21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |   16:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z, Acara untuk Generasi Muda Bojonegoro   |   14:00 . Tim PkM Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan P5 dan PPRA di Lembaga Pendidikan   |   13:00 . Wujudkan Lansia Bermartabat, PD 'Aisyiyah Bojonegoro Gelar Lokakarya Kelanjutusiaan   |   12:00 . Tim KKN 44 UNUGIRI Observasi di Desa Grabagan   |   06:00 . Menilik Pasukan Kopi Rakyat Jelita Pada Kompetisi Nyethe Rokok Kenduri Cinta 2 Wahono-Nurul   |   21:00 . Barisan Muda Bangga Bojonegoro Siap Menangkan Wahono-Nurul   |   20:00 . Setyo Wahono ajak Ketum PP.Ansor, Addin Jauharudin Bermain Fun Badminton   |   19:00 . Empat Kades Terdakwa Korupsi Pembangunan Jalan di Bojonegoro Dituntut 5 Tahun Penjara   |   18:00 . Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, Dua Pembangunan Jalan di Bojonegoro Disidik Kejaksaan   |   17:00 . Judi Online Sebabkan 978 Pasangan di Bojonegoro Cerai   |   16:00 . Jumping Teknologi, Wenseslaus Manggut: Tantangan dan Peluang Industri Media Digital   |   15:00 . Suwarjono: Media Lokal saat ini Tidak Baik-baik Saja, Inilah Tantangan di Tengah Digitalisasi   |   14:00 . Wakil Wamen Komdigi Nezar Patria Lantik Pengurus AMSI Jatim 2024-2028   |  
Fri, 22 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Selain Jadi Kurma, Salak Juga Bisa Jadi Olahan Lain

blokbojonegoro.com | Saturday, 16 June 2018 21:00

Selain Jadi Kurma, Salak Juga Bisa Jadi Olahan Lain

Reporter: Muhammad Qomarudin

blokBojonegoro.com - Selain mengandung vitamin C, Buah Salak ternyata bisa di olah menjadi produk-produk yang sangat menarik dan lezat untuk diminati.

Di tangan Fatimah (47), perempuan asal Desa Wedi Kecamatan Kapas ini mampu merubah buah salak menjadi sesuatu hal yang baru, diantaranya Sirup, Dodol, Selai, Kopi, Nastar dan Kurma.

Bermula dari lomba dengan mengambil tema produk 'Desa Unggulan', Fatimah sempat bingung untuk mencari potensi desa yang dipakai ikut lomba. Kemudian dengan melimpahnya Salak Wedi yang berada di desa tersebut, Fatimah berfikir mencari referensi di internet.

Alhasil setelah berusaha mencari ia menemukan bahwa buah salak bisa dijadikan berbagai macam olahan. Kemudian dari awal pertama kali pembuatan hingga sampai sekarang hasil dari usahanya tersebut ternyata diminati oleh masyarakat sekitar, baik dari Bojonegoro sendiri maupun luar daerah, seperti Kabupaten Lamongan maupun Sidoarjo.

"Saya juga beberapa bulan sekali mengirim ke toko modern di Bojonegoro, bahkan tidak satu tempat saja," terang perempuan yang akrab disapa Fatim itu.

Untuk membuat Kurma salak, pertama-tama salak harus dikupas terlebih dahulu dan dibersihkan daru kulit arinya. Kemudian di rendam dengan air kapur selama 3 jam, lalu dibersihkan kembali. Tak berhenti di situ saja, setelah itu salak direbus selam 3 jam sampai berubah kecoklatan dengan gula.

"Setelah menyusut lalu dijemur selama 2 hari, kalau musim hujan saya memakai alternatif menggunakan oven," ujar perempuan dua anak ini.

Bahkan semua organ dari buah salak bisa digunakan, seperti isi salak yang biasanya dibuang ternyata bisa digunakan menjadi bubuk kopi dengan cara disangrai. Sedangkan untuk air yang yang dipakai untuk pembuatan salak kurma, bisa dijadikan sirup salak.

Dalam satu hari perempuan 47 tahun tersebut  mampu memproduksi salak sampai 500 biji. Salak tersebut ia dapat dari masyarakat yang banyak mempunyai pohon salak dengan cara membelinya dengan harga Rp20 ribu sampai Rp30 ribu setiap seratus biji salak. Namun, pada hari biasa atau ketika bukan musim puncak panen ia mengurangi produksi.

"Buah salak itu mempunyai puncak produksi pada bulan 7, tetapi setiap bulan pohon salak selalu berbuah tetapi tidak sebanyak pada bulan Juli," lanjutnya kepada blokBojonegoro.com.

Dengan hasil olahanya tersebut Fatim membandrolnya dengan harga yang tidak sama, tergantung jenis olahan seperti satu toples kurma salak dengan harga Rp30 ribu, sedangkan untuk perkilogramnya Fatim menjualnya Rp60 ribu. Untuk kopi dengan sachet kecil dijual dengan harga Rp10 ribu, Nastar Rp20 ribu dan Selai Rp5.000.

Untuk kendala sendiri, Fatim mengungkapkan, terletak pada kondisi cuaca yang tidak bersahabat dan juga ketika tidak musim panen. Sebab, ketika tidak musim panen produksinya menjadi menyusut. Namun, sebenarnya ia bisa menyiasati dengan mencari salak dari luar Bojonegoro.

"Tetapi saya tidak mencari dari luar Bojonegoro, karena saya berniat untuk menggali dan memnfaatkan potensi desa yang ada," tutupnya. [din/mu]

Tag : salah, buah salak, salak bojonegoro



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat