Belum Musim Berbuah, Harga Salak Wedi Naik
blokbojonegoro.com | Monday, 26 February 2018 19:00
Kontributor: Apriani
blokBojonegoro.com - Buah khas dari Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro yakni salak, kini tidak hanya bisa dinikmati langsung setelah dikupas, tetapi di tangan-tangan kreatif masyarakat Wedi, salak bisa diolah menjadi berbagai macam kuliner seperti kurma salak, dodol, madumongso, molen kering, kopi, dan sirup salak.
Namun di bulan ini para pembuat olahan salak Wedi sedang mengalami hambatan. Menurut Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Subkhan mengatakan, musim panen raya salak Wedi berada di Bulan Desember-Januari, sedangkan untuk saat ini sulit mendapatkan bahan baku untuk olahan salak, karena sekarang kebun salak sedang tidak berbuah.
"Sekarangkan kebun yang di sini belum berbuah, namun akan panen lagi di bulan Juni-Juli," tutur Pak Khan sapaan akrabnya.
Kemudian untuk mengatasi kelangkaan buah salak, ia biasanya membeli dari kebun tetangga yang masih berbuah, namun itupun belum dapat memenuhi jika ada banyak pesanan. Meski salak langka, dan ada salak pondoh, tapi ia tetap memilih salak Wedi sebagai bahan baku.
Hal itu dibenarkan oleh pedagang buah salak Wedi, Maysaroh, jika saat ini salak Wedi juga sedang langka, biasanya di meja tempat ia jualan berisi penuh dengan buah dengan kulit bersisik itu, tapi sekarang hanya ada beberapa keranjang saja.
"Sekarang harganya Rp10.000 per 10 biji salak, jika ada yang ambil 100 biji harganya Rp80.000," imbuhnya. [ani/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini