06:00 . Gelar Muskab, Setyawan Mubayinan Kembali Terpilih Jadi Ketua Pengkab TI Bojonegoro   |   21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |   16:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z, Acara untuk Generasi Muda Bojonegoro   |   14:00 . Tim PkM Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan P5 dan PPRA di Lembaga Pendidikan   |   13:00 . Wujudkan Lansia Bermartabat, PD 'Aisyiyah Bojonegoro Gelar Lokakarya Kelanjutusiaan   |   12:00 . Tim KKN 44 UNUGIRI Observasi di Desa Grabagan   |   06:00 . Menilik Pasukan Kopi Rakyat Jelita Pada Kompetisi Nyethe Rokok Kenduri Cinta 2 Wahono-Nurul   |   21:00 . Barisan Muda Bangga Bojonegoro Siap Menangkan Wahono-Nurul   |   20:00 . Setyo Wahono ajak Ketum PP.Ansor, Addin Jauharudin Bermain Fun Badminton   |   19:00 . Empat Kades Terdakwa Korupsi Pembangunan Jalan di Bojonegoro Dituntut 5 Tahun Penjara   |   18:00 . Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, Dua Pembangunan Jalan di Bojonegoro Disidik Kejaksaan   |   17:00 . Judi Online Sebabkan 978 Pasangan di Bojonegoro Cerai   |   16:00 . Jumping Teknologi, Wenseslaus Manggut: Tantangan dan Peluang Industri Media Digital   |   15:00 . Suwarjono: Media Lokal saat ini Tidak Baik-baik Saja, Inilah Tantangan di Tengah Digitalisasi   |  
Fri, 22 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Blok Buku

Perjalanan Hati Seorang Lelaki

blokbojonegoro.com | Saturday, 09 June 2018 06:00

Perjalanan Hati Seorang Lelaki

Peresensi: Yayuk Ida Rahayu*
 
Tentang Penulis  Novel
 
Prof.Dr.Ayu Sutarto, M.A. Lahir di Pacitan pada tanggal 21 September 1994. Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas diselesaikan di kota kelahirannya tersebut. Pada tahun 1972 ia menyelesaikan sarjana mudanya (B.A.) di jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM Yogyakarta. Tahun 1975 diangkat menjadi asisten dosen pada jurusan Sastra Inggris Universitas Jember, dan gelar Kesarjanaanya (Drs) diperoleh di Universitas Ini. 
 
Tahun 1984 mengambil program S2 Kajian Wilayah Amerika Universitas Indonesia, dan lulus dengan predikat lulusan tercepat (1986). Tahun 1993 memperoleh beasiswa ILDEP untuk belajar dan riset di Universitas Leiden, Belanda. Sambil mengajar bahasa jawa di Universitas tersebut. Tahun 1997 berhasilmenyelesaikan program Doktornya di UI dengan predikat cum laude. 
 
Pada tahun ini pula hasil penelitiannya tentang orang Tengger menyabet juara pertama pemilihan naskah bidang humaniora 1997 yang diselenggarakan oleh PT.Balai Pustaka Jakarta. Karya – Karya tulis ini yang telah diterbitkan antara lain, The Legends of Madura (1985), Susirman: a Simple Man, A Great General (1986). Menulis puisi, cerpen, dan novel bukan sebuah kegiatan baru baginy. Novel yang berjudul Sejuta Duka Dalam Sejuta Rindudimuat bersambung salam mingguan Eksponen Yogyakarta. Tugas – tugas keluar negeri yang pernah diemban antara lain, delegasi Indonesia dalam sidang ASEAN: COCI on Publication on ASEAN Traditional Festivals di Hanoi. 
 
Sinopsis Novel 
 
Novel yang berjudul “ Perjalanan Hati Seorang Lelaki” ini menceritakan bahwa menjadi lelaki adalah makhluk yang tak pernah berhenti mencari. Bagi seorang lelaki perjalanan hati dan cintanya nyaris tak kenal lelah dan tak kenal menyerah. Pada usia berapapun lelaki ditakdirkan untuk masih dapat mengekspresikan cinta dan gelora asmaranya dengan prima. Kenyataan seperti itu konon sebuah anugerah yang harus di syukuri dan bukan sebuah peluang untuk menebar birahi. Hal ini yang dirasakan Bima usianya hampir setengah abad, telah dikecewakan dan ditinggalkan oleh dua orang perempuan yang sangat dicintai. Dan telah dua kali menduda, sebuah prestasi perkawinan terburuk dalam perjalanan hidupnya. Tiada pukulan batin yang paling menyakitkan kecuali dikhianati oleh orang yang paling dicintai, dan tiada duka yang paling dalam, kecuali ditinggal pergi selama-lamanya oleh orang yang telah memberi kebahagiaan. 
 
Bima menikah ketika usianya menjelang tiga puluh tahun, dia memperoleh pekerjaan sebagai seorang pengajar di sebuah Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta. Bima menikah dengan mahasiswinya sendiri, pada awalnya ia istrinya itu baik, sabar dan mau mengerti kemiskinan Bima. Tetapi kemudian ternyata istrinya tak tahan hidup sederhana bersama Bima. Karena merasa tidak memperoleh lelaki yang diimpikan: cerdas, terkenal, dan banyak duit. Saetelah lima tahun mengayuh bahtera rumah tangga dan memberi satu buah hati untuk Bima kemudian istrinya menuntut cerai. Dan Bima tak berdaya untuk menolaknya, meskipun sangat sakit bagi bima. Istrinya meninggalkan bima tanpa satu tetes pun penyesalan, dan si keccil dibawa istrinya. Bima telah kehilangan anak, istri dan cintanya, Yang paling memukul bima ketika istrinya berterus terang bahwa sebelum meminta cerai istrinya sudah lebih dari satu tahun berselingkuh dengan bekas pacarnya yang telah menduda dan mempunyai hotel terkenal di Yogya. 
 
Bima baru menikah lagi ketika usianya genap 40 tahun. Lima tahun ia menduda dan digunakan untuk sekolah. Ia mengambil program S2 di Universitas Indonesia, Jakarta. Istri keduanya adalah seorang gadis desa dari pulau jawa yaitu desa trenggalek. Nama istri keduanya Setyawati seorang sarjana sastra jawa dari Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada yang sangat pandai menabuh gamelan dan menyanyi jawa. Istri keduannya sangat setia, sabar dan mengebdi tulus kepada Bima. Tetapi Setyawati ternyata wanita yang berpenyakitan dan menderita kelainan jantung, tetapi Bima merawatnya dengan sabar. Dua tahun setelah menikah istri keduannya itu meninggal, ranjang yang biasa digunakan setiap hari adalah saksi bisu ketulusan cinta mereka berdua. Setelah kepergian istri keduannya ia meneruskan studi lagi di Jakarta, mengambil program S3 di Universitas Indonesia. Di kampus ini Bima menemukan kekasihnya dan sekaligus menjadi inspirasi baginya. Namanya Mega Saraswati mahasiswa Sastra Inggris semester enam. 
 
Pagi itu Bima dan Mega sedang nongkrong di kantin kampus untuk makan pagi. Mega bertanya kepada Bima kapan keberangkatannya ke Belanda. Mereka berdua saling berbincang. 
 
Berita kepergian Bima membuat dirinya merasa terbebani. Karena Mega khawatir dan cemburu. Mega tergolong mahasiswa yang sangat cantik dan penampilannya sederhana sehingga Bima sangat menyukainnya. Bola mata Mega bersinar surya seperti puisi yang belum pernah dibaca oleh Bima. Mega selalu membayangkan perpisahan karena ia sangat takut sekali dan membayangkan hari–harinya penuh dengan kesepian. Perpisahan itu bagian dari pertemuan apalagi hanya berpisah fisik tetapi hati mereka yakin tidak akan pernah terpisah. Matahari mulai terbenam mereka berdua berpisah setelah makan pagi. Sebulan sebelum keberangkatan ke Belanda Bima mengajak Mega ke Gunung Bromo, Jawa Timur. Karena ia ingin sekali melihat gunung berapi yang masih aktifdan dianggap sebagai gunung suci oleh masyarakat Tengger. Sampai di Bromo hari sudah gelap mereka berdua makan minum dan kemudian tidur, Pukul empat pagi mereka sudah bangun dan berjalan – jalan dalam cuaca yang sangat dingin, mereka menikmati matahari terbit dari balik gunung. Mereka berada di Tengger selama lima hari, begitu banyak kenangan manis yang di pahat dalam udaradingin di kawasan gunung itu. Meskipun mereka sering bepergian jauh dan berdua tapi mereka tidak pernah melakukan hal-hal yang senonoh, karena Bima sangat menghargai Mega. 
 
Mereka kembali ke Jakarta untuk melakukan rutinitas seperti biasanya, karena menuju Jakarta berarti menuju Tantangan hidup. Bagi Bima dia akan merasa benar hidup jika menang setelah menakhlukan Jakarta, macet, panas, debu yang harus dihadapi setiap hari. Mega Larasati adalah penyemangat baru bagi9 Bima. Keberangkatan Bima ke Belanda membuat Bima menjadi suka dengan dirinya karena akan gi international, tetapi tidak sukannya karena harus berpisah denggan wanita yang sangat ia cintai, yang menemani hari-harinya di kampus. Kepergian Bima ke Belanda makin dekat, dan wajah Mega makin murung. Bima berusah auntuk menghiburnya dengan menyanyikan sebuah lagu bahwa jika Tuhan menakdirkan dia menjadi istrinya, maka apapun yang terjadi tak akan ada yang dapat memisahkan mereka berdua. 
 
Besok sore Bima harus berangkat meninggalkan Tanah Air dengan pesawat KLM yang telah direncanakannya, dan malamnya Bima dan Mega akan menghabiskan waktu berdua di Taman Ismail Marzuki. Malam itu malam yang sangat mengesankan dan penuh kenangan begitu banyak perasaan yang terungkap baik lewat kata-kata, maupun pandangan mata dan sentuhan asmara. Perpisahan ini begitu berat bagi keduannya. Beberapa jam sebelum meninggalkan Indonesia Bima menelpon kedua orang tuannya dan teman dekatnya untuk meminta doa. Sore itu Mega mengantarkan Bima ke bandara, dengan membawa mobil milik orang tua Mega. Sampai di bandara Bima langsung Check-In dan Mega langsung pulang, Sebelum di tengah keramaian Bandara Soekarno-Hatta, Bima memberikan tanda perpisahan dengan mencium kening Mega lama sekali. Dan Mega memeluknya dengan kaliamat: I Love You so much and I’ll miss you. Dan Bima hanya menjawab dengan bisikan pendek: me too. 
 
Kelebihan Novel : 
1. Alur Ceritanya bagus dan menarik 
2. Bahasa yang digunakan juga mudah dimengerti dan difahami oleh pembaca
3. Novel ini membuat para pembaca berkesan betapa perihnya hidup yang
    dijalani Bima 
 
Kekurangan Novel : 
1. Sampulnya sedikit gelap meskipun warna tulisan judulnya sangat bagus  
    karena di  design Timbul. 
2. Banyak tulisan yang diulang – ulang sehingga membuat pembaca bingung
    dengan kalimat tersebut
3. Penggunaan tanda petik, koma, masih 
banyak salah tata letak.
 
Identitas Buku 
 
Penulis : Ayu Sutarto 
Editor : Ambar Hendyar
Cover : Ujang Prayana
Penerbit : Mamedia Buana Pustaka
Cetakan : Pertama Oktober 2008. Anggota Ikapi
Kota Terbit : Sidoarjo
Jumlah Halaman : viii + 152 hal
Tebal Buku : 18.5 cm 
ISBN : 978-602-8503-34-1
 
*Mahasiswa STIKes ICsada, anggota LPM V

Tag : Resensi, blok buku



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat