06:00 . Gelar Muskab, Setyawan Mubayinan Kembali Terpilih Jadi Ketua Pengkab TI Bojonegoro   |   21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |   16:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z, Acara untuk Generasi Muda Bojonegoro   |   14:00 . Tim PkM Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan P5 dan PPRA di Lembaga Pendidikan   |   13:00 . Wujudkan Lansia Bermartabat, PD 'Aisyiyah Bojonegoro Gelar Lokakarya Kelanjutusiaan   |   12:00 . Tim KKN 44 UNUGIRI Observasi di Desa Grabagan   |   06:00 . Menilik Pasukan Kopi Rakyat Jelita Pada Kompetisi Nyethe Rokok Kenduri Cinta 2 Wahono-Nurul   |   21:00 . Barisan Muda Bangga Bojonegoro Siap Menangkan Wahono-Nurul   |   20:00 . Setyo Wahono ajak Ketum PP.Ansor, Addin Jauharudin Bermain Fun Badminton   |   19:00 . Empat Kades Terdakwa Korupsi Pembangunan Jalan di Bojonegoro Dituntut 5 Tahun Penjara   |   18:00 . Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, Dua Pembangunan Jalan di Bojonegoro Disidik Kejaksaan   |   17:00 . Judi Online Sebabkan 978 Pasangan di Bojonegoro Cerai   |   16:00 . Jumping Teknologi, Wenseslaus Manggut: Tantangan dan Peluang Industri Media Digital   |   15:00 . Suwarjono: Media Lokal saat ini Tidak Baik-baik Saja, Inilah Tantangan di Tengah Digitalisasi   |  
Fri, 22 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Catatan Dahlan Iskan (8)

Lain Surabaya, Lain Bandung

blokbojonegoro.com | Thursday, 08 March 2018 21:00

Lain Surabaya, Lain Bandung

Oleh Dahlan Iskan *

Bila di Surabaya baru muncul Migo, di Bandung sebenarnya sudah lebih dulu ada Banopolis. Sama-sama persewaan sepeda, tapi sejarahnya berbeda.

Baca juga: [Dimanfaatkan Banyak Blog, inilah Website Pribadi Dahlan Iskan]

Banopolis sebenarnya sebuah singkatan: Bandung Metropolis. ‘’Artinya Bandung yang dikeren-kerenin biar seperti kota beneran,’’ kata Imam Wiratmaja, pegiat sepeda di Banopolis.

Banopolis berangkat dari gerakan para volunteer. Yang prihatin akan ruwetnya lalulintas. Dimotori Annurah Nurrewa. Biasa dipanggil Aso. Sejak ia masih kuliah di fakultas seni rupa ITB. Imam merupakan teman sepermainannya.
Aso berusaha mengelola Banopolis dengan serius. Saking seriusnya, sarjana desain itu sampai harus kuliah S2 jurusan transportasi.

‘’Aso ingin Banopolis bisa melayani publik dengan skala kota,’’ papar Imam.

Kegigihan Aso berbuah manis. Pemerintah Kota Bandung memberi dukungan penuh. Pemda membantu Banopolis dari sisi desain dan teknis. Konsep bikesharing pun terwujud.

Dari waktu ke waktu, Banopolis terus berkembang. Kian diterima masyarakat. Pada 2017, Bandung menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki sistem bikesharing. Hanya sistemnya masih sewa tradisional. Belum menggunakan App.

Sepedanya juga bertambah. Sekarang sudah 300 unit. Semuanya single speed. Onthel. Bukan sepeda listrik.

Tapi mengembangkan konsep Banopolis tidak semudah membalik telapak tangan. konsep shelter yang diadopsi saat ini menjadi kendala tersendiri.

Beruntung, pada saat yang sama muncul model bike sharing di Tiongkok. Yang tanpa stasiun. Dockless. ‘’Konsep ini kami ketahui dari artikel Pak Dahlan Iskan,’’ papar Imam.

Untuk menggunakan sepeda di Bandung, Banopolis menetapkan tarip yang sangat murah. Untuk 30 menit pertama gratis. Untuk 30 menit berikutnya Rp 4.000. Selanjutnya 30 menit ketiga bertarip Rp 8.000.

Setelah Bandung, Banopolis sekarang sedang menyiapkan proyek baru. Lokasinya di dalam kampus Universitas Indonesia. Banopolis akan menyiapkan 200 unit sepeda. Taripnya akan disesuaikan.

Proyek Banopolis rupanya menarik banyak pihak. Beberapa kepala daerah mengundang untuk berdiskusi. ‘’Dari situ kami tahu. Semua kota bermasalah dengan transportasi.’’

Banyaknya masalah transportasi di kota tentu sebuah peluang baru. Termasuk investor dari Tiongkok. Mereka sudah melirik potensi itu. Bahkan sudah ada yang membuat ujicoba.

Tapi sistem pengendali yang diberlakukan di Tiongkok sepertinya tak cocok dengan kultur Indonesia. Ini bisa menjadi masalah baru. Misalnya, di Tiongkok meminjam dan mengembalikan sepeda di mana saja itu aman-aman saja. Orangnya bisa diatur.

Bagaimana kalau model itu diterapkan di sini? Akan muncul masalah baru. Bisa saja penyewa mengembalikan sepeda seenaknya. Atau mengambilnya tanpa mengembalikannya.

Buat Banopolis, kehadiran investor Tiongkok yang membuka pesewaan sepeda di Indonesia dengan sistem App justru menjadi kabar gembira.

Sistem pos persewaan model Migo di Surabaya bisa dicopy. Akhirnya ada jalan keluar. Untuk Banopolis perlu satu volunteer lagi yang serius menciptakan sistem.

**) Dahlan Iskan adalah tokoh pers dan menteri BUMN 2011-2014

Tag : dahlan, iskan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat