Kontributor: Maulina Alfiyana
blokBojonegoro.com – Aksi nekat yang dilakukan Krisnawan, warga Desa Balungdowo, Kecamatan Kapohbaru, Kabupaten Bojonegoro yang memanjat tiang bendera saat upacara Hari Santri Nasional (HSN) 2018 kemarin, tak seheboh apresiasi untuk Yohanes Ande Kala (13) bocah asal Desa Silawan, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Seperti diketahui, Yohanes atau disapa Joni aksinya viral di media sosial. Tiang bendera setinggi 23 meter itu dipanjatnya dengan berani. Tanpa alat bantu apa pun, tanpa alas kaki.
“Ya beda banget apresiasinya terhadap Joni dan pemanjat sekelas upacara di kecamatan kemarin,” kata salah satu warga Kecamatan Kanor yang ikut upacara kemarin, Ghofur.
Walaupun begitu, dalam waktu dekat pihak Kecamatan Kanor tetap akan memberikan apresiasi. Hal itu disampaikan Plt. Camat Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Masirin, kepada blokBojonegoro.com, Selasa (23/10/2018).
Pihaknya berterima kasih kepada penjaga sound system atas bantuan dan desikasinya yang memanjat tiang bendera. Sehingga pelaksanaan pengibaran bendera saat upacara HSN 2018 bisa dilanjutkan kembali.
“Ucapan terima kasih pasti ada, karena kemarin belum sempat. Sebab, setelah upacara langsung digelar istigosah. Mungkin nanti di momentum tertentu akan kita undangan yang bersangkutan,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Senin (22/10/2018) jika prosesi pengibaran bendara seperti kebanyakan upacara. Dengan khas ala santri yakni bersarung, tim pengibar melangkahkan kaki tegap menuju ke tiang bendera. Saat bendera mulai ditarik itulah, simpul tali yang tertaut di bender lepas, sehingg tali tertarik ke atas.
Untung saja, ada petugas penjaga sound yang sigap dan langsung memanjat tiang hingga beberapa meter. Dengan santai, ia mengambil tali yang terlepas untuk diberikan ke pengibar. Prosesi dilanjutkan sampai bendera di pucuk atas tiang. [lin/mu]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published