi setelah itu sapi baru masuk ke kandang," Kata Jai.
Inovasi cara beternak di KBSR rupanya disambut baik masyarakat. Hingga akhirnya pada tahun 2015 dibuat program investasi bagi masyarakat Gayam. Investasi berupa titip sapi dengan metode bagi hasil. Dengan perhitungan, 70 persen dari keuntungan untuk KBSR, dan 30 persennya lagi untuk pemilik sapi.
"Apabila sapi ternak yang dititipkan oleh warga ada yang mati, pihak KBSR akan mengganti semua kerugian kepada warga yang berinvestasi," Jelas Jai.
Keuntungan yang diperoleh KBSR dikembalikan lagi kepada masyarakat Kecamatan Gayam dalam bentuk pos pelayanan terpadu atau posyandu sapi ternak. Menurut Jai, KBSR sudah melaksanakan kegiatan posyandu sapi sejak 2013. Sudah lebih dari 2.600 sapi dari hampir 1.400 keluarga pemilik sapi mendapatkan manfaat kegiatan ini. Dalam setiap kegiatan, ungkap Jai, hingga 150 ekor sapi mendapatkan pelayanan gratis berupa pemeriksaan, pengobatan. Pemilik sapi juga mendapatkan kesempatan konsultasi serta pelatihan pembuatan pakan. Masyarakat tidak perlu lagi repot memeriksakan sapi ke klinik hewan. “Kita datang ke rumah-rumah. Semua pelayanan tidak dipungut biaya,” katanya.
Jai menambahkan, KBSR yang akan datang juga diharapkan menjadi wahana edukasi anak-anak sebagai taman belajar ternak dan wisata. Sejauh ini sudah banyak sekolah-sekolah yang belajar ke taman ternak KBSR, gratis tanpa dipungut biaya.
Menurut Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bojonegoro, Edi Purwanto, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mendukung penuh upaya-upaya KBSR. Lebih lanjut Edi menyampaikan, Disnakan juga memberikan bimbingan dan arahan untuk KBSR. Bagi dia, KBSR merupakan wujud kemandirian masyarakat di tengah industrialisasi migas yang saat ini maju pesat di Bojonegoro. “Kita ingin semua ini terwujud dengan sinergi bersama,” cetusnya.
Sementara itu, menurut Community Development Coordinator EMCL, Beta Wicaksono, program KBSR merupakan Program Pendukung Operasi (PPO) EMCL bersama mitra blok cepu: Pertamina EP Cepu dan Badan Kerjasama (BKS) Participating Interest (PI) Blok Cepu. Beta menjelaskan, program ini sebelumnya juga sudah mendapat persetujuan SKK Migas ini. "Dengan pendampingan dari mitra LSM kami, KBSR telah berhasil menjadi pusat peningkatan kapasitas beternak masyarakat, sekaligus menjadi percontohan peternakan yang baik dan ekonomis," ungkap Beta. [ito]
Tag : kbsr, emcl, brabowan, gayam
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini