19:00 . Diduga Tak Netral, PMII Bojonegoro Minta Ketua Bawaslu Mundur   |   17:00 . Beredar Foto Ketua Bawaslu Bojonegoro Berkaos PDI-P, Benarkah?   |   16:00 . Kembangkan Potensi, PEP Sukowati Gelar Pelatihan Pengolahan Herbal   |   15:00 . 5 Tersangka Korupsi Mobil Siaga Bojonegoro Segera Disidang   |   06:00 . Gelar Muskab, Setyawan Mubayinan Kembali Terpilih Jadi Ketua Pengkab TI Bojonegoro   |   21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |   16:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z, Acara untuk Generasi Muda Bojonegoro   |   14:00 . Tim PkM Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan P5 dan PPRA di Lembaga Pendidikan   |   13:00 . Wujudkan Lansia Bermartabat, PD 'Aisyiyah Bojonegoro Gelar Lokakarya Kelanjutusiaan   |   12:00 . Tim KKN 44 UNUGIRI Observasi di Desa Grabagan   |   06:00 . Menilik Pasukan Kopi Rakyat Jelita Pada Kompetisi Nyethe Rokok Kenduri Cinta 2 Wahono-Nurul   |   21:00 . Barisan Muda Bangga Bojonegoro Siap Menangkan Wahono-Nurul   |   20:00 . Setyo Wahono ajak Ketum PP.Ansor, Addin Jauharudin Bermain Fun Badminton   |   19:00 . Empat Kades Terdakwa Korupsi Pembangunan Jalan di Bojonegoro Dituntut 5 Tahun Penjara   |  
Sat, 23 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Tak Punya Pasangan Hidup Bisa Tingkatkan Risiko Demensia 42 Persen

blokbojonegoro.com | Wednesday, 27 December 2017 07:00

Tak Punya Pasangan Hidup Bisa Tingkatkan Risiko Demensia 42 Persen

Reporter: -
 
blokBojonegoro.com - Selain mendatangkan kebahagiaan, memiliki pasangan atau menikah ternyata menurut sebuah studi juga berdampak positif bagi kesehatan.
 
Riset yang diterbitkan dalam Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry telah menemukan bahwa tidak memiliki pasangan sepanjang sisa hidup Anda dapat meningkatkan risiko demensia sebesar 42 persen dibandingkan mereka yang sudah menikah.
Wanita yang hidup menjanda juga memiliki risiko peningkatan demensia hingga 20 persen.
 
Para peneliti dari University College London meneliti temuan dari 15 penelitian terpisah, yang semuanya meneliti korelasi antara risiko demensia dan status perkawinan.
Dengan menggabungkan hasil dari 15 penelitian tersebut, para peneliti dapat menganalisis data dari lebih dari 800.000 orang di seluruh dunia.
 
Menurut Dr Laura Phipps yang sedang melakukan riset Alzheimer, ada banyak alasan mengapa menikah bisa mengakibatkan sejumlah manfaat kesehatan.
 
"Orang yang sudah menikah cenderung lebih mampu secara finansial, faktor yang terjalin erat dengan banyak aspek kesehatan kita," ucapnya.
 
Dr. Laura Phipps juga mengatakan bahwa pasangan hidup dapat membantu mendorong kebiasaan hidup sehat dan memberikan dukungan sosial yang penting.
 
Dr. Andrew Sommerlad, seorang psikiater di University College London sekaligus salah satu peneliti dalam riset tersebut, menjelaskan bagaimana menjalani gaya hidup sehat dapat berdampak langsung pada kesehatan mental Anda.
 
"Satu hal yang terjadi saat seseorang mengalami demensia adalah akumulasi kerusakan di dalam otak," kata Dr. Sommerlad.
 
Risiko demensia ini, menurut Dr Sommerlad, bisa dikurangi dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti olahraga dan diet sehat. Selain itu, mengobati masalah medis seperti diabetes juga bisa mengurangi risiko demensia.
 
"Kami juga berpikir bahwa mungkin untuk mengembangkan kapasitas otak, yang disebut cadangan kognitif, memungkinkan Anda menahan kerusakan di dalam otak lebih lama," ucap Dr Sommerlad.
 
Cara tersebut bisa ditingkatkan dengan mempertahankan keaktifan mental dan kehidupan sosial. Selain itu, meningkatkan pengetahuan juga bisa mengurangi risiko demensia.
 
Adanya pasangan yang merawat dan menemani kehidupan juga bisa memberikan kontribusi untuk meningkatkan kesehatan mental.
 
*Sumber: kompas.com

Tag : Pendidikan, kesehatan, asmara



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat