Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Unik, 380 Warga Desa Ini Tandur Bareng Diiringi Musik Tradisional

blokbojonegoro.com | Saturday, 29 December 2018 13:00

Unik, 380 Warga Desa Ini Tandur Bareng Diiringi Musik Tradisional

Kontributor: Abdul Rokim

blokBojonegoro.com - Bercocok tanam merupakan rutinitas warga desa yang menggantungkan hidupnya dengan bertani, tak terkecuali di Desa Mojodelik Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro.

Uniknya, saat menanam padi "Tandur" yang dilakukan oleh warga setempat, ada 380 warga dari 8 dusun terlibat dalam tandur bersama di sawah bengkok Kepala Desa (Kades). Sehari sebelumnya sudah dilakukan cabut benih padi (Ndaut) yang dilakukan oleh 170 orang.

Bengkok yang memiliki luas 7 Hektar tersebut setiap tahun selalu dilakukan kegiatan serupa, selain Tandur bersama kegiatan tersebut juga didatangkan seni tradisional yaitu Karawitan.

"Sudah menjadi tradisi turun temurun, untuk seni Karawitan kita datangkan dari lokal," ungkap Sekretaris Desa (Sekdes) Parlin Wibowo.

Selain untuk melestarikan budaya dan adat istiadat desa, hal tersebut juga untuk memupuk rasa gotong royong yang semakin hari makin luntur.

"Senang rasanya melihat warga, kompak dalam melakukan kegiatan ini," ucap Kades Mojodelik, Yuntik Rahayu.

Yuntik berharap agar kegiatan tersebut dapat dilakukan terus menerus, selain menjadi tradisi hal tersebut dapat menjadi wisata desa.

"Semoga selalu terjaga tradisi yang selama ini telah dibangun," harapnya. [im/mu]

tandur-bareng-1

Tag : tandur, tradisi tandur, budaya, tradisi



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini