19:00 . Diduga Tak Netral, PMII Bojonegoro Minta Ketua Bawaslu Mundur   |   17:00 . Beredar Foto Ketua Bawaslu Bojonegoro Berkaos PDI-P, Benarkah?   |   16:00 . Kembangkan Potensi, PEP Sukowati Gelar Pelatihan Pengolahan Herbal   |   15:00 . 5 Tersangka Korupsi Mobil Siaga Bojonegoro Segera Disidang   |   06:00 . Gelar Muskab, Setyawan Mubayinan Kembali Terpilih Jadi Ketua Pengkab TI Bojonegoro   |   21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |   16:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z, Acara untuk Generasi Muda Bojonegoro   |   14:00 . Tim PkM Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan P5 dan PPRA di Lembaga Pendidikan   |   13:00 . Wujudkan Lansia Bermartabat, PD 'Aisyiyah Bojonegoro Gelar Lokakarya Kelanjutusiaan   |   12:00 . Tim KKN 44 UNUGIRI Observasi di Desa Grabagan   |   06:00 . Menilik Pasukan Kopi Rakyat Jelita Pada Kompetisi Nyethe Rokok Kenduri Cinta 2 Wahono-Nurul   |   21:00 . Barisan Muda Bangga Bojonegoro Siap Menangkan Wahono-Nurul   |   20:00 . Setyo Wahono ajak Ketum PP.Ansor, Addin Jauharudin Bermain Fun Badminton   |   19:00 . Empat Kades Terdakwa Korupsi Pembangunan Jalan di Bojonegoro Dituntut 5 Tahun Penjara   |  
Sat, 23 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Suami Terbukti Selingkuh, Cerai atau Tidak?

blokbojonegoro.com | Saturday, 24 February 2018 07:00

Suami Terbukti Selingkuh, Cerai atau Tidak?

Reporter: -

blokBojonegoro.com - Di era digital seperti sekarang, rasanya tak sulit menemukan bukti kecurigaan kita jika pasangan berselingkuh. Walau punya bukti yang valid, memutuskan langkah selanjutnya tidaklah mudah.

Jika menuruti emosi, kebanyakan wanita ingin mengakhiri pernikahannya saat itu juga saat tahu suaminya berselingkuh. Namun, sikap reaktif sering kali menghasilkan keputusan yang tidak bijaksana.

Psikolog Irma Gustiana Andirani MPsi, mengatakan, sepahit apa pun kenyataannya, suami dan istri harus mencoba berkomunikasi kembali dan rekonsiliasi.

"Jangan bersifat reaktif. Marah boleh, tapi jangan reaktif. Cobalah untuk tenang dulu sebelum berbicara. Dengan bersikap tenang, sebenarnya kita sudah menang satu langkah untuk ngomong," ujar Irma.

Sikap reaktif dan impulsif karena dikuasai amarah biasanya akan berdampak pada banyak pihak, biasanya adalah anak.

Setelah tenang, pertimbangkan apakah apa yang akan dibicarakan akan membuat situasi lebih baik atau lebih buruk.

"Walau curiga selingkuh, jangan buru-buru melabrak. Kumpulkan dulu bukti-buktinya. Di era media sosial seperti sekarang sih enggak susah mencari buktinya," kata psikolog dari Lembaga Terapan Universitas Indonesia ini.

Dalam berkomunikasi, Irma menyarankan untuk menggunakan "I language", yaitu sudut pandang "saya".

"Misalnya kita bisa mengatakan, 'Saya tahu mas punya WIL, dan saya sangat sedih. Bukan langsung memojokkan dengan kata 'kamu begini atau begitu'," paparnya.

Proses komunikasi ini memang tidak mudah, tetapi sebagai pasangan kita wajib membuka dialog dan mencoba untuk kooperatif.

"Ajak suami untuk menyelesaikan masalah, dibicarakan maunya bagaimana. Kalau diteruskan seperti apa, kalau stuck bagaimana, atau mungkin lebih baik mundur dulu," kata Irma.

Jika setelah ngobrol tersebut tidak ditemukan kata sepakat, mungkin diperlukan pihak ketiga. Irma menyarankan untuk meminta bantuan konselor atau orang yang bisa memberikan pandangan obyektif.

"Sebaiknya jangan ke teman karena dia tidak akan obyektif. Pilih ke konselor atau kalau lebih percaya ahli agama, boleh juga," katanya.

Membicarakan persoalan keluarga ini kepada keluarga besar, menurut Irma, tidak selalu tepat. "Pertimbangkan dulu apakah masalah kita justru akan menambah beban keluarga atau tidak. Namun, kalau ada anggota keluarga yang bisa dipercaya dan membuat nyaman, silakan," ujarnya.

*Sumber: kompas.com

Tag : pendidikan, kesehatan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat