Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

ILC, Bahasa dan Kesantunan Kita

blokbojonegoro.com | Monday, 10 December 2018 12:00

ILC, Bahasa dan Kesantunan Kita

Oleh: Abdul Ghoni Asror

Bahasa memiliki arti yang sangat penting dalam dunia politik. Bahasa menjadi media yang ampuh untuk menanamkan ideologi, merebut atau mendapatkan, serta mempertahankan kekuasaan.. Pada hakikatnya Setiap teks selalu terkandung ideologi. Bahasa tidak dapat dipandang sebagai entitas yang netral, tetapi memiliki ideologi yang membawa muatan kekuasaan. Ideologi dan kekuasaan tercermin dalam pemakaian kosakata, kalimat, dan struktur wacana. Bahasa sebagai sebuah teks adalah satu sistem tanda tergorganisir yang merefleksikan sikap, keyakinan dan nilai-nilai tertentu. Maksim merupakan petuah atau kesepakatan yang menuntun percakapan. Penutur dan petutur diharapkan dapat bertutur dengan baik sesuai dengan pemahaman terhadap penerapan prinsip kesantunan. Oleh karena itu, Prinsip kesantunan sangat penting untuk menjalin komunikasi yang lancar dan tanpa menyakiti perasaan orang lain.

Menurut Kamus Besar Indonesia, kesantunan merupakan kehalusan dan baik. Kita juga menerapkan kesantunan dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya kesantunan dalam berbahasa. Adapun terdapat dua konsep kesantunan berkaitan dengan aspek bahasa, yaitu kesantunan tampak pada pilihan kata, nada, intonasi, dan struktur kalimatnya. Aspek yang kedua terdapat pada tingkah laku, yaitu kesantunan dapat dilihat pada ekspresi, sikap, dan gerak-gerik tubuh lainnya. Strategi berbahasa santun yang pertama adalah skala untung rugi. Tuturan yang merugikan penutur ditandai dengan penggunaan kata-kata yang membesarkan mitra tutur atau memuji orang lain dan tuturan yang menguntungkn penutur ditandai oleh penggunaan kata-kata yang menempatkan status mitra tutur berbeda dalam posisi lemah. Terdapat tujuh kesantunan dalam berbahasa, yaitu maksim kerendahhatian, maksim pertimbangan, maksim simpati, maksim kedermawanan, maksim pujian, dam maksim persetujuan. Yang ketiga ada skala pilihan, yaitu makin banyak pilihan keputusan yang diberikan penutur kepada mitra tutur, dianggap semakin santun basahanya. Yang keempat adalah skala tidak langsung, yaitu semakin tidak langsung suatu maksud disampaikan, semakin tidak santun. Yang terakhir adalah skala keakraban, yaitu semakin akrab mitra tutur, semakin kasar bahasanya. Sikap dan tindak tutur yang bisa timbul kesan tidak santun: (a) Penutur menyampaikan kritik secara langsung, (b) Penutur didorong emosi, (c) Penutur menyampaikan tuduhan dan kecurigaan, (d) Penutur protektif terhadap pendapatnya, (e) Penutur memojokkan mitra tutur sehingga tidak berdaya.

 Pada tahun 2018 ini saya melakukakan penelitian dengan mengambil obyek acara ILC (Indoneisa lawyers Club) Episode Setelah Ahok Minta Maaf. Tujuan dalam penelitian tersebut antara lain menguak dan menjelaskan wujud dan tujuan Penyimpangan Maksim kesantunan pada tayangan dengan menggunakan teori maksim kesantunan Geofery Leech.

Hasil yang saya temukan dalam penelitian ini bahasa yang dipakai dalam perdebatan yang biasa disaksikan masyarakat pada acara ILC (Indoneisa lawyers Club) Episode Setelah Ahok Minta Maaf menunjukkan bahwa maksim yang paling banyak disimpangkan adalah maksim penghargaan, kebijaksanaan dan kedermawanan. Indikator yang paling banyak disimpangkan pada makasim penghargaan narasumber menggunakan tuturan langsung dalam berpendapat, menyanggah, dan memberikan kritikan. Sementara pada maksim kebijaksanaan dan kedermawanan, indikator yang paling banyak dilanggar yakni narasumber menolak pendapat narasumber lain tidak dengan kata maaf.

Hasil lain pada skala kesantunan mengacu pada kategori strategi kesantunan yang ditinjau dari tingkat kesantunan rendah, sedang dan baik. Ditemukan tingkat kesantunan rendah yang amat tinggi dengan prosentase data 47% sedangkan tingkat kesantunan sedang 23% dan tingkat kesantunan tinggi 30%. Diantara faktor ketidaksantunan yang ditemukan dalam acara Indonesia Lawyers Club di TVOne, yaitu (1) Penutur menyampaikan kritik secara langsung dengan kata kasar, (2) Penutur didorong rasa emosi ketika bertutur, (3) Penutur protektif terhadap pendapatnya, (4) Penutur sengaja menuduh lawan tutur, (5) Penutur sengaja ingin memojokkan mitra tutur dalam bertutur.

Perlu kita sadari bahwa kesantunan berbahasa merupakan faktor yang penting ada dalam diri kita. Moral dan emosi seseorang dapat dilihat dari kesantunan berbahasanya.  Menggunakan bahasa yang santun membuat kita dapat mengendalikan emosi, sehingga tentu dapat meningkatkan moral dalam diri kita. Dengan menggunakan bahasa yang santun kita juga akan lebih mudah untuk menyelesaikan suatu masalah. Sedangkan menggunakan bahasa yang tidak santun atau kasar malah dapat  memperbesar masalah kecil yang sebenarnya sederhana.

Oleh karena itu, hara kesantunan berbahasa penting untuk diterapkan sejak dini agar tertanam dan mengakar dalam diri kita. Untuk mewujudkannya, diperlukan lingkungan keluarga yang baik. Dengan didikan dalam keluarga yang diberikan sejak dini, seorang anak akan memiliki fondasi yang kuat sehingga tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan luar. Bahkan didikan dari sekolah tidak akan berpengaruh apabila keluarga di rumah tidak  mencerminkan hal yang sama, atau dalam konteks ini, yaitu kesantunan dalam berbahasa. Dengan diberi contoh dan kemudian dibenarkan ketika salah, tentu kita dapat belajar untuk menjadi pribadi yang lebih santun dalam berbicara. Sehingga pada akhirnya, kesantunan berbahasa dapat menjadi budaya, setidaknya di sekitar kita.

*Dosen Prodi PBI IKIP BOJONEGORO

 

Tag : ILC, OPINI, kolom



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini