Memilih Benih Padi yang Cocok Untuk 'Wali'an'
blokbojonegoro.com | Friday, 08 March 2019 21:00
Oleh: Iskak Riyanto, SP*
blokBojonegoro.com - Tanaman padi di Musim Hujan (MH) di Bojonegoro sebagian sudah memasuki panen. Di beberapa kawasan ada juga yang baru berumur sekitar 65 Hari Setelah Tanam (HST). Bagi yang belum panen, saat ini adalah saat yang tepat dilakukan petani memilih dan menyiapkan benih yang cocok untuk Wali'an atau Musim Kemarau (MK), kususnya sawah tadah hujan. Setidaknya ada dua (2) hal yang harus diperhatikan untuk memilihya agar padi bisa tumbuh dan hasil panen tetap maksimal, yaitu:
Memilih benih padi yang berumur pendek atau genjah. Ini berhubungan dengan ketersedian air saat padi melangsungkan kehidupanya. Padi sangat butuh air saat proses peranakan dan pengisian butir. Juga berhubungan erat dengan sawah dengan pola tanam padi-padi-palawija (kedele). Awal bulan Juni sebaiknya tanam kedele sudah selesai.
2. Memilih benih padi yang tahan atau toleren kekeringan. Ini berhubungan erat dengan karakter varietas padi yang tetap tumbuh maksimal walau kekurangan air.
Kementerian Pertanian lewat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balibangtan) sudah sudah banyak merakit varietas padi yang didesain tahan atau toleran kekeringan sekaligus tahan genangan yang disebut varietas amfibi. Keunggulan lain berumur genjah, rasa nasi pulen, dan produktifitas tinggi. Varietas-varietas itu diantaranya adalah:
1. Situ Bagendit, rata-rata hasil 5,5 ton/ha gkg, potensi hasil 6,0 ton/ha gkg.
2. Towuti, rata rata hasil 6,0 ton/ha gkg, potensi hasil 7,0 ton/ha gkg.
3. Inpari 10 Laeya, rata-rata hasil 5,08 ton/ha gkg, potensi hasil 7,0 ton/ha gkg.
4. Inpari 38 Tadah Hujan Agritan, rata-rata hasil 5,71 ton/ha gkp, potensi hasil 8,16 ton/ha gkg.
5. Inpari 39 Tadah Hujan Agritan, rata-rata hasil 5,89 ton/ha gkg, potensi hasil 8,45 ton/ha gkg.
6. Inpari 40 Tadah Hujan Agritan, rata-rata hasil 5,79 ton/ha gkg, potensi hasil 9,60 ton/ha gkg.
7. Inpari 41 Tadah Hujan Agritan, rata-rata hasil 5,57 ton/ha gkg, potensi hasil 7,83 ton/ha gkg.
8. Inpari 42 Agritan GSR,rata rata hasil 7,11 ton/ha gkg, potensi hasil 10,58 ton/ha gkg
9. Inpari 43 Agritan GSR,rata-rata hasil 6,96 ton/ha gkg, potensi hasil 9,02 ton/ha gkg.
Khusus Inpari 42 dan 43 Agritan GSR lebih istimewa lagi, selain varietas amfibi juga ada nama tambahan GSR yang kepanjanganya Green Super Rice. Green artinya kemampuan memberikan daya hasil tinggi miskipun kondisi input usaha tani yang rendah. Kedua varietas ini bisa mengurangi input pemberian pestisida, pupuk kimia, dan air. Hasil lebih tinggi lagi dimungkinkan dengan pemberian kondisi lingkungan yang lebih optimal bagi tanaman. Diharapkan juga dapat mengatasi masalah akibat perubahan iklim global. Sedang Super diartikan kemampuan memberikan hasil panen yang tinggi.
Dari sembilan (9) varietas diatas memang belum semua benihnya ada di Bojonegoro. Tetapi kedepan tidak mustahil juga akan tersedia di sini. Sedang Situ Bagendit, Towuti, Inpari 42 Agritan GSR sudah menjadi varietas eksistensi yang menyebar di penjuru Bojonegoro.
Setelah memilih benih yang pas, tehnis budidaya yang sesuai dengan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi harus juga diperhatikan. Olah tanah sempurna, pemberian pupuk organik yang maksimal agar tanah kembali subur, karena setelah satu (1) musim unsur hara terkuras terserap tanaman. Selain itu pupuk organik juga mempunyai peranan yang sangat penting untuk mengikat air. Satu (1) gram Bahan Organik (BO) mampu mengikat air sebanyak empat (4) mililiter dalam tanah, sehingga lahan awet basah.
Saat wali'an tanah sawah juga menjadi asem-asemen atau nyeren yang menyebabkan pertumbuhan tanaman padi terganggu. Ini disebabkan unsur hara tidak bisa diserap tanaman dengan sempurna. Untuk mengatasi hal ini diperlukan pemberian kapur pertanian (dolomit) untuk menetralkan PH tanah.
Lalu bagaimana dengan varietas eksistensi seperti Ciherang, Inpari 30, Inpari 32, Inpari 33, Mekongga, IR64 dan lain-lain apa bisa dan cocok ditanam saat wali'an seperti selama ini. Jawabnya bisa dan cocok-cocok saja, asal persediaan air mencukupi untuk kelangsungan hidupnya.
*gkg: gabah kering giling.
*Penulis adalah PPL Disperta Bojonegoro.
Jangan Lupa Subcribe blokBojonegoroTV
Tag : tanam, walikan, musim, kemarau
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini