15:00 . Petugas Gabungan Uji Kelaikan Puluhan Bus di Terminal Bojonegoro, Satu Bus Ditilang   |   12:00 . 12 Hari Operasi Pekat, Polres Bojonegoro Ringkus 139 Tersangka   |   21:00 . Pastikan Keamanan Selama Lebaran, KAI Inspeksi 7 Stasiun di Bojonegoro   |   20:00 . BRI Info Lelang Tawarkan Rumah dan Tanah Dengan Harga Terjangkau   |   19:30 . 24 Ribu Pemudik Bakal Naik-Turun di Stasiun Bojonegoro Selama Arus Mudik Lebaran   |   19:00 . Cair! 12 Lembaga Negara di Bojonegoro Terima THR Senilai Rp11,7 Miliar   |   18:00 . 487 Pasangan Catin Malem Songo, Kecamatan Sumberrejo Paling Banyak   |   17:00 . Geger! Semburan Air Bergembung Diduga Campur Gas Muncul di Bojonegoro   |   16:00 . Bayar Token Listrik Sekarang Bisa Lewat BRImo   |   15:00 . Jelang Waktu Sahur, Balai Desa Ketileng Bojonegoro Ludes Terbakar   |   19:00 . Terekam CCTV, Dua Pria Curi Motor Milik Karyawan Alfamart Balen Bojonegoro   |   10:00 . Pekerja Migas di Lapangan Banyu Urip Santuni Ratusan Yatim di Bojonegoro   |   14:00 . BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Bojonegoro Terjadi 17-23 Maret: Potensi Banjir dan Longsor   |   13:00 . Penyulingan Minyak Tradisional di Bojonegoro Terbakar, Minyak Mentah 5 Ribu Liter Ludes   |   12:00 . Gaungkan UMKM Lokal, 117 Stand Meriahkan Gebyar Ramadhan Bojonegoro 2025   |  
Fri, 21 March 2025
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Kajian Islami (15)

Hukum Menelan Air Ludah Saat Puasa

blokbojonegoro.com | Thursday, 31 May 2018 17:00

Hukum Menelan Air Ludah Saat Puasa

Oleh: Ahmad Mundzir*
 
Tubuh manusia dibagi menjadi dua bagian. Bagian luar dan bagian dalam. Masing-masing mempunyai tempat dan klasifikasinya tersendiri. Seperti orang yang sedang melakukan shalat, misalnya. Batas tubuh orang shalat yang dianggap luar adalah yang berada di luar tenggorokan, tepatnya pada makhraj ‘ha’. Apabila ada orang shalat, di dalam mulutnya terdapat sisa makanan, belum sampai ditelan melampaui tengah tenggorokan, shalatnya orang yang seperti demikian tidak batal karena makanan masih pada batasan luar tubuh.
 
Berbeda dengan orang wudhu. Batas luar tubuh orang wudhu tidak sama dengan batas luarnya orang shalat. Orang wudhu, saat membasuh wajah, batas luarnya hanya terletak pada anggota badan yang tampak saja. Sehingga, di dalam mulut, bagi orang yang wudhu sudah dianggap bagian dalam.
 
Begitu pula orang yang puasa. Orang puasa, batasan luar dalamnya tubuh, secara dasar, mirip dengan orang shalat. Namun ada yang sedikit mirip dengan orang wudhu sebagaimana dalam masalah hukum air liur bagi orang yang puasa berikut ini. 
 
Sebelumnya, mari kita simak dahulu, bagaimana penjelasan Imam Nawawi tentang hukum menelan air liur itu sendiri?
 
ابتلاع الريق لا يفطر بالاجماع إذا كان على العادة لانه يعسر الاحتراز منه
 
 
Artinya: “Menelan air liur itu tidak membatalkan puasa sesuai kesepakan para ulama. Hal ini berlaku jika orang yang berpuasa tersebut memang biasa mengeluarkan air liur. Sebab susahnya memproteksi air liur untuk masuk kembali.” (Abi Zakriya Muhyiddin bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu’, Maktabah al-Irsyad, Jeddah, juz 6, halaman 341)
 
Air liur yang tidak membatalkan puasa ketika ditelan baik sengaja ataupun tidak ini mempunyai tiga syarat. Selama tiga syarat berikut terpenuhi, air liur yang kembali masuk ke tubuh, tidak membatalkan puasa.
 
Pertama, air liur harus murni. Artinya tidak boleh ada benda lain yang merubah warna air liur itu sendiri. Seperti penjahit yang memasukkan benang ke dalam mulut. Kemudian pewarna benang tersebut ada yang mengontaminasi warna air liur sehingga tidak kembali putih atau bening. Maka hal itu membatalkan puasa. 
 
Atau pula ada orang yang air liurnya terkontaminasi oleh darah sebab luka pada gusi kemudian tertelan, juga membatalkan puasa.
 
Kedua, air liur yang masuk ke tubuh adalah air liur yang keluar dari tubuhnya sendiri dan tidak keluar dari batas ma’fu, yaitu bibir bagian luar. 
 
Di sinilah terdapat sedikit kemiripan antara batas dhahir wudhu dan shalat yang terjadi pada bab puasa. Jadi, air liur yang sudah keluar dari tenggorokan–yang semula dianggap sudah bagian luar- namun karena hajat, selama tidak melewati bibir luar, tidak membatalkan puasa. 
 
Ketiga, dalam menelan liur secara wajar sebagaimana adat umumnya. 
 
Apabila ada orang yang dengan sengaja mengumpulkan air liurnya sampai terkumpul banyak, baru kemudian ditelan dalam kondisi banyak tersebut, apakah membatalkan puasa? 
 
Ada dua pendapat yang sama-sama masyhur. Namun paling shahih adalah tidak batal. Sedangkan jika memang tidak sengaja, kemudian terkumpul banyak, para ulama sepakat, tidak membatalkan puasa tanpa ada perbedaan pendapat.
 
Kesimpulannya, air liur tidak membatalkan puasa selama memenuhi tiga kriteria di atas. Wallahu a’lam.
 
*Penulis keislaman www.nu.or.id
Ilustrasi: 123rf.com

Tag : Kajian, islami



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat