Mbah Parmi, Puluhan Tahun Jadi Tukang Pijat Tradisonal
blokbojonegoro.com | Saturday, 16 December 2017 15:00
Reporter: Sutopo
blokBojonegoro.com - Tubuhnya sudah mulai kriput dimakan oleh usia. Namun apa daya demi kebutuhan hidup, Parmi (60) masih tetap berjuang jadi tukang pijat tradisonal.
Bahkan, janda tua itu tak berani tersenyum lebar, lantaran gigi miliknya sudah mulai ompong.
"Awak e mbah kie wes kuru, untune yo wes entek tapi yo jek sehat (tubuhnya mbah ini sudah kurus, giginya pun ya sudah ompong tapi ya masih sehat)," kata Mbah Parmi, saat memijat pasiennya, Minggu (16/12/2017).
Janda asli Dusun Dibal, Desa Deling, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro ini mengaku sudah hampir 30 tahun lebih menjadi tukang pijat. Dirinya menceritakan, dulu ia setelah ditinggal sang suami menghadap kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk selamanya (meninggal dunia), ia harus bekerja sendiri untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Keahlian menjadi seorang pemijat tradisonal ia peroleh secara otodidak, walau demikian, menurutnya banyak pasien yang cocok dengan pijatan tangan lincahnya.
"Nek wong loro panas, meriang, watuk, pilek biasane nek seng mijet Mbah yo cocok (kalau orang sakit panas, tidak enak badan, batuk, flu, biasanya kalau Mbah yang memijat ya cocok)," ujar Mbah Parmi di sela-sela memijat.
Parmi biasanya memijat pasiennya kurang lebih 2 jam lamanya, dan ia tak mematok tarif berapa rupiah sekali pijit. Baginya berapapun pemberian dari pasien ia terima dengan ikhlas.
Tapi rata-rata warga sekitar jika menggunakan jasa pijatnya memberikan imbalan Rp25 ribu hingga Rp30 ribu, dengan waktu pijat sekitar 2 jam lebih.
Dalam satu hari dirinya membatasi maksimal hanya menerima pijat 3 pasien. Sebab, memijat membutuhkan tenaga ekstra, diusianya yang tak lagi muda dirinya tidak sekuat dahulu. [top/mu]
Tag : parmi, pijat tradisional, pijat
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini