Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Lawan Corona Tak Sebatas Jargon Belaka

blokbojonegoro.com | Saturday, 19 September 2020 08:00

Lawan Corona Tak Sebatas Jargon Belaka

Oleh: Lelia Suretdawati*

blokBojonegoro.com - Persebaran virus corona atau yang sering disebut dengan Covid-19 dari hari ke hari semakin menghawatirkan. Jika melihat data update setiap harinya, hampir semua negara di dunia menunjukkan grafik peningkatan jumlah orang yang terpapar virus ini, bahkan angka kematian akibat virus ini di berbagai negara juga semakin meningkat. Bagaimana dengan Indonesia? Keadaan yang tidak jauh berbeda juga dialami oleh Indonesia. Setiap hari, pemerintah selalu memberikan kabar terbaru kepada masyarakat terkait perkembangan dan persebaran covid-19 melalui juru bicara satuan gugus percepatan penanganan virus corona, dan masyarakat Indonesia juga dibuat resah dengan rantai perebaran virus ini yang sangat cepat.

Berdasarkan data per hari Jum’at 18 September 2020 hingga pukul 15.47 WIB, jumlah masyarakat Indonesia yang terkena dampak virus ini mencapai 236.519 orang terkonfirmasi positif, 9.336 orang meninggal, dan 170.774 orang dinyatakan sembuh. (www.covid19.go.id). Virus ini telah menyebar dan menjadi pandemi Internasional. Atas dasar persamaan nasib, persamaan permasalahan yang dihadapi, serta beberapa kepentingan bersama, maka negara-negara diseluruh dunia saat ini bahu membahu untuk melawan virus ini dan berupaya untuk menghentikan persebarannya hingga muncul semboyan dunia bersatu melawan corona.


Melihat potensi persebarannya yang sangat cepat, akibat yang ditimbulkan, serta dampaknya bagi kesehatan masyarakat maka pemerintah Indonesia juga mengambil tindakan dan reaksi cepat untuk berupaya menghentikan persebaran virus ini. Beberapa wujud nyata upaya pemerintah adalah dengan membentuk gugus tugas percepatan penenganan virus corona yang khusus bertugas untuk mencegah, memutus, dan menghentikan persebaran covid-19 di Indonesia. Selain itu pemerintah juga  menyiapkan beberapa rumah sakit darurat khusus untuk merawat pasien yang terpapar virus corona. Pemerintah juga menganggarkan dana yang tidak sedikit, setidaknya sekitar 677,2 triliun Rupiah dialokasikan khusus oleh pemerintah untuk menangani masalah virus corona di Indonesia, bahkan pemerintah juga bekerjasama dan berkoordinasi pemerintah daerah untuk menerapkan aturan pembatasan-pembatasan sosial (social distancing) dan pembatasan kontak fisik (physical distancing) bagi masyarakat dengan menyesuaikan kondisi dan perkembangan di masing-masing daerah. Selain itu untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk memerangi wabah ini, pemerintah juga mengeluarkan beberapa slogan maupun semboyan untuk selalu mengingatkan masyarakat agar senantiasa berupaya membantu pemerintah untuk memerangi dan mencegah persebaran virus corona. Sehingga tidak mengherankan jika dalam rentang waktu dua hingga tiga pekan ini kita sering membaca dan mendengar semboyan dengan hastag #Indonesiabersatumelawancorona, atau #Bersamakitamelawancorona. Slogan ini sering kali muncul dan kerap menghiasi berbagai media baik itu media cetak, media elektronik, termasuk beberapa media sosial.

Semua cara telah dilakukan pemerintah, akan tetapi mengapa grafik persebaran corona di Indonesia dari hari ke hari semakin menunjukkan tren meningkat? Jawabnya adalah ada beberapa hal mendasar yang membuat semua upaya pemerintah untuk memerangi corona belum membuahkan hasil maksimal.

Pertama, rendahnya kedisiplian dan kesadaran masyarakat masih menjadi kendala tersendiri dalam upaya memerangi wabah corona di Indonesia. Sebagai salah satu contoh kita masih sering melihat bahwa himbauan pemerintah untuk menerapkan pembatasan sosial sering kali diabaikan oleh masyarakat. Beberapa waktu lalu penulis masih melihat sekelompok anak muda yang justru terlihat asyik nongkrong di cafe atau kedai-kedai kopi ditengah himbauan sosial distancing dan physical distancing dan jelas apa yang mereka lakukan ini sangat rentan bagi persebaran virus covid-19. Sebagai catatan, selama penerapan sosial distancing ini, Polri telah membubarkan 10.873 kerumunan masyarakat. Fenomena lain yang masih menunjukkan indikasi rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia adalah munculnya tren mudik lebih awal. Beberapa waktu yang lalu muncul pemberitaan di media bahwa para pekerja di Jakarta ramai-ramai memilih pulang ke kampung halaman atau mudik dengan berbagai alasan, mulai dari motif ekonomi hingga tepat kerja mereka yang  menghentikan sementara aktivitas kerja. Padahal pemerintah jelas-jelas menghimbau agar warga jangan ada yang pulang dulu ke daerah asal sebelum wabah corona ini benar-benar telah berakhir. Hal ini membuat pemerintah kesulitan untuk melokalisir persebaran virus corona dan apa yang mereka lakukan ini sangat beresiko untuk memperluas persebaran virus corona;

Ke dua, kurang transparannya pemerintah dalam menyampaikan data terkait pesien positif, PDP, dan ODP. Memang setiap saat pemerintah selalu mengupdate data pasien terdampak corona di Indonesia, akan tetapi data yang disampaikan hanya sebatas kuantitas atau jumlah pasien positif, meninggal dan sembuh tanpa memperjelas identitas pasien tersebut. Di Korea Selatan, pasien positif Covid-19 datanya akan segera dishare oleh pemerintah secara detail mulai nama, alamat, usia, riwayat perjalanan, tempat-tempat yang pernah disinggahi hingga dengan siapa pasien berinteraksi akan tergambar  datanya dengan sangat jelas, sehingga masyarakat bisa menjadikan ini sebagai acuan dan warning dalam melaksanakan aktivitas termasuk mereka juga akan lebih berhati-hati dan menghindari hal-hal yang dinilai beresiko atau rentan  penularan virus corona.

Beberapa hal di atas adalah merupakan contoh kecil tindakan yang menunjukkan masih kurangnya kedisiplinan dan kesadaran masyarakat untuk membantu pemerintah memerangi wabah corona di Indonesia dan seharusya pemerintah juga memfasilitasi informasi tentang persebaran virus ini secara lebih detail kepada masyarakat sehingga ada kerjasama yang sinergis antara pemerintah dengan masyarakat dalam rangka memutus persebaran virus corona.

Sekarang, mari kita evaluasi diri kita masing-masing apakah selama ini yang kita lakukan sudah sesuai dengan anjuran pemerintah atau belum, karena pada dasarnya sekeras apapun upaya pemerintah tanpa dukungan dan kesadaran masyarakat tentu saja hasilnya akan kurang maksimal. Mulai saat ini mari kita tanamkan mindset bahwa sebagai warga negara yang baik, mari kita  terus dukung upaya pemerintah untuk memerangi wabah corona di Indonesia. Bisa kita mulai dengan mengikuti dan mentaati semua anjuran pemerintah dari hal terkecil seperti anjuran memakai masker, cuci tangan dengan sabun, jangan berkumpul dan berkerumun di tempat-tempat umum, jangan keluar rumah kecuali untuk  urusan yang sangat mendesak dan lain-lain. Dengan begitu, kita berharap bahwa upaya pemerintah untuk memberantas dan memerangi virus corona bisa membuahkan hasil maksimal dan upaya untuk melawan virus corona bukan hanya sebatas jargon atau semboyan belaka. Terakhir, kita semua berharap dan selalu berdoa agar wabah virus corona (covid-19) bisa segera berakhir sehingga kita semua bisa menjalankan aktivitas dan kehidupan normal seperti sedia kala.

*Penulis adalah Guru SMA Negeri 1 Gondang, Bojonegoro

Tag : corona, virus, bojonegoro, update



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini