Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (8)
Molor 5 Jam, Jembatan Kaliketek Berhasil Dihancurkan
blokbojonegoro.com | Thursday, 10 August 2017 12:00
Untuk menghambat gerak maju pasukan Belanda, salah satunya melewati jembatan Kaliketek, maka pada tanggal 22 Desember 1948 Tentara Genie Pelajar (TGP) mendapat tugas untuk menghancurkan jembatan yang menjadi penghubung antara Kabupaten Bojonegoro dengan Tuban di atas Bengawan Solo.
Reporter: Parto Sasmito, Tim Investigasi
blokBojonegoro.com - Anggota Tentara Genie Pelajar (TGP) seksi 501 waktu itu tidak ada yang bersenjata. Sebab, tugas meraka di Bojonegoro hanya melayani kesatuan-kesatuan mobil dan teritorial yang mebutuhkan botol-botol pembakar atau istilahnya brandflessen.
Kemudian, atas usulan dari Komandan Seksi, Margono dan wakilnya, Joko Basuki yang disetujui oleh Pak Dirman, maka diputuskan TGP bergabung dengan pasukan dari brigader Ronggolawe. Selanjutnya, tugas pasukan tersebut adalah menghancurkan jembatan-jembatan yang ada di sekitar kota Bojonegoro untuk menghambat pergerakan musuh, yakni pasukan Belanda.
[Baca juga: Peluru Belanda yang Menghujani Montong ]
Dihitung dari banyaknya jembatan yang ada di sekitar kota Bojonegoro, pasukan TGP dibagi menjadi dua kelompok. Di bagian selatan bengawan atau di wilayah kota yang dipimpin Margono dan di bagian utara yang ada di seberang di bawah komando Basuki dengan anggota Joko Mulyono, Joko Sarwono, Suwoto, Sutiarjo dan Suwondo.
Pada tanggal 22 Desember 1948, Letkol (jabatan saat itu) Sudirman memberikan perintah pasukan TGP yang ada di asrama dekat perempatan Bombok, untuk menghancurkan jembatan Kaliketek, paling lambat pukul 21.00 malam hari.
Awalnya agak ragu ketika menerima perintah, karena terus terang aggota TGP belum pernah meledakkan sebuah bom. "Ini merupakan pengalaman pertama," dikisahkan oleh Joko Basuki yang tertuang dalam Pengabdian Selama Perang Kemerdekaan Bersama Brigadir Ronggolawe, Panitia Penyusunan Sejarah Brigade Ronggolawe,1985:240.
Apalagi, lanjut Wakil Komandan Pasukan TGP yang bertugas di utara Bengawan Solo itu, bom-bom sudah terpasang pada tiang - tiang jembatan. Secara teori, mereka tinggal memasang detonator dan menariknya dari tempat terlindung.
Dengan modal nekat, sekelompok anggota berangkat ke jembatan Kaliketek sebelum magrib untuk mengetahui letak bom dan memasang detonator. Ada seorang anggota, Joko Sarwono yang dikenal paling pintar dan suka menjadi pahlawan, turun memasang detonator tersebut, kemudian pen diikat dengan kawat penarik. Kemudian, anggota lainnya turut membantu aktivitas tersebut.
Pada saat mereka sedang bekerja memasang detonator, datang juga satu regu yang dipimpin oleh Sersan Sidiq yang bertugas mengawal. Sekitar pukul 20.00 WIB, pengerjaan pertama selesai dilakukan. Dipastikan daerah di sekitar sudah diamankan, selanjutnya oleh regu Sidiq kawat pemicu ledakan bom ditarik. Namun, sialnya kawat tersebut putus.
Di dalam kegelapan, terpaksa Joko Basuki beserta anggotanya kembali bekerja dengan menggunakan senter, mencari di mana tempat putusnya kawat. Karena mereka yang bertanggung jawab penghancuran Jembatan Kaliketek. Terlebih, sekitar pukul 23.00 WIB Letnan Satu (Lettu) Suyitno datang melakukan pemeriksaan.
Anggota dari Joko Basuki memberikan jawaban bahwa malam itu juga jembatan pasti putus dan hancur. Meski sempat molor 5 jam dari waktu yang diperintahkan, akhirnya sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, dengan usaha keras Jembatan Kaliketek berhasil dihancurkan bersama dengan beberapa buah lokomotif masuk ke dasar sungai Bengawan Solo. Sehingga bisa menghambat laju pasukan Belanda.
Kondisi jembatan yang dulu dihancurkan sempat diperbaiki lagi dan dipakai jalur kereta. Saat ini, jembatan tersebut terlihat mangkrak, dan menyisakan bekas rel kereta.
Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum Desa Banjarsari, Widodo kepada blokBojonegoro.com menjelaskan, menurut cerita orang-orang tua dulu, Jembatan Kaliketek sudah 2 kali dihancurkan. Yang pertama sekitar tahun 1942 dan selanjutnya tahun 1948 masa agresi militer Belanda 2.
"Namun kembali dibangun lagi tahun berapa itu nggak tahu, karena sumbernya belum jelas. Pada waktu dulu, jembatan Kaliketek hanya satu saja. Yakni jalur kereta di tengah dengan kanan dan kirinya adalah aspal," jelas Widodo. [ito/mu]
Keterangan:
1. Foto Jembatan Kaliketek dalam keadaan hancur. Beberapa buah lokomotif diterjunkan ke dalam sungai
2. Foto Jembatan Kaliketek saat ini.
3. Sumber: Pengabdian Selama Perang Kemerdekaan Bersama Brigade Ronggolawe. Oleh: Pantia Penyusunan Sejarah Brigade Ronggolawe.
Tag : jembatan, kaliketek, banjarsari, bojonegoro
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini