Suro, 42 Orang Ikut Ruwatan Massal di Kahyangan Api
blokbojonegoro.com | Tuesday, 11 September 2018 20:00
Reporter: Sutopo
blokBojonegoro.com - Bulan Suro atau Muharram bagi orang Jawa termasuk bulan yang disakralkan. Salah satunya adalah untuk tirakat dan menggeler ruwatan agar dijauhkan dari bala.
Sebagian besar masyarakat Jawa masih meyakini bahwa ada hari tertentu, dan keadaan manusia itu yang membawa hal baik dan buruk. Untuk hal baik tidak dirisaukan namun hal buruk itu yang harus diantisipasi. Salah satunya dengan mengikuti prosesi ruwatan sebagai bentuk ikhtiar.
Seperti hari ini sebanyak 42 peserta ruwatan massal atau sukerto mengikuti prosesi acara yang digelar oleh Dinas Pariwisata dan kebudayaan Pemkab Bojonegoro. Acara yang berlangsung di Pendopo Wisata Kahyangan Api, Selasa (11/9/2018) bertepatan dengan Tahun Baru Hijriyah 1440.
Turut hadir dalam acara itu Asisten I Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Djoko Lukito.
Prosesi ruwatan ini diawali dengan acara sungkeman kepada masing-masing keluarga yang menjadi peserta sukerto.
Yang dilanjut pertunjukan wayang murwokolo dengan dalang Ki Saeomo Sabdo Carito Dari Kecamatan Ngasem. Seusai gelaran wayang dilanjutkan pembacaan ritual, pemotongan rambut, basuh muka, penarikan kupat luar.
"Yang mengandung arti bahwa ini membebaskan peserta dari bala, kesialan dan lain sebagainya," bebernya.
Salah seorang peserta ruwatan yang ditemui, Seger dari Kecamatan Kasiman menjelaskan bahwa dirinya bersama keluarga mengikuti ruwatan karena anak keduanya lahir pada hari Selasa Kliwon.
Menurut orang tuanya bahwa Tiron Selasa Kliwon itu termasuk weton atau kelahiran yang keramat karena hari yang keramat. Seger beserta istri menuturkan bahwa dengan mengikuti ruwatan ini sang anak akan jauh dari marabahaya atau sengkolo.
Kebanyakan dari keluarga yang mengikuti ruwatan adalah sebagai bentuk usaha agar keluarga mereka selamat, jauh dari bahaya dan senantiasa diberikan pertolongan oleh Tuhan YME.
Dia, menuturkan dengan mengikuti massal ini biaya lebih murah, per keluarga Rp400.000 dan untuk per orang yang mengikuti Ruwatan dikenakan biaya Rp50.000.
Ini jauh lebih ekonomis dibanding menggelar Ruwatan sendiri. Asisten I Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Djoko Lukito menjelaskan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi salah satu agenda wisata yang akan meningkatkan geliat sektor wisata di Bojonegoro.
Budaya di beberapa daerah dikembangkan menjadi salah satu daya tarik kunjungan baik wisatawan,lokasl, domestik maupun mancanegara dengan kemasan etnik dan original budaya atau kearifan lokal. [top/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini