Fri, 22 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Sugeng Bahagijo Go DPR RI

Siapkan Strategi Entaskan Pengangguran

blokbojonegoro.com | Tuesday, 15 January 2019 08:00

Siapkan Strategi Entaskan Pengangguran

Reporter: M. Safuan

blokBojonegoro.com - Persoalan angkatan kerja di Indonesia, utamaya di Kabupaten Bojonegoro-Tuban belum bisa diacungi jempol sepenuhnya. Pasalnya sesuai data Badan Pusat Statistik, 66 persen angkatan kerja Indonesia hanya memiliki latar belakang pendidikan SMP hingga SD ke bawah. Padahal memasuki era revolusi industri 4.0, keahlian buruh dan angkatan kerja harus ditingkatkan.

"Persoalan lapangan kerja bentuk nyata 'negara hadir'. Lapangan kerja adalah kepentingan nasional kita, karena sangat penting masa kini dan masa depan Indonesia," kata Sugeng Bahagijo kepada blokBojonegoro.com, Selasa (15/1/2019) pagi.

Kang Sugeng yang juga calon Legislatif (caleg) DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur IX (Bojonegoro-Tuban) menilai negara ini masih kekurangan tenaga kerja terampil. Belum lagi ada ketidakcocokan antara materi pelajaran di sekolah dengan kondisi nyata dunia kerja di era industri ke empat. "Untuk itu solusinya jelas kita harus menambah volume vokasi dan pemagangan," ungkap aktivis kelahiran asli Tuban, 4 April 1967 ini.

Sebab menjadi negara maju diterangkan Kang Sugeng, Indonesia masih kekurangan 58 juta tenaga terlatih bersertifikat. Lantaran itu, Indonesia harus melahirkan sekitar 2 juta tenaga terlatih bersertifikat tiap tahun. Agar mencapai target itu, Kang Sugeng menyebut, Indonesia sudah punya modal fiskal yang cukup baik yaitu anggaran pendidikan yang mencapai 20 persen dari APBN. Sehingga tinggal political will-nya saja.

"Pemerintah harus menggenjot upaya peningkatan keahlian agar angkatan kerja Indonesia memiliki setidaknya satu keahlian bersertifikat. Caranya pemerintah bisa melakukan sendiri atau berkolaborasi dengan industri," terang Direktur Eksekutif International NGO Forum for Indonesia (Infid).

Disebutkan Kang Sugeng, pemerintah sebenarnya sudah melakukan hal serupa untuk warga dengan tingkat pendidikan tinggi yakni lewat beasiswa LPDP. Tetapi yang diperlukan saat ini upaya serupa dengan sasaran angkatan kerja dengan pendidikan minim atau tidak punya keahlian atau pendidikan.

"Saat ini kita untuk pendidikan tinggi punya LPDP yang bagus. Tetapi untuk (angkatan kerja) 60 persen di bawah SMA apakah ada? tidak ada. Jadi kita perlu LPDP tapi khusus vokasi, untuk bekerja, untuk profesi, tenaga kerja terampil," jelas Kang Sugeng selaku direktur organisasi non-pemerintah yang bergerak dalam bidang pembangunan di Indonesia.

Soal angkatan kerja di Bojonegoro, permasalahan angkatan kerja selama ini masih minimnya investasi dari pemerintah untuk angkatan kerja di daerah. Misalnya bursa kerja yang dilaksanakan belum menyerap tenaga kerja secara maksimal, dan minimnya alokasi anggaran.

"Belum adanya peraturan daerah (Perda) tentang tenaga kerja yang isinya memberi dukungan optimum untuk kesempatan kerja maupun pelatihan kerja. Seharusnya daerah seperti Pemkab Bojonegoro, bisa memperkuat Disperinaker agar bisa menjangkau dan melayani lebih banyak pencari kerja," imbuh Kang Sugeng.

Pasalnya dari sekitar 500 Kabupaten-Kota di Indonesia, setidaknya sedikit yang memiliki Perda Tenaga Kerja. Padahal secara sosial dan politik ini mata rantai utama selain dukungan pada infrastruktur dan UMKM. Seharusnya pemerintah juga hadir meningkatkan keterampilan mereka yang sudah bekerja. "Ada tiga investasi angkatan kerja yang harus diperhatikan, yakni memiliki jaminan sosial tenaga kerja, meningkatkan keterampilan kerja melalui pelatihan dan sertifikasi, dan mengembangkan keterampilan itu sendiri," paparnya.

Ditandaskan Kang Sugeng, bahwa perlu ada perubahan kebijakan dari kurang hadir menjadi hadir, dari inpasif menjadi aktif, dan dari tidak ada perhatian menjadi perhatian penuh. Sebenarnya Kota Ledre berada di posisi khusus, sebab ada industri minyak dan gas bumi yakni Lapangan Banyuurip, Blok Cepu, yang dioperatori ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan yang lainnya.

"Dengan begitu kolaborasi, koneksi dengan operator migas di Bojonegoro itu tinggal selangkah lagi. Ditopang kalau adanya payung hukum soal tenaga kerja," pungkas lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) jurusan Filsafat. [saf/ito]

Tag : strategi, entas, kemiskina, bojonegoro, sugeng, Bahagijo



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.