Penyebab Berat Badan Tetap Naik Meski Rajin Olahraga
blokbojonegoro.com | Monday, 07 January 2019 07:00
Reporter: -
blokBojonegoro.com - Menurunkan berat badan adalah hal yang sulit dilakukan bagi sebagian orang. Walau sudah melakukan perubahan pola makan dan olahraga ketat namun berat ideal seringkali tak kunjung tercapai.
Kenaikan berat badan semakin bikin frustrasi ketika kita tidak menginginkannya, apalagi jika kita sudah menerapkan pola hidup sehat.
Namun, ingatlah bahwa kenaikan berat badan pada orang yang rajin olahraga bisa saja terjadi karena adanya penambahan massa otot. Sebab, otot sebetulnya lebih berat daripada lemak.
Ada pula sejumlah alasan lainnya yang mungkin menjadi penyebab berat badan seseorang tetap naik meski sudah rajin berolahraga.
Berikut 10 penyebabnya, seperti dilansir dari Insider:
1. Tidak makan sehat
Dr. John P. Salerno, pendiri pusat manajemen penurunan berat badan The Salerno Center menjelaskan, penurunan berat badan diawali dengan pola makan sehat.
Namun, menambah olahraga rutin akan meningkatkan angka harapan hidup dan kualitas hidup. Keduanya penting dan perlu dijalankan secara beriringan.
"Artinya, kamu tidak bisa hanya berolahraga tapi pola makannya jelek, atau sebaliknya. Kamu harus menggabungkan dua komponen itu sebagai satu kesatuan," kata Dr.Palerno.
Masalahnya, tak sedikit orang yang sudah berolahraga berpikir mereka bisa bebas makan makanan tidak sehat dan tetap akan menurunkan berat badan.
Palerno menilai pandangan tersebut salah besar.
2. Tidak makan cerdas
Pola makan sehat tidak hanya tentang memakan makanan sehat, namun kita harus pandai memilih jenisnya. Meski makanan atau minuman yang kita konsumsi tidak berkalori tinggi, namun kita tentu tidak mau juga jika mereka "jahat" bagi tubuh.
Sebab, makanan atau minuman itu akan membuat kita cenderung lebih mudah lapar atau haus.
Kepala pelatih gizi dan co-founder NYC Health and Nutrition Irina Popa-Erwin menjelaskan, menghitung kalori tidak selalu menjadi solusi terbaik untuk menurunkan berat badan.
Hal terpenting yang harus diperhatikan dari makanan yang seimbang adalah angka protein yang sesuai dengan kebutuhan harian.
"Protein adalah nutrisi untuk mendukung otot kita," kata Popa-Erwin.
Metabolisme membantu otot kita membakar lemak. Namun pada kondisi penuaan tubuh kita tidak menyerap protein dalam jumlah yang sama atau kita tidak makan jumlah protein yang dibutuhkan, otot tidak memiliki bahan bakar untuk membakar lemak.
Pada saat itulah metabolisme melambat dan ketika metabolisme melambat, tubuh akan mulai menggemuk dan terisi lemak kembali. Itulah mengapa kita sulit menurunkan berat badan meski sering berolahraga.
3. Makan terlalu banyak
Jumlah makanan yang dikonsumsi juga berpengaruh terhadap kenaikan berat badan. Apalagi, Dr.Salerno menambahkan, olahraga juga akan meningkatkan rasa lapar.
Karenanya orang yang rutin berolahraga cenderung makan lebih banyak daripada seharusnya, ketika mereka berolahraga.
"Bukan untuk membuat orang enggan berolahraga. Olahraga penting, tapi kebiasaan ini bisa menjadi masalah," ujarnya.
Jadi, penting untuk melihat kebiasaan makanmu dan mencari tahu apakah pola makanmu sudah berlebihan atau masih wajar. Atau bisa jadi kamu justru menahan tidak makan dalam waktu lama sehingga kamu cenderung makan berlebihan ketika waktu makan tiba.
4. Tidak cermat pada "cheat day"
Jika kamu secara hati-hati menghitung kalori dan makan cerdas sepanjang minggu, tak menutup kemungkinan kamu akan makan lebih atau bahkan makan lebih banyak makanan cepat saji di akhir pekan.
Popa-Erwin mengingatkan, kebiasaan tersebut bisa merusak usaha penurunan berat badanmu. Terutama jika sudah menjadi kebiasaan mingguan.
"Misalnya, berat badanmu turun 2kg, akhir pekan datang dan kamu melakukan kebiasaan itu lagi, berat badanmu kembali, lalu prosesnya diulangi lagi hingga akhir pekan tiba. Banyak orang yang seperti itu," kata dia.
5. Hormon tidak seimbang
Menurut Dr. Salerno, sekitar 80 persen atau lebih pasiennya memiliki ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan kenaikan berat badan ekstra antara 4,5kg hingga 13,6kg (10-30 pon).
Ketika berat badan sebetulnya mulai turun, tubuh cenderung menolaknya karena metabolisme tubuh yang melambat atau tiroid yang melambat.
Dr.Salerno menjelaskan, tiroid adalah kelenjar utama yang mengatur fungsi metabolisme atau mengatur kalori agar membakar lemak.
Jika kelenjar tiroid tidak berfungsi, tubuh akan lebih sedikit membakar lemak.
Olahraga tetap menjadi cara untuk mengontrol hormon. Cara lainnya adalah mengurangi stres, pola tidur yang baik dan pola makan yang baik pula. Terutama menghindari makanan bertepung yang diubah menjadi gula.
Makanan seperti ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan menyebabkan berat badan naik.
6. Menua
Metabolisme tubuh akan melambat seiring bertambahnya usia dan kita juga akan mulai kehilangan massa otot. Jadi, pola olahraga yang biasa kamu lakukan bisa saja tidak memberi pengaruh yang sama ketika kamu menua.
Sebab, ada sejumlah enzim yang tidak diproduksi tubuh dalam jumlah yang sama.
Itulah mengapa ketika kamu menua, dokter sering menganjurkan untuk mengkonsumsi vitamin. Hal itu dikarenakan tubuh sudah tidak memproduksi vitamin-vitamin tersebut dalam jumlah yang sama.
7. Stres
Stres adalah salah satu faktor paling umum yang membuat berat badan seseorang meningkat. Popa-Erwin menjelaskan, hal ini terjadi terutama pada wanita.
Ketika level stres meningkat, hormon kortisol muncul. Ketika tubuh memproduksi kortisol, sistem pencernaan akan sedikit meradang dan mulai menyimpan lemak.
"Untuk wanita, jika level stres meningkat tinggi, mereka bisa berolahraga dan menurunkan berat badan sekitar 3,6kg hingga 5,4kg. Setelah itu berhenti. Karena itu, mengontrol hormon stres sangatlah penting," kata Popa-Erwin.
8. Faktor genetis
Ketika kamu sulit menurunkan berat badan padahal sudah berolahraga cukup rutin, bisa jadi penyebabnya adalah faktor genetis terhadap metabolisme atau insulin.
"Insulin dan glukosa benar-benar merupakan komponen genetik. Jadi, faktor genetik bisa sangat menentukan kemampuan seseorang menurunkan berat badan," kata Dr.Salerno.
Namun, kamu bisa mengatasi masalah ini. Hanya saja, kamu perlu bekerja lebih keras sehingga memaksimalkan kerja kelenjar tiroid dan hormon-hormon lainnya.
9. Obat-obatan
Beberapa obat-obatan bisa menyebabkan kenaikan berat badan sebagai efek samping.
Menurut WebMD, obat-obatan yang bisa berkontribusi terhadap kenaikan berat badan adalah obat depresi, mood stabilizer, obat diabetes, kortikosteroid, obat pencegah kejang dan migrain, beta blocker, hingga obat alergi.
Direktur Weight Management Program di NYU Langone Health, Holly Lofton, MD menjelaskan, ada obat-obat yang bisa menjadi alternatif agar tidak memengaruhi berat badan. Jadi, cobalah mengkonsultasikan masalahmu dengan dokter.
10. Kondisi medis
Bisa jadi hal yang membuatmu sulit turun berat badan adalah kondisi medis yang dialami tubuhmu.
Salah satu yang umum terjadi pada wanita adalah ispolycystic ovarian syndrome (PCOS). PSOS adalah kondisi yang disebabkan karena ketidakseimbangan hormon reproduksi yang menyebabkan kemandulan.
Cedera otak juga bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Cedera pada bagian hipotalamus adalah yang paling rentan, sebab bagian tersebut merupakan titik pusat nafsu makan yang tersimpan pada otak.
Namun, obat-obat tertentu bisa mengatur rasa lapar bagi sebagian orang dan bisa mencegah kenaikan berat badan yang lebih parah.
Sumber: https://lifestyle.kompas.com/read/2019/01/03/171700020/
penyebab-berat-badan-tetap-naik-meski-rajin-olahraga
Tag : gemuk, badan, olahraga, sehat
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini