Inovatif, Sulap Buah Salak Jadi Varian Kuliner
blokbojonegoro.com | Monday, 10 August 2020 17:00
Kontributor: Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Salak pondoh, salak madu, salak condet hingga salak bali, tentu anda sangat familiar dengan nama-nama salak tersebut, bukan?
Buah ini mudah sekali kita dapati baik dari penjual pick up pinggir jalan, pasar tradisional hingga supermarket.
Di Bojonegoro dikenal ada desa sentra salak, yakni Desa Wedi, Kecamatan Kapas. Masyarakat di desa ini tidak hanya membudidayakan salak, tapi juga berinovasi dengan menjadikannya berbagai varian kuliner. Bahkan, salak juga diracik menjadi ramuan obat herbal tradisional.
Salah satu pembudidaya salak, Retno Wulandari, atau akrab disapa mbak Wulan mengaku telah tiga tahun berkecimpung pada pemanfaatan salak menjadi kuliner hingga ramuan herbal.
Buah salak disulap menjadi asinan salak, madu mongso salak, roll cake salak, cookies salak, kurma salak, brownies salak hingga ramuan herbal dari biji salak.
"Ide ini awalnya bermula dari saking banyaknya kebun salak di sekitar Wedi, apabila hanya menunggu musim panen pastinya lama. Jadi berinisiatif produksi kuliner hingga herbal dari bahan dasar salak, usaha ini sudah berjalan dari tahun 2017. Variannya dari asinan, kurma salak hingga herbal untuk obat darah tinggi," jelas Mbak Wulan.
Wulan menambahkan, untuk setiap produk kuliner dan herbal dari olahan salak yang dijual harganya pun bervariasi mulai harga Rp5.000 hingga Rp20.000.
"Untuk penjualan produk kulinernya tidak semuanya bersifat ready atau tersedia setiap saat. Terlebih lagi kurma sebab terkendala musiman, dan untuk pemilihan salaknya pun harus sesuai kualitas," ujarnya.
Sedangkan untuk brownies serta roll cake untuk pemesanan menggunakan sistem pre order atau pesan satu hari sebelumnya, karena makanan basah. Sementara produk kuliner seperti asinan maupun herbal lain tersedia kapan pun konsumen inginkan.
Ibu dari tiga anak ini mengaku, ia memproduksi kuliner dan herbal tradisional dari bahan dasar salak ini tidak serta merta hanya untuk keuntungan pribadi saja.
"Tiga tahun ini saya tidak hanya fokus produksi mamin dari bahan baku salak saja, tetapi suatu ketika pernah ada puluhan komunitas dan instansi yang turut bergabung untuk berbagi ilmu di tempat saya. Dengan harapan ilmu ini bisa ditoreh semua kalangan," pungkasnya. [liz/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini