Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Seminar Problematika Petani Hutan

Perhutani Sebut Penjarahan Hutan Saat Chaos, Begini Menurut AGRA

blokbojonegoro.com | Monday, 10 December 2018 16:30

Perhutani Sebut Penjarahan Hutan Saat Chaos, Begini Menurut AGRA

Kontributor: Candra Kurniawan

blokBojonegoro.com - Kerusakan pada hutan, paling terlihat saat terjadi penjarahan pada masa reformasi. Wakil Administratur Perhutani KPH Bojonegoro, Slamet Juwanto, menilai kondisi saat itu Bumi Pertiwi sedang dilanda musibah krisis moneter dan segala permasalahan negara.

"Kondisinya chaos atau kacau saat itu. Seperti halnya musibah di Palu beberapa waktu lalu. Ketika terjadi penjarahan, siapa yang bisa disalahkan," kata Slamet Juwanto.

[Baca juga: Perhutani: Tanaman Buah Boleh, Asalkan... ]

Di kesempatan penyampaian materi, Dewan Pimpinan Pusat Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) Indonesia wilayah Jawa Tengah, Lukito menanggapi pernyataan dari Slamet Juwanto. Menurut pria asal Desa Temulus, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora itu, menyebutnya justru adalah panen raya.

"Bagi para rakyat, itu adalah panen raya. Karena puncak dari semua beban dan derita masyarakat petani hutan bersamaan dengan momentum itu," papar Lukito.

Sejarah penggarapan lahan hutan sendiri, kata Lukito sudah dimulai sejak zaman kerajaan. Di mana masyarakat bebas untuk mengolah lahan di hutan. Selanjutnya muncul para penjajah mulai dari Belanda, Inggris dan Jepang yang mulai melakukan tapal batas. Artinya pembatasan penggarapan lahan hutan. Regulasi-regulasi terus muncul hingga pergolakan politik tahun 1965, orde baru, era reformasi, bahkan hingga nawa cita yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo saat ini.

"Yang menanam pohon itu petani. Mana ada Perhutani berpeluh dan berpanasan di lahan untuk menanam pohon. Dulu petani menawarkan 75 persen bagi petani dan 25 persen untuk Perhutani tapi ditolak. Namun, pada masa Pak SBY, polanya justru dirubah. Petani hanya mendapat 25 persen saja," ucap Lukito menjelaskan.

Dirinya berharap ada regulasi yang bisa memberikan manfaat lebih bagi para petani hutan, sehingga rakyat menjadi makmur.  [can/ito]

Tag : seminar, hutan, bojonegoro



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini