21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |   16:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z, Acara untuk Generasi Muda Bojonegoro   |   14:00 . Tim PkM Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan P5 dan PPRA di Lembaga Pendidikan   |   13:00 . Wujudkan Lansia Bermartabat, PD 'Aisyiyah Bojonegoro Gelar Lokakarya Kelanjutusiaan   |   12:00 . Tim KKN 44 UNUGIRI Observasi di Desa Grabagan   |   06:00 . Menilik Pasukan Kopi Rakyat Jelita Pada Kompetisi Nyethe Rokok Kenduri Cinta 2 Wahono-Nurul   |   21:00 . Barisan Muda Bangga Bojonegoro Siap Menangkan Wahono-Nurul   |   20:00 . Setyo Wahono ajak Ketum PP.Ansor, Addin Jauharudin Bermain Fun Badminton   |   19:00 . Empat Kades Terdakwa Korupsi Pembangunan Jalan di Bojonegoro Dituntut 5 Tahun Penjara   |   18:00 . Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, Dua Pembangunan Jalan di Bojonegoro Disidik Kejaksaan   |   17:00 . Judi Online Sebabkan 978 Pasangan di Bojonegoro Cerai   |   16:00 . Jumping Teknologi, Wenseslaus Manggut: Tantangan dan Peluang Industri Media Digital   |   15:00 . Suwarjono: Media Lokal saat ini Tidak Baik-baik Saja, Inilah Tantangan di Tengah Digitalisasi   |   14:00 . Wakil Wamen Komdigi Nezar Patria Lantik Pengurus AMSI Jatim 2024-2028   |  
Fri, 22 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Generasi 'Zaman Now' Telah Melupakan Kakek dan Neneknya

blokbojonegoro.com | Wednesday, 31 January 2018 07:00

Generasi 'Zaman Now' Telah Melupakan Kakek dan Neneknya

Reporter: -

blokBojonegoro.com -
Tahukah kamu, apa pekerjaan kakekmu waktu masih muda? Atau bagaimana ia bertemu dengan nenekmu? Beruntunglah bila kamu tahu dan mendengarnya langsung dari mereka.

Pasalnya, generasi muda sekarang mungkin tidak lagi punya waktu untuk mendengarkan cerita orang tua di masa lalu. Inilah yang membuat kakek dan nenek mereka menjadi generasi yang terlupakan.

Sebuah riset terhadap 1.000 anak berusia 5 sampai 18 tahun mengungkapkan bahwa hanya 21 persen dari mereka yang mengunjungi keluarga yang lebih tua untuk mendengar bagaimana perbedaan kehidupan mereka di masa lalu, seperti di mana mereka bekerja, bagaimana ia hidup dalam perang, dan bagaimana mereka menjalani kehidupannya.

Lebih dari separuh peserta dalam riset tersebut tidak tahu pekerjaan apa yang dilakukan kakek mereka sebelum pensiun, dan mereka juga mengakui bahwa mereka tidak pernah berpikir untuk menanyakannya.

Yang lebih parah lagi, satu dari 10 orang mengaku bahwa mereka sama sekali tidak tertarik dengan pekerjaan atau talenta serta minat kakek atau nenek mereka.

Bahkan, seperempat peserta dalam riset mengaku bahwa mereka tertarik mengunjungi kakek dan neneknya hanya untuk mencari uang saku.

Tapi, 23 persen peserta riset mengklaim bahwa alasan mereka tidak tahu apa-apa tentang keluarga yang lebih tua adalah karena mereka benar-benar tidak mendapat kesempatan untuk ngobrol bersama.

Geoff Bates, juru bicara McCarthy & Stone, sebuah perusahaan di Inggris yang mengelola rumah bagi para pesiunan, mengatakan bahwa generasi 'tua' tersebut telah menjalani kehidupan penuh dengan kisah-kisah heroik untuk diceritakan. Sayangnya, generasi masa kini tak tertarik dengan kisah mereka.

"Kami ingin menyampaikan prestasi menakjubkan para pensiunan ini yang dicapai seumur hidup mereka dan menyoroti kehidupan orang-orang tua yang sangat penuh warna," ucapnya.

"Kami memanggil orangtua dan anak-anak untuk berbicara dengan kakek dan nenek mereka, untuk mengetahui apa yang telah mereka lakukan dalam hidup mereka, dan ceritakan semuanya kepada kami sehingga kami dapat memberi mereka penghargaan yang pantas mereka dapatkan," tambahnya.

Periset menemukan bahwa meskipun 65 persen anak muda menengok kakek dan nenek mereka setiap minggu, 37 persen mengklaim ini hanya karena orangtua mereka menginginkannya.

Sementara itu, sebanyak 39 persen peserta riset mengaku bahwa mereka masih sering bercakap-cakap via telepon, facebook atau skype dengan kakek dan nenek mereka, setidaknya seminggu sekali.

Dan, sebanyak 16 persen mengaku bahwa mereka melakukan percakapan dengan kakek dan neneknya sekali dalam sehari.

Sayangnya, semua percakapan tersebut jarang difokuskan pada apa yang kakek dan nenek mereka lakukan di masa kini atau di masa lalu.

Empat dari 10 anak tidak tahu apa prestasi kakek dan nenek mereka, sementara 30 persen tidak mengetahui apakah kakek dan nenek mereka memiliki keahlian atau bakat khusus.

Sebanyak 42 persen peserta riset tidak pernah menghabiskan waktu untuk membicarakan sejarah kakek dan nenek mereka. Oleh karena itu, mereka juga tidak tahu apa yang nenek atau kakek mereka lakukan saat masih muda.

Mungkin karena kurangnya komunikasi dan rasa hormat ini, hanya 6 persen anak-anak yang mengatakan bahwa mereka memandang kakek dan nenek mereka sebagai teladan dan inspirasi.

Namun, semua peserta dalam riset sependapat bahwa kakek dan nenek mereka penyayang dan ramah.

Sementara 43 persen lainnya, menganggap kakek dan nenek mereka sebagai pribadi yang lucu - dengan 23 persen mengaku sering bersenang-senang dengan kakek dan neneknya daripada orangtua mereka sendiri.

Gloria Hunniford, seorang presenter televisi dan radio yang telah memiliki 10 cucu, berkata bahwa menjadi seorang kakek adalah hal yang menyenangkan karena dia adalah orang beruntung yang memiliki keluarga yang selalu mengajukan banyak pertanyaan, baik tentang masa lalu dan hal-hal yang dia lakukan sampai sekarang.

"Saya suka melihat reaksi mereka saat menceritakan masa muda saya. Sungguh menyenangkan membawa mereka bersama saya menyusuri kenangan dari waktu ke waktu," ucapnya.

Gloria Hunniford juga menyarankan agar generasi muda masa kini sering menengok kakek dan neneknya, serta menanyakan masa lalu mereka dan apa yang mereka dapatkan di masa muda mereka.

"Saya yakin mereka akan memiliki cerita yang menarik dan menginspirasi untuk diceritakan dan mereka akan senang bisa membagikannya dengan kamu. Dan, saya yakin kamu akan juga setuju bahwa mereka layak dinominasikan sebagai penerima penghargaan inspirasional," tambahnya.

*Sumber: kompas.com

Tag : pendidikan, kesehatan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat